Kisah Istri Bayaran

Hadiah (15)



Hadiah (15)

1"Aku tidak makan, kamu saja .…" Namun Leng Sicheng juga tidak banyak bicara, melainkan menyentuh bibir Gu Qingqing dengan sendok dan mengatakan, "Cepat minum, minum yang banyak, agar bisa cepat besar."     

Gu Qingqing tidak bisa melawan, hanya bisa membuka mulutnya dan memakan sesuap bubur lagi.     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing memakan buburnya, sudut bibirnya pun tersenyum. Ia lalu menyendok lagi bubur itu dan mendekatkannya ke bibir Gu Qingqing, namun kali ini Gu Qingqing bersikeras tidak ingin makan lagi. Gu Qingqing menggelengkan kepalanya, ia segera menelan bubur dan mengatakan, "Aku tidak mau. Beneran sudah kenyang."     

Leng Sicheng melihatnya lagi, melihat kepala Gu Qingqing sudah menggeleng seperti drum pelet, ia pun meletakkan sendoknya.     

Gu Qingqing bahkan mau berdiri, "Aku pergi ganti bubur dan sendok yang baru."     

Leng Sicheng adalah seseorang yang terobsesi dengan kebersihan. Biasanya, baik di dalam rumah maupun di luar, ia selalu menggunakan alat makan pribadinya. Seharusnya Leng Sicheng juga tidak akan menggunakan alat makan yang sudah digunakan Gu Qingqing, dan tidak mau memakan buburnya lagi.     

Pada saat Gu Qingqing mau bangun, Leng Sicheng merangkul lagi pinggangnya, membuatnya duduk kembali di pangkuannya. Ketika Gu Qingqing mau berbicara, ia melihat Leng Sicheng memeluk erat pinggangnya. Kemudian Leng Sicheng menoleh, menggunakan sendok yang sudah dipakai Gu Qingqing untuk makan.     

Gu Qingqing terkejut melihatnya menggunakan sendok dan mangkok tadi. Selama tiga tahun pernikahan, selain terkadang di rumah tua keluarga Leng dan harus menyesuaikan diri untuk 'pura-pura mesra', Leng Sicheng baru akan 'terpaksa' memakan makanan yang disumpitkan Gu Qingqing. Biasanya pada saat makan, semua alat makannya harus didesinfeksi.     

Leng Sicheng melihat ekspresi Gu Qinging yang kebingungan, ia pun mengangkat kepalanya dan bertanya, "Kenapa melihatku?"     

"Bubur ini, dan sendok ini .…"     

Leng Sicheng menyendok lagi sesendok bubur dan memakannya, dengan tenang ia mengatakan, "Bukannya aku pernah bilang, peraturan keluarga Leng adalah 'hemat'. Karena kamu tidak mau makan, kalau aku tidak menghabiskannya, jangan-jangan mau membuang bubur ini?"     

Kata-kata Leng Sicheng membuat Gu Qingqing terdiam. Meskipun pembantu yang memasak bubur ini, namun Gu Qingqing juga memantau di samping. Bubur ini dimasak dengan selapis minyak beras yang kental, kemudian dicampur beberapa helai daging ayam dan telur pitan yang aromanya menyatu dengan bubur dengan sempurna. Porsinya tidak banyak, setelah memakan beberapa suap, perut pun terasa kenyang dan hangat, membuat seluruh tubuh terasa nyaman.     

Gu Qingqing melihat Leng Sicheng masih mau makan, ia pun meletakkan sendok pria itu seraya mengatakan, "Sekarang sudah larut malam. Aku menyuruhmu makan bubur karena takut kamu tadi tidak makan malam. Habis ini kan mau tidur, sebaiknya jangan kebanyakan makan."     

Gu Qingqing selesai berbicara, Leng Sicheng juga tidak menjawabnya, melainkan hanya menatapnya dengan tenang. Tadi ketika ia menyuapi Gu Qingqing, sendoknya sepertinya tidak sengaja menyentuh pipi istrinya itu, makannya ada sedikit bubur di pipinya, membuat Leng Sicheng ingin ketawa.     

Gu Qinging melihat tatapan Leng Sicheng, ia pun merasa aneh, "Kenapa?"     

Leng Sicheng menggunakan jarinya menyentuh pipinya yang terkena bubur.     

Gu Qingqing tampak kebingungan, "Ada sesuatu di wajahku?"     

Ketika Gu Qingqing ingin menggunakan tangannya untuk mengelap kotoran di wajahnya, Leng Sicheng malah meraih tangannya, dengan enggan mengatakan, "Kamu mau menggunakan tanganmu? Kotor sekali."     

Gu Qingqing mendengar kata-kata Leng Sicheng, ia pun segera membalikkan badan dan ingin mengambil tisu di sudut pojok meja. Namun Leng Sicheng dan Gu Qingqing duduk tepat di ujung pojok lainnya, jarak mereka dengan tisu agak jauh, dan harus berdiri baru bisa mengambilnya. Gu Qingqing ingin berdiri, namun Leng Sicheng tetap merangkul pinggangnya dan enggan melepaskannya. Gu Qinging pun menoleh, "Sicheng…"     

Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, "Memang ya."     

Apa Leng Sicheng mau mengambilkan tisu?     

Belum sempat Gu Qingqing bereaksi, bibir Leng Sicheng sudah menempel dan mencium tempat di mana bubur itu berada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.