Kisah Istri Bayaran

Hadiah (23)



Hadiah (23)

0"Mana boleh!" Gu Qingqing mana mungkin membiarkan Lin Zhouyi mengurus masalah keluarga Gu? Ia segera menggelengkan kepalanya. Namun apa yang dikatakan Lin Zhouyi juga benar, kalau ia pergi sendirian, jangankan membantu, tidak mempersulit masalah sudah bagus!     

"Atau begini saja, sekarang kita masih punya waktu, kita lihat dulu kondisi kakakmu. Kalau bisa menyelamatkannya dan mengamankan media tentu akan lebih bagus, tapi kalau tidak bisa, kita lihat lagi nanti. Aku benar-benar tidak bisa membiarkanmu pergi ke sana sendirian."     

"Baik, kalau begitu maaf harus merepotkan Presiden Lin dulu." Gu Qingqing juga tidak ada waktu untuk sungkan dengan Lin Zhouyi lagi. Walaupun ia kini merasa kesal dan sakit kepala, namun sebenarnya ia tetap mengkhawatirkan masalah rumah.     

"Tidak usah bilang repot." Lin Zhouyi tersenyum dengan lembut. Setelah mendapatkan alamat rumah keluarga Gu, ia menyuruh supir memutar balik, lalu menyuruh bawahannya, "Kalian, panggilkan sepuluh orang sekuriti, lalu bantu aku menghubungi perusahaan media, lihat siapa sebenarnya yang ada di luar rumah keluarga Gu, suruh mereka jangan main paksa."     

"Terima kasih." Setelah Lin Zhouyi selesai menelpon, Gu Qingqing pun mengucapkan terima kasih dengan tulus.     

"Kamu tidak perlu sungkan. Aku menganggapmu sebagai temanku, kamu juga bawahanku yang terampil."     

"Kenapa waktunya begitu pas, kebetulan di hari ini pula!" Tangan Gu Qingqing masih memegang map dokumen, secara tidak sadar ia menggenggam erat map itu dan hampir membuatnya berkerut seperti kulit jeruk.     

"Ah, memang kebetulan sekali ya." Tentu saja kebetulan, karena ini adalah waktu yang sengaja dipilih oleh Lin Zhouyi, ia sudah mengatur semua rencana ini.     

Sejak hari Gu Qingshan dibebaskan dari pusat penahanan karena jaminan, Lin Zhouyi sudah mengatur mobil yang akan mengikutinya. Karena ia sudah mengetahui wajah Gu Qingshan, sejak awal ia sudah membuat mobil dan kamera standby di area tertentu.      

Ia sejak awal sudah mendapatkan foto komplek yang ditempati Gu Qingshan, juga mendapatkan foto Leng Sicheng berhenti di jalan untuk mencari Gu Qingqing, bahkan mendapatkan wajah depan Gu Qingqing yang berkualitas tinggi. Lalu ia mulai berinteraksi dengan direktur Grup Leng yang tidak menyukai Leng Sicheng sejak dulu, menyebarkan informasi, membiarkan para direktur Grup Leng mencari masalah dengan Leng Sicheng. Kemudian ia berencana menyebarkan informasi sedikit demi sedikit, membiarkan masalah ini menjadi semakin besar.     

Jumlah wartawan yang dipanggil Lin Zhouyi hari ini tidak kalah banyak dari wartawan yang berada di pusat penahanan kemarin, dan sepuluh sekuriti itu sudah pasti tidak cukup untuk menghalangi jumlah wartawan sebanyak itu. Nanti begitu Gu Qingqing tiba di sana, maka ia akan langsung terperangkap di sana.     

Kalau Leng Sicheng tidak datang untuk membantu, masih ada para direktur Grup Leng yang akan cari masalah dengannya. Namun jika Leng Sicheng datang, maka dia, Gu Qingqing, dan kedua pembuat masalah keluarga Gu, yaitu Wu Aimei dan Gu Qingshan, akan kena masalah. Oh, pemandangan ini sungguh indah!     

".... Kamu mau, bilang ke Kak Sicheng dulu?" Lin Zhouyi mengaitkan sudut bibirnya, ia bertanya di waktu yang pas, "Bagaimanapun ini adalah urusan keluargamu, aku yang orang orang luar ini sepertinya kurang pantas untuk ikut campur."     

Gu Qingqing tertegun sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya, "Aku tanya dia sebentar."     

Kini Lin Zhouyi sudah mengetahui masalah keluarga Gu, Gu Qingqing merasa dirinya tidak perlu menjaga rahasia di depannya. Ia menelpon Leng Sicheng, namun tidak diangkat.     

Sangat jarang Leng Sicheng tidak menerima teleponnya saat menelepon di ponsel pribadi pria itu, kecuali ia benar-benar sangat sibuk. Gu Qingqing berpikir sejenak, ia pun menelpon lagi ke Sekretaris Cheng, kali ini teleponnya diangkat, Gu Qingqing pun bertanya, "Mana Sicheng?"     

"Presiden Leng dia .…" Sekretaris Cheng belum sempat menjawab Gu Qingqing, dari dalam kantor Leng Sicheng sudah terdengar suara ribut. Di dalam sana ada beberapa direktur, dan tentu saja Leng Sicheng yang hanya mendengar di samping. Sementara yang bertengkar adalah beberapa direktur. Sekretaris Cheng menjawab dengan susah, "Nyonya, Anda juga sudah mendengarnya, kan? Presiden Leng mungkin masih belum bisa keluar dalam waktu singkat."     

"Aku ada urusan darurat, tolong berikan ponselnya padanya dulu." Gu Qingqing juga panik karena masalah ini harus segera diselesaikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.