Badai Tak Henti-hentinya (23)
Badai Tak Henti-hentinya (23)
"Tidak usah, orang PR sudah mau naik? Ayo kita ke ruang rapat." Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, "Suruh mereka menyiapkan semuanya. Kali ini kalau hasilnya tidak memuaskan, suruh mereka satu departemen tidak usah datang kerja lagi!"
Sekretaris Cheng segera menganggukkan kepalanya, "Baik."
Leng Sicheng berdiri dan berjalan menuju pintu, Xu Zipei pun segera mundur beberapa langkah. Ia pura-pura baru tiba pada saat Sekretaris Cheng membukakan pintu untuk Leng Sicheng, lalu ia pun memanggil, "Sicheng."
Leng Sicheng melihat Xu Zipei dengan cuek, lalu menganggukkan kepalanya dan tidak memberikan respon lebih. Sikapnya ini berbeda jauh dengan sikap ketika menghadapi wartawan tadi.
Sekretaris Cheng melihat Xu Zipei datang, ia pun mundur, "Kalau begitu Presiden Leng, aku akan menyuruh orang PR bekerja sesuai perintah Anda terlebih dahulu."
Leng Sicheng menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan di depan. Namun setelah berpikir sejenak, ia pun menghentikan langkah kakinya, dan menoleh ke Xu Zipei, kemudian kepada Sekretaris Cheng.
Sekretaris Cheng mengerti Leng Sicheng sepertinya sedikit canggung, mungkin Leng Sicheng tidak mengetahui cara menghadapi Xu Zipei, maka Sekretaris Cheng pun maju dan mengatakan, "Nona Xu, silakan ikut aku."
Xu Zipei juga tahu bahwa Leng Sicheng sepertinya ada sedikit masalah pribadi, ia juga tidak ingin menyusahkannya. Ia menganggukkan kepalanya dan mengikuti Sekretaris Cheng pergi.
Ketika Xu Zipei pergi, ia menoleh kembali dan melihat wajah Leng Sicheng yang tadinya masih dingin segera berubah dalam sekejap. Ia melihat Leng Sicheng mengeluarkan ponselnya dan segera mengaktifkan ponselnya.
Leng Sicheng ingin menelpon siapa? Meskipun Xu Zipei tidak dapat membaca ekspresi pria itu, namun ia dapat merasakan sepertinya Leng Sicheng sangat buru-buru mau menelpon.
Sepertinya … mau menelpon Gu Qingqing ya?
Sebuah perasaan muncul dari hati Xu Zipei, entah itu pahit, ataupun masam. Ia melihat Sekretaris Cheng, lalu bertanya seolah-olah hanya sekedar bertanya saja, "Masalah kali ini terjadi karena kakak Qingqing, ya?"
Sekretaris Cheng tentu tidak memberikan jawaban, melainkan hanya tersenyum dan menganggap dirinya tidak mendengar pertanyaan barusan.
Xu Zipei mengerutkan keningnya, dengan dingin ia bertanya, "Kalau kamu tidak menjawab, aku pun tidak tahu apakah aku harus melanjutkan bantuanku. Karena bagaimanapun juga, kasus perusahaan Rongxin bukan kasus kecil. Aku tidak mau jika sampai melibatkan keluarga Xu."
Namun Sekretaris Cheng hanya menjawab, "Mengenai pertanyaan ini, sebaiknya Nona Xu bertanya langsung pada Presiden Leng."
Walaupun Xu Zipei tidak pernah menyangka dirinya akan menghadapi masalah seperti ini ketika datang ke sini, namun tadi di luar ada begitu banyak wartawan memberikan pertanyaan, dan ia juga pernah melihat keluarga Liu serta Gu Qingshan di acara ulang tahun keluarga Leng. Sehingga ia pun tahu keluarga Gu pasti akan ikut terlibat jika keluarga Liu tertimpa masalah.
Sedangkan Leng Sicheng, sikapnya awalnya masih dingin. Tadi bisa menerima bantuan Xu Zipei juga bukan untuk menjelaskan skandal mereka, melainkan dengan tujuan ingin memindahkan pusat perhatian orang.
Bisa dikatakan dengan jelas, Leng Sicheng hanya takut akan melibatkan Gu Qingqing, takut istrinya akan dijadikan sebagai topik pembicaraan publik saja.
Leng Sicheng benar-benar sangat memperhatikan kondisi Gu Qingqing. Walaupun wartawan-wartawan itu belum mengetahui hubungan keluarga Gu dengan Leng Sicheng, pria itu sudah menarik Gu Qingqing keluar dari masalah tersebut terlebih dahulu dengan menjelaskan skandalnya dengan Xu Zipei.
Namun Xu Zipei juga tidak bisa menertawakan Leng Sicheng yang melindungi Gu Qingqing. Karena ia juga demikian. Begitu mendengar Leng Sicheng ada masalah, padahal ia juga mengetahui tindakan yang diambil Leng Sicheng semuanya demi Gu Qingqing, ia tetap tidak bisa menahan diri dan datang membantu Leng Sicheng.
Sebelum belok, Xu Zipei melirik Leng Sicheng lagi. Meskipun ia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan pria tersebut, juga tidak bisa melihat jelas ekspresinya. Namun ia dapat melihatnya bergegas menundukkan kepalanya, dengan cepat berjalan ke pojok dan mengeluarkan ponsel. Ia langsung tahu bahwa pria itu pasti sedang menelpon Gu Qingqing.