Badai Tak Henti-hentinya (21)
Badai Tak Henti-hentinya (21)
Awalnya ia masih di luar kerumunan, ketika tiba, ia melihat ada segerombolan wartawan yang mengepung di depan pintu gedung perusahaan. Dari jauh ia melihat kepala Leng Sicheng dan Xu Zipei. Ia tidak bisa masuk, juga tidak bisa memanggil Leng Sicheng untuk menarik perhatiannya, dan hanya bisa melihat Leng Sicheng masuk ke dalam lift bersama Xu Zipei.
Saat ini, Gu Qingqing masih belum mengetahui bahwa Leng Sicheng sengaja merencanakan wawancara 'kebetulan' ini demi Gu Qingshan. Gu Qingqing mengira Leng Sicheng benar-benar mengkhawatirkan skandal tersebut.
Gu Qingqing menutup matanya, mengambil napas, berusaha mengatur suasana hatinya, lalu tidak lama kemudian ekspresi wajahnya pun kembali normal. Namun jujur saja, ia tidak mungkin tidak terpengaruh sama sekali.
Ia dan Xu Zipei sudah saling menyatakan perang. Meskipun Leng Sicheng sepertinya semakin menyayanginya hari demi hari, namun Xu Zipei adalah wanita yang paling dicintai Leng Sicheng sebelumnya. Setiap kali Leng Sicheng dan Xu Zipei berdiri bersampingan, keserasian mereka begitu kuat hingga membuatnya tidak dapat mengabaikan mereka.
Tetapi dalam kehidupan pernikahan selama tiga tahun ini, Gu Qingqing sudah mendengar banyak gosip mengenai Leng Sicheng dan Xu Zipei. Bahkan ia sudah melihat Leng Sicheng dan Xu Zipei berada di dalam satu kamar dalam keadaan tanpa busana, dan pada saat itu ia pun memutuskan untuk mempercayai Leng Sicheng, apalagi sekarang?
Gu Qingqing merasa mereka berdua sudah menjalani perjalanan yang susah untuk mencapai kedamaian hari ini. Ia sudah tidak memiliki keluarga lagi, dan hanya memiliki Leng Sicheng! Dan juga hanya bisa mempercayainya!
Kali ini Gu qingqing ke sini juga bukan untuk mengganggu pekerjaan Leng Sicheng, ia hanya ingin mengantarkan masakan buatannya. Namun pada saat seperti ini, Leng Sicheng mungkin tidak ada waktu dan selera untuk makan.
Memikirkan hal itu, ia pun mengeluarkan ponselnya dan menelpon Leng Sicheng, namun ponsel pria itu malah dalam kondisi tidak aktif.
Leng Sicheng mematikan ponselnya? Tapi iya juga, di saat seperti ini pasti ada banyak media yang ingin mewawancarainya. Leng Sicheng memang harus lebih waspada. Gu Qingqing berpikir sejenak, kemudian ia pun menelpon Sekretaris Cheng.
Kali ini ada suara 'Tut … tut …', hanya saja Sekretaris Cheng juga tidak mengangkat panggilan tersebut setelah Gu Qingqing lama menunggu.
Apa Sekretaris Cheng juga sedang sibuk?
Gu Qingqing sedikit kaget. Ponsel Sekretaris Cheng biasanya dalam kondisi bisa dihubungi, tapi kenapa tidak segera diangkat?
Ia pun mengerutkan keningnya. Kemudian menelpon lagi ke Leng Sicheng, namun kondisinya tetap tidak aktif. Mungkin pria itu sedang sibuk menangani opini publik?
Meskipun kebanyakan orang sedang membicarakan gosip Leng Sicheng dan Xu Zipei, namun ujung-ujungnya Gu Qingqing juga mendengar para wartawan sedang membahas masalah Gu Qingshan. Namun semakin begitu, ia merasa semakin sakit hati terhadap Leng Sicheng.
Gu Qingqing juga tidak tahu apakah pikirannya sedang tidak waras. Setelah merenung sejenak, akhirnya ia menggigit bawah bibirnya dan menelpon ke sebuah nomor telepon.
Setelah panggilan tersebut terhubung, ia secara refleks menahan napasnya. Dari lubuk hatinya ia ingin pemilik nomor telepon ini mengangkat telepon, namun ia juga takut dipermalukan jika panggilan ini diangkat.
Setelah menunggu beberapa saat, panggilan tersebut pun terangkat, kemudian suara seorang wanita terdengar, "Halo?"
Semua kata-kata yang sudah Gu Qingqing siapkan seolah berhenti di ujung lidah. Suara ini, bukan Xu Zipei, Gu Qingqing pun terkejut, "Ini … bukan ponsel Kak Zipei?"
"Ini ponsel Kak Zipei, aku asistennya. Sekarang dia sedang bersama Presiden Leng, mohon maaf, ada urusan apa ya?"