Kisah Istri Bayaran

Hadiah (2)



Hadiah (2)

2Gu Qingqing menatap jam tangan yang di dalam kotak itu, ia ingin menyentuh jam tangan tersebut, namun begitu memikirkan Leng Sicheng belum secara resmi memberikan kepadanya, ia pun menutup kotak jam tangan tersebut.     

"Aku rasa … dia akan menyukainya."     

Gu Qingqing memang tidak memiliki kebiasaan memakai jam tangan, bahkan cincin lamaran yang diberikan Leng Sicheng juga jarang dipakainya. Namun ia memasang cincin itu di sebuah kalung polos dan memakaikannya di leher, di posisi yang paling dekat dengan jantung.     

"Iya kan." Asisten itu lalu menyimpan kembali jam tangan itu ke dalam kotak, "Aku pergi sibuk dulu, nanti kalau Presiden Leng dan Kak Cheng pulang, akan aku kabari lagi."     

"Baik, terima kasih." Gu Qingqing menganggukkan kepalanya. Ia melihat asisten itu membawa pergi jam tangan tersebut, hatinya juga penuh dengan penantian. Setelah asisten itu pergi, Gu Qingqing melihat lagi ke arah bingkai foto, melihat foto keluarga Leng Sicheng. Jika kedepannya ia hamil, ia dan anaknya mungkin bisa ikut dalam foto keluarga ini.     

Tidak perlu jam tangan, yang penting hati Leng Sicheng bersamanya saja.     

----     

Sementara itu, di tempat Leng Sicheng suasananya masih tegang.     

Pupil mata Leng Sicheng menyapu sekeliling ruang rapat, kemudian tatapannya tertuju pada beberapa direktur yang kembali lagi setelah pergi tadi. Tatapan Leng Sicheng sangat cuek dan penuh sindiran. Badan rampingnya menyandar di sandaran sofa, ia merapikan bajunya dan mengatakan, "Semuanya ada di sini sekarang, terutama para 'senior tua' yang kembali lagi, dan sangat mengkhawatirkan perkembangan selanjutnya. Departemen PR, kalian harus memberikan laporan yang bagus. Ayo katakan, apa yang akan kalian lakukan atas kejadian hari ini?"     

"Baik." Orang-orang departemen PR yang dipanggil ke sini mulai merinding, mereka pun mulai mempresentasikan proposal mereka dengan tegang.     

Leng Sicheng tidak memberikan satu komentar pun. Setelah presentasi selesai, ia bahkan dengan sangat sopan melihat ke arah para 'Senior tua' itu, "Para 'Senior', mengenai proposal ini, apakah ada yang harus diperbaiki atau ada tambahan?"     

Direktur Fu mana mungkin tidak tahu kalau Leng Sicheng sedang menyindirnya, ia pun mendengus, "Kalau Presiden Leng menjaga imej, perusahaan sama sekali tidak memerlukan proposal darurat ini! Sekarang mau seberapa banyak proposalnya, itu hanya bisa menyelesaikan masalah darurat saja!"     

Direktur Dong yang di samping juga menganggukkan kepalanya, "Benar. Presiden Leng bertindak sewenang-wenang dan tidak mendengarkan nasehat. Sudah tahu salah masih ngotot mau melaksanakannya. Setiap kali kami memberikan pendapat, langsung samar-samar memberikan ancaman, bahkan menggunakan tindakan seperti ini untuk membujuk kami. Jangan-jangan Presiden Leng kira kami akan patuh?"     

Leng Sicheng mengangkat tatapannya dan melihat Direktur Dong. Alasan mengapa Direktur Dong sangat menentang transformasi Grup Leng sebenarnya sangat sederhana. Itu karena perusahaan yang di bawah nama Direktur Dong memiliki kerja sama mendalam dengan bidang departemen yang akan dihilangkan Leng Sicheng. Jika departemen itu dihilangkan, maka pasti akan berpengaruh langsung ke Direktur Dong.     

"Aku rasa kalian sepertinya salah pemikiran ya." Leng Sicheng mengubah posisi duduknya, kini kaki kirinya yang duduk menyilang di atas kaki kanan. Suaranya terdengar malas-malasan, "Aku tidak meminta pendapat kalian, aku hanya memberi tahu kalian. Sepertinya kalian tidak masalah dengan proposal darurat ini?"     

"Kamu! Kamu sungguh keterlaluan! Bagaimanapun kami juga anggota direksi, mana boleh bertindak sewenang-wenang begini?!"     

"Ok, fix." Leng Sicheng selesai berbicara, ia langsung berdiri dan memerintah sambil berjalan keluar ruang rapat, "Perhatikan kata-kata kalian, jangan menonjolkan apa yang tidak seharusnya, dan tekankan apa yang harus ditekankan."     

"Leng Sicheng!" Direktur Fu mengejar keluar, "Walaupun kamu bersikeras ingin mengubah arah bisnis perusahaan, kamu juga harus bekerja sedikit lebih keras, kan? Kamu bahkan tidak ingin menghadiri konferensi Amerika Selatan, bagaimana kami bisa mempercayaimu dalam mengurus perusahaan?"     

Langkah kaki Leng Sicheng terhentikan, kemudian ia pun menoleh, "Siapa bilang aku tidak berangkat ke Amerika Selatan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.