Kisah Istri Bayaran

Hadiah (26)



Hadiah (26)

1Dari luar ruangan Leng Sicheng terdengar suara Xu Zijin, "Kenapa tidak boleh masuk? Aku adalah pemegang saham keluarga Xu, kakakku juga mau melihat konten iklan, aku sedang membantunya melihat konten itu."     

Sekretaris Cheng masih ingin menghalangi Xu Zijin, namun Xu Zijin langsung mendorongnya ke samping dan mengetuk pintu, "Kak Sicheng, Kak."     

Ketika Xu Zijin masih ingin mengetuk untuk kedua kalinya, pintu sudah terbuka dari dalam. Leng Sicheng keluar dari ruangannya, wajanya tampak dingin.     

Xu Zijin pun segera mendekatinya, "Kak Sicheng, Kak!" Xu Zijin bergegas ke samping Xu Zipei, melihat Xu Zipei mengambil jam tangan, ia pun bertanya dengan kaget, "Wah, Kak, dari mana kamu mendapatkan jam tangan ini? Jam tangan ini produk terbatas, hanya ada sembilan puluh sembilan buah di seluruh dunia, aku mau mendapatkannya saja tidak bisa dapat!"     

Xu Zipei yang sedang membawa jam tangan merasa sedikit canggung, "Bukan aku yang beli."     

"Bukan kamu yang beli?" Xu Zijin terlihat kebingungan, "Sponsor? Aku ingat kamu tidak menandatangani kontrak iklan dengan Vacheron Constantin. Jangan-jangan .…"      

Tatapan Xu Zijin beralih ke kertas kado di belakang Xu Zipei, "Jangan-jangan Kak Sicheng yang memberikannya padamu? Wah, jam tangan ini sepertinya seri spesial yang dibuat setelah hari Valentine, dengan slogan 'Untuk yang terkasih' ya? Itu .…"     

Xu Zipei menggelengkan kepalanya, "Bukan apa-apa, ini adalah barang yang 'layak' aku dapat." Xu Zipei tidak ingin mengatakan kalau hadiah ini diberikan Leng Sicheng setelah 'mempertimbangkan harga', ia merasa itu sangat memalukan!     

"Maksudnya? Jadi jam tangan ini hadiah dari Kak Sicheng?" Xu Zijin juga sangat senang, ketika ia masih ingin mengatakan sesuatu, Leng Sicheng langsung meliriknya, kemudian ke Sekretaris Cheng, ia mengatakan, "Ini kantor, bukan mall. Walaupun Huang Ting Entertainment tidak bisa dibandingkan dengan pusat Grup Leng, tapi kedepannya jangan membiarkan orang yang menganggur seperti ini masuk dan membuat keributan lagi."     

"Aku .…" Xu Zijin terdiam oleh kata-kata Leng Sicheng. Sedangkan Sekretaris Cheng malah tampak panik, "Presiden Leng, Nyonya .…"     

Sekretaris Cheng belum sempat melanjutkan kata-katanya, tapi Leng Sicheng sudah mendapatkan telepon duluan. Ia menundukkan kepalanya dan melihat, kali ini adalah telepon dari He Yumeng, mata-mata yang ia letakkan di perusahaan Xu Yi untuk menjadi asisten Gu Qingqing.      

Selama beberapa bulan ini, He Yumeng selalu bertanggung jawab melaporkan gerak-gerik Gu Qingqing, jika perlu, dia bahkan harus melindungi Gu Qingqing. Dan jika tidak ada urusan penting, He Yumeng tidak akan menelepon.      

Leng Sicheng mengerutkan keningnya, ia mengangkat tangannya menghentikan Sekretaris Cheng untuk bicara, kemudian mengangkat panggilan tersebut, "Kenapa?"     

"Presiden Leng, Nyonya tertimpa masalah." He Yumeng jarang-jarang seserius ini.     

Tadi He Yumeng mendapatkan telepon dari Gu Qinging yang menyuruhnya datang dulu ke Huang Ting Entertainment untuk persiapan, Gu Qingqing bilang dirinya memiliki urusan, dan akan tiba di Huang Ting Entertainment agak telat. Karena ia terus menanyakan ada apa, akhirnya ia tahu bahwa ada masalah di rumah Gu Qingqing, dan Gu Qingqing sedang buru-buru pulang.     

Gu Qingqing tidak tahu identitas asli He Yumeng, namun He Yumeng sangat tahu siapa Gu Qingqing, ia pun segera menelpon Leng Sicheng. Dan Leng Sicheng benar-benar segera bereaksi, ia menutup panggilan tersebut dan bertanya kepada Sekretaris Cheng, "Tadi sebenarnya Qingqing menelpon karena masalah apa?"     

Kata-kata Leng Sicheng membuat mereka yang ada di tempat tertegun, Sekretaris Cheng menjawab, "Aku juga tidak tahu. Nyonya hanya mengatakan kalau dia minta ditelepon kalau urusan Tuan sudah selesai, aku .…"     

Leng Sicheng segera menelpon Gu Qingqing. Namun mungkin karena Gu Qingqing sedang memberikan pekerjaan kepada Zhang Yuxi dan He Yumeng, teleponnya sibuk terus. Leng Sicheng berpikir sejenak, ia pun segera menelpon Wu Aimei.     

Di telepon, Wu Aimei langsung menangis, "Sicheng, cepat tolong Qingshan, dia sekarang sedang dikepung gerombolan wartawan di gerbang komplek!"     

Leng Sicheng tidak bisa memikirkan hal lain lagi, ia pun segera bertanya, "Lalu di mana Qingqing?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.