Hadiah (3)
Hadiah (3)
Jika bisa memilih, Leng Sicheng juga enggan pergi ke luar negeri, dan ingin berada di samping Gu Qingqing. Namun kekacauan akibat kejadian kali ini terlalu besar, bahkan Leng Yunting juga mulai meragukannya. Masalah perusahaan juga mencemaskan, baik masalah internal maupun eksternal. Ditambah lagi media yang tak berhati nurani dan suka membesar-besarkan masalah.
Meskipun daftar nama peserta konferensi sudah diajukan sebelumnya, namun Leng Sicheng bisa menggunakan kenalannya untuk menambahkan namanya pada daftar nama tersebut.
Direktur Fu mana mungkin membiarkan Leng Sicheng melewatkan masalah ini dengan mudah? Ia maju dan berkata, "Kamu kira dengan kamu berangkat ke Amerika Selatan, masalah perusahaan akan terselesaikan?"
Leng Sicheng juga menolehkan kepalanya ke arah Direktur Fu, dengan tenang ia menjawab, "Anda tidak perlu khawatir. Walaupun aku tidak ada di sini, penyelidikan terhadap buku akun Anda tetap akan berjalan. Perusahaan pasti akan menyelidiki dari buku akun beberapa puluh tahun lalu hingga yang terbaru, dan tidak akan salah hitung sepeser pun. Sedangkan beberapa direktur lainnya .…"
Tatapan Leng Sicheng tertuju pada beberapa direktur itu secara perlahan. Beberapa direktur itu pun mundur, mata mereka jelas-jelas sedang menghindari tatapan Leng Sicheng.
Setelah Leng Sicheng selesai menatap, ia pun menarik kembali tatapannya. Dengan cuek dan dingin ia mengatakan, "Kalian yang harus kerja ya kerja, yang harus menangani masalah keluarga ya tangani masalah keluarga. Sedangkan masalah perusahaan, kalian tidak perlu mengkhawatirkannya."
Begitu selesai bicara, Leng Sicheng pun berjalan keluar dari ruang rapat. Xu Zipei dan Sekretaris Cheng yang di belakangnya tertegun sejenak, kemudian segera mengikutinya. Usai berjalan tidak jauh, Leng Sicheng pun mengerutkan keningnya dan berhenti.
Xu Zipei yang berjalan terlalu cepat hampir menabrak belakang punggungnya. Setelah Xu Zipei menstabilkan badannya, ia pun melihat Leng Sicheng membalikkan badannya. Leng Sicheng melihatnya, tatapannya jelas-jelas menunjukkan sedikit perasaan rumit.
Leng Sicheng meragu sejenak, tapi akhirnya tetap memanggil, "Xu Zipei."
"Kenapa?" Xu Zipei sangat jarang mendengar Leng Sicheng memanggil namanya. Atau lebih tepatnya, Leng Sicheng sangat jarang memanggil namanya, jika memanggil, berarti ada urusan penting yang mau dibahas.
Leng Sicheng menyipitkan matanya, keningnya mengerut, bibirnya menyipit, sepertinya ingin mengatakan sesuatu, namun ia juga merasa sedikit sungkan mau mengatakannya, dan malah mondar-mandir.
"Kalau ada masalah, katakan saja padaku." Xu Zipei juga sadar, dan melihat Leng Sicheng sambil tersenyum, "Kamu jangan lupa, tadi aku sudah berdiri di pihakmu, melawan mereka semua yang bermusuhan denganmu. Kamu jahat sekali kalau sampai menelantarkanku dan keluarga Xu!"
Sebenarnya Xu Zipei ingin mengatakan 'Jangan menelantarkanku'. Namun kata-kata ini berubah pada saat sudah di ujung lidah tadi.
Kerutan di kening Leng Sicheng semakin dalam, pupil matanya mengamati Xu Zipei untuk waktu yang lama. Setelah mendapati Xu Zipei hanya tersenyum polos tanpa ada keraguan, Leng Sicheng baru menganggukkan kepalanya, "Begini, kamu ikut aku dulu."
Leng Sicheng membalikkan badannya, ia tidak membawa Xu Zipei kembali ke ruangannya, melainkan langsung membawanya ke ruang istirahat VIP yang lokasinya lebih terpencil.
----
Setelah beberapa orang sudah duduk di tempat, Sekretaris Cheng pun menutup pintu. Selain Leng Sicheng dan Xu Zipei, ada Sekretaris Cheng serta asisten Xu Zipei yang ada di dalam ruangan tersebut. Pada dasarnya semuanya saling kenal.
Xu Zipei pun sengaja mengejek, "Sicheng, buat apa ini? Tidak mungkin kamu mau melakukan sesuatu yang melanggar hukum, kan?"
Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, ekspresinya terlihat serius, sepertinya ia sulit mau mengungkit masalah ini. Ia butuh waktu lama sebelum mengatakan, "Aku ingin … mungkin pada saat akhir-akhir ini, kita harus saling bekerja sama, membuat skandal."