Terpapar (12)
Terpapar (12)
Zhen Xiaoya melihat kondisi tubuh anaknya yang semakin membaik, hubungan anaknya dengan Xu Zijin juga semakin kokoh, apalagi anaknya yang semakin tegas dan dewasa. Sebagai orang tua, Zhen Xiaoya tentu saja sangat senang.
"Tentu saja. Kalau ada teman laki-laki, aku pasti akan membawa Zhining bersamaku, kemudian memamerkan kemesraan kami agar mereka cemburu!" Xu Zijin berkata sambil menjulurkan lidah, kemudian ia pun tertawa.
"Lihatlah anak-anak muda ini, apa yang mereka lakukan sepanjang hari?" Li Hongrui tertawa, "Sejak memiliki anak perempuan ini, setiap hari ada saja yang berisik di samping telingaku, berisik sekali."
"Memiliki kesempatan mendengar anak berisik itu rezeki. Coba kamu lihat rumahku, Zhining dan ayahnya itu sama-sama pendiam. Aku mau mencari orang untuk curhat saja tidak ada, kedepannya pasti akan sangat ramai karena ada Zijin."
Li Hongrui dan Zhen Xiaoya mengobril di sepanjang perjalanan, Xu Zijin yang duduk di belakang juga menanggapi mereka dengan senyuman senang. Namun perlahan, senyuman Xu Zijin mulai memudar sampai akhirnya lenyap.
Xu Zijin menundukkan kepalanya, ia melihat ke ponselnya yang sudah setel menjadi silent mode. Di atas layar ponsel masih ada nomor telepon asing yang terus muncul, jelas-jelas orang tadi masih menelponnya.
Xu Zijin melihat layar ponselnya dengan tatapan dingin, jari tangannya menyapu layarnya dan menolak panggilan tersebut. Kemudian ia langsung mengambil ponselnya dan mengirim sebuah pesan, "Aku sekarang tidak bisa menerima telepon, kita cari tempat sepi untuk bertemu."
Nomor asing itu membaca pesan Xu Zijin, beberapa saat kemudian ia pun membalas, "Baik, kita bertemu di lantai satu mall XX, bagaimana?"
Mall XX ini adalah sejenis tempat bisnis ritel. Di lantai satu bawah tanahnya ada supermarket, sedangkan atasnya adalah pusat perbelanjaan. Tentu saja, bukan pusat perbelanjaan mewah yang sering dikunjungi Xu Zijin, tetapi hanya pusat perbelanjaan yang menjual merek yang lebih dikenal masyarakat. Singkatnya, di mata Xu Zijin hanya ada satu kata, yaitu kuno!
Xu Zijin memutar matanya, perutnya langsung terasa mual. Pilihan yang benar-benar tidak berkelas! Memang benar kata-kata yang menyebutkan bahwa, orang tidak berkelas akan mengunjungi tempat yang sama tidak berkelasnya.
Xu Zijin segera mengirimkan beberapa kata, "Jalan Huamaotian, toko kue Hei Tian'e, dua jam lagi."
Setelah mengirim pesan tersebut, Xu Zijin sendiri juga merasa sangat jijik. Kalau bukan demi mengalahkan Gu Qingqing, ia mana mungkin mencari bantuan pada orang seperti ini?
Setelah itu, orang itu baru membalas, "Baik!" bahkan menggunakan kata seru, bisa dilihat bahwa orang itu sangat emosional.
Setelah mematikan layar ponselnya, Xu Zijin langsung membalikkan layar ponselnya dengan geram, ia bahkan malas mau melihat kata yang muncul di atas layarnya itu.
Setelah Xu Zijin selesai mengirim pesan, Nie Zhining yang duduk di samping pun bertanya, "Kamu sedang ngobrol dengan siapa?"
Nie Zhining tidak melihat siapa orang yang bertukar pesan dengan kepada Xu Zijin, ia hanya melihat Xu Zijin yang duduk di sampingnya mengerutkan kening seperti sedang sangat kesal. Tidak seperti sedang merencanakan acara liburan bersama temannya.
"Tadi bukannya sudah aku bilang, sama teman … teman perempuanku." Xu Zijin menoleh, kali ini tetap penuh dengan senyuman, bahkan berkata dengan manja pada Li Hongrui, "Ibu, nanti aku mau keluar sama teman perempuanku ini di Hei Tian'e, mau sekalian kubelikan kuenya?"
"Kamu benar-benar pergi dengan teman perempuan, kan? Sudah pernah main ke rumah belum? Ibu pernah melihatnya belum? Seharusnya Ibu tahu teman-temanmu. Atau sebaiknya Nie Zhining ikut denganmu saja, bagaimana? Kalian pergi sama-sama."
Li Hongrui menggenggam tangan Xu Zijin sambil tersenyum lebar. Xu Zijin menggoyangkan tangannya sambil mengatakan, "Tidak perlu, temanku itu sangat cantik. Aku takut nanti Zhining malah berpaling saat melihat temanku itu!"