Hadiah (18)
Hadiah (18)
Hal pertama yang dipikirkan Gu Qingqing adalah jam tangan Vacheron Constantin yang Leng Sicheng pesan secara khusus itu. Gu Qinging menjulurkan kepalanya, dan ia pun melihat Leng Sicheng mengambil sebuah kotak hadiah dari samping. Kotak hadiah itu telah dibungkus, jadi ia tidak tahu apa isinya, namun dari ukurannya, seharusnya jam tangan itu, kan?
Mengingat apa yang dikatakan asisten wanita itu, jam tangan Vacheron Constantin ini adalah barang paling sedang populer, dan bertatahkan berlian merah. Harganya sangat mahal, dan poin terpentingnya adalah, barang ini sangat populer di kalangan wanita, sangat susah untuk memesan jam tangan tersebut.
Walaupun Gu Qingqing tidak memakai jam tangan, namun jika jam tangan itu adalah pemberian Leng Sicheng, dan bentuknya tidak begitu menonjol seperti cincin, ia rasa dirinya pasti akan memakai jam tangan itu setiap hari.
"Kenapa, mendengar ada hadiah, matamu langsung bersinar terang?"
Leng Sicheng melihat ekspresi Gu Qingqing, ia pun merasa tak berdaya sekaligus lucu, "Sudahlah, aku tidak jadi memberikannya."
"Kalau tidak jadi ya sudah. Kamu kasih ke orang lain saja." Gu Qingqing tidak menerima ancaman Leng Sicheng, ia langsung membalikkan badannya dan berjalan pergi.
"Oh, gitu. Kebetulan ada beberapa orang yang ingin dekat denganku, beberapa gadis cantik yang mengajakku main, mereka baru masuk akademi film, wajahnya cantik dan polos, juga sangat berbakat."
Leng Sicheng berbicara sambil memeriksa reaksi Gu Qingqing, dan melihatnya sama sekali merespon. Ia lalu menambahkan lagi, "Atau aku kasih Xu Zipei saja. Akhir-akhir ini dia sudah banyak membantuku. Aku selalu rasa sikapku sebelumnya kurang sopan, jadi merasa sedikit bersalah, atau aku berikan saja hadiah ini padanya ya."
Dan seperti dugaannya, begitu mengungkit nama Xu Zipei, seluruh badan Gu Qingqing pun membeku, kemudian wanita itu berjalan keluar dengan tegas.
Gu Qingqing berjalan beberapa langkah, dari belakang ia mendengar suara orang memakai sandal lalu suara berlari. Kemudian sebuah tangan meraih lengannya. Ia ingin melepaskan diri dari Leng Sicheng, namun pria itu malah meraih pergelangan tangannya dan mengatakan, "Sudah, jangan ribut."
Siapa yang ribut? Kalau Leng Sicheng tidak mengatakan hadiah ini mau diberikan kepada Xu Zipei, Gu Qingqing mana mungkin marah?
"Besok aku harus bangun jam enam pagi, akhir-akhir ini banyak kesibukan." Leng Sicheng menggunakan satu tangannya lagi untuk memijit pelipisnya yang membengkak. Dan benar, Gu Qingqing langsung tidak enak hati, ia pun menoleh melihat Leng Sicheng. Namun begitu ia menoleh, Leng Sicheng langsung menariknya ke tempat tidur dan mendudukkannya di kepala tempat tidur. Gu Qingqing ingin bangun, namun Leng Sicheng menekan pundaknya dan memaksanya duduk.
Kali ini Gu Qingqing benar-benar tidak senang, "Kamu bukannya mau istirahat? Aku takut aku akan mengganggumu istirahat kalau aku di sampingmu, jadi aku akan membiarkanmu tidur sendiri."
Kemudian ia ingin berdiri, dan kali ini Leng Sicheng tidak lagi menghalanginya, dan bertanya, "Beneran tidak mau?"
"Tidak, kamu kasih orang lain saja. Sebaiknya kamu beli yang pasangan, kamu satu, orang itu satu, buat apa hanya satu." Gu Qingqing berdiri, Leng Sicheng yang di samping tetap tersenyum senang, "Oh, gitu ya. Untuk apa kalau hanya jam tangan couple. Atau kedepannya, aku beri rumah, mobil, dan harta saja? Semuanya aku bagi setengah dengan orang itu."
"Terserah!" Gu Qingqing marah. Saat ia mau berjalan keluar kamar, ia mendengar Leng Sicheng bertanya lagi, "Beneran tidak mau? Kalau tidak mau, aku buang ya?"
"Tidak mau!"
"Baiklah. Aku buang." Leng Sicheng pun mengambil kotak hadiah itu, lalu berdiri dan membuka jendela, kemudian membuangnya.
Gu Qingqing masih mencibir, "Buang saja, gerakanmu sungguh palsu."
Namun begitu selesai berbicara, ia pun mendengar suara benda jatuh dari luar.