Kisah Istri Bayaran

Hadiah (25)



Hadiah (25)

1"Untukku?" Xu Zipei tampak terkejut, "Ini, hadiah?"     

Leng Sicheng biasanya sangat jarang memberikan hadiah padanya, ia tidak menyangka hari ini bisa mendapatkan hadiah dari Leng Sicheng!     

"Terima kasih atas bantuanmu semalam dan hari ini." Suara Leng Sicheng terdengar tenang.     

"Hadiah ini untukku, kalau begitu aku buka sekarang ya?" Xu Zipei membuka kertas hadiah dan melihat di dalamnya adalah sebuah jam tangan wanita Vacheron Constantin bertatahkan berlian merah. Ia tahu banyak mengenai barang fashion mewah, jadi bisa langsung tahu bahwa jam tangan ini adalah seri terbaru tahun ini. Jam tangan seri ini dibagi menjadi dua, seri berlian dan seri batu rubi. Yang seri berlian tentu saja lebih mahal, kira-kira satu juta.     

Namun ia tidak peduli apakah jam tangan ini mahal atau tidak, ia hanya tahu bahwa jam tangan ini adalah produk yang diutamakan Vacheron Constantin. Iklannya memiliki slogan 'Untuk yang tersayang'. Jelas-jelas jam tangan ini diutamakan untuk pemakai wanita, dengan harapan bisa mendapatkan hati wanita itu.     

Di kalangan kelas atas, yang namanya memberikan tas, aksesoris, mobil atau rumah, semua itu bisa dikatakan sangat kuno. Lebih baik memberikan hadiah seperti jam tangan atau bros. Xu Zipei tidak tahu apakah Leng Sicheng mengetahui slogan jam tangan tersebut, ia hanya mengetahui bahwa Leng Sicheng sangat jarang memberikan hadiah padanya.     

"Dulu kamu hanya akan memberikan hadiah padaku saat aku ulang tahun, sangat jarang memberi hadiah di saat seperti ini." Xu Zipei membuka hadiahnya dengan gembira, jarinya mengelus permukaan jam tangan yang licin, kedua matanya juga tampak berbinar.      

"Aku juga pemilik saham Huang Ting Entertainment, aku tentu berharap perusahaan bisa berkembang dengan lebih baik dan stabil. Aku tidak mau ada yang merusak perkembangan perusahaan demi keuntungan diri sendiri."     

Walaupun Xu Zipei berkata demikian, ia tetap mengeluarkan jam tangan dari kotaknya, dan dengan senang hati mengelus jam tangan itu terus-menerus.     

"Lalu, soal masalah semalam, memang aku yang kurang pertimbangan, kedepannya tidak akan begitu lagi." Kata-kata Leng Sicheng yang dingin membuat gerakan Xu Zipei tertegun. Tangannya yang memegang jam tangan berhenti di udara, tali jam tangan juga melayang di udara, ia tertegun sejenak, kemudian tersenyum, "Tentu."     

Meskipun semalam Xu Zipei menolak permintaan 'skandal' Leng Sicheng, namun hari ini ia mendapatkan sikap yang begitu dingin dari Leng Sicheng, ia pun tiba-tiba kepikiran, jam tangan ini mungkin adalah 'Imbalan'. Leng Sicheng hanya berterima kasih padanya yang sudah membantu pria itu semalam dan hari ini, dan berharap ia melupakan kejadian canggung semalam.     

Leng Sicheng mungkin sama sekali tidak memiliki pemikiran lain, ia hanya menginginkan sebuah hadiah bernilai jutaan, makanya memilih jam tangan tersebut. Xu Zipei mengambil jam tangannya, jari tangannya mengelusnya pelan.      

"Kalau, semalam aku benar-benar menyetujui permintaanmu, apakah kamu benar-benar akan menandatangani kontrak yang menguntungkan keluarga Xu?"     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya, suaranya terdengar dingin, "Tidak akan lagi."     

Mengenai masalah semalam, Leng Sicheng mengakui dirinya sampai bertindak seperti itu hanya karena panik semata. Waktu itu ia hanya ingin cepat-cepat mengusir para direktur yang menyebalkan dan para wartawan di luar gedung perusahaan saja. Setelah menenangkan diri, ia juga merasa usulannya itu sungguh bodoh.     

"Oh ya?" Xu Zipei menggenggam erat jam tangannya, "Lalu, kalau semalam aku menyetujuinya?"     

Kerutan kening Leng Sicheng semakin dalam, "Aku tidak pernah mempertimbangkan masalah 'kalau'."     

"Benarkah?" Xu Zipei menertawakan diri sendiri. Semalam ia masih mengeluh karena Leng Sicheng mau membuat skandal dengannya untuk mengalihkan perhatian wartawan dari masalah keluarga Gu. Namun sekarang, ia bahkan tidak memiliki kesempatan ini lagi. Ia sendiri juga tidak tahu, apakah dirinya harus lega, atau harus lesu.     

Kemudian, tiba-tiba ada suara keributan dari luar ruangan, sepertinya Sekretaris Cheng sedang menghalangi seseorang, sama-samar bisa terdengar Sekretaris Cheng mengatakan, "Mohon maaf, kamu tidak boleh masuk, Presiden Leng masih di dalam .…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.