Badai Tak Henti-hentinya (2)
Badai Tak Henti-hentinya (2)
Ruang rapat menjadi sangat sunyi dalam sekejap.
Apalagi yang bisa dikatakan? Suara saham yang ada di tangan Xu Zipei, dan pengaruhnya, jika ia memilih untuk berdiri di pihak Leng Sicheng, maka tidak ada kendala yang akan terhambat lagi.
Meskipun Leng Sicheng tidak suka berhutang budi pada saat seperti ini, namun ia tetap harus diakui, berkat Xu Zipei yang memilih untuk berdiri di pihaknya pada saat ini, para direksi itu memang tidak bisa membantah lagi. Leng Sicheng pun membuka mulutnya, "Ada lagi?"
Ini, apa lagi yang bisa dibahas? Para direksi yang ada di dalam ruang rapat saling bertatapan, tidak ada yang mau maju dan mengatakan satu kata pun.
Tatapan Leng Sicheng yang tenang menyapu ke sekeliling, kemudian menatap ke arah beberapa direksi yang paling suka mencari masalah, "Direksi Fu, atau harus memanggil Anda Presiden Fu, atau Paman Fu?"
Direksi Fu yang dipanggil namanya pun langsung tegang. Bahkan ketika ia berbicara, suaranya juga berbelit-belit, "Ka, kamu Leng Sicheng, jangan kira aku akan takut padamu! Waktu aku bekerja di bawah kakekmu, kamu bahkan belum lahir di dunia ini!"
Leng Sicheng mendengar kata-kata Direktur Fu, ia bukannya marah, melainkan malah menganggukkan kepalanya, "Aku tahu."
Direktur Fu merasa aneh, Leng Sicheng tidak marah atau memberikan pelajaran kepadanya? Leng Sicheng sepertinya bukan orang yang sebaik ini?
Tidak hanya Direktur Fu, Leng Sicheng juga melihat ke beberapa direksi yang setia padanya, "Lalu Direktur Qian, Direktur Sun, Direktur Zheng, dan Direktur Wang. Dan .…" Leng Sicheng melihat ke samping, ke arah Direktur Jiang dan Direktur Zhang yang sebelumnya selalu memihak kepadanya. Mereka berdua jelas-jelas tidak ingin berbicara.
Leng Sicheng juga tidak lanjut mempermasalahkan hal tersebut, ia hanya mengabsen beberapa nama tadi, lalu menarik kembali tatapannya, "Usia kalian sudah sangat tua, dan merupakan senior bagiku. Kalian sudah melayani Grup Leng untuk waktu yang lama, sebelumnya juga mendapatkan prestasi yang luar biasa bagi perusahaan .…"
Mendengar Leng Sicheng berkata demikian, para direktur pun tegang, terutama Direktur Fu yang mencari masalah. Ia lalu segera berdiri, "Kenapa, apa kamu akan membuat perhitungan dengan kami? Mau menendang kami keluar dari dewan direksi, atau memecat kami?"
Kemudian Direktur Fu mencibir, ia sudah tidak peduli lagi, "Leng Sicheng, walaupun kamu memegang saham terbanyak di perusahaan, tapi yang aku dapatkan adalah apa yang layak aku dapatkan! Jangan mengira kamulah yang paling berkuasa!"
Leng Sicheng tetap tenang, kali ini ia tidak mempermasalahkan hal tadi lagi, melainkan mengambil hasil laporan dan mulai mengatakan, "Paman Fu bertanggung jawab di departemen investasi ya. Selama bertahun-tahun ini Anda juga membantu perusahaan mengakuisisi banyak perusahaan, dan banyak dari mereka memiliki visi bisnis yang hebat. Aku sangat menghargainya. Selama ini Anda telah dipromosikan dari manajemen menengah menjadi wakil presiden, dan sudah melakukan banyak hal untuk perusahaan. Sekarang Anda juga bertanggung jawab atas departemen investasi luar negeri, dan juga menjadi salah satu anggota direksi."
"Satu yang ingin aku katakan adalah, perusahaan sudah membayar pencapaian Anda dengan cara ini, jangankan kakekku, aku dan ayahku tidak berhutang apa pun pada Anda. Anda bilang Anda mendapatkan apa yang Anda layak dapatkan, dan kalau begitu, Anda juga harus memberikan jumlah dan prestasi yang sesuai. Tapi .…"
Ketika Leng Sicheng mengatakan kata tapi, ia terlihat mengangkat alisnya, sorot matanya menajam, ia bahkan mengulurkan tangannya seolah ingin memukul orang. Direktur Fu jelas-jelas tidak dapat menahannya, "Kamu, kamu mau apa? Mau memukulku? Aku memang tidak suka melihatmu yang hanya seorang anak kecil, memberikan perintah pada kami!"