Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (24)



Kesempatan Terakhir (24)

1Panggilan telepon berdering dua kali, kemudian menandakan sedang sibuk.     

Leng Sicheng sudah memblokir nomor telepon Nie Zhining dan keluarga Nie lainnya dari ponsel Gu Qingqing. Nie Zhining menelpon beberapa kali, namun tetap tidak ada yang menjawabnya, ia pun merasa kaget. Ia berpikir sejenak, dan akhirnya memilih untuk menelpon Leng Sicheng.     

Kali ini panggilan ke ponsel Leng Sicheng berhasil diangkat. Dari seberang ponsel terdengar suara Leng Sicheng yang dingin, "Ada urusan apa?"     

Nie Zhining menjadi ragu, ia ingin memperingatkan Gu Qinging bahwa Xu Zijin dan Xu Zhongxu memiliki niat buruk terhadapnya. Namun Leng Sicheng sejak awal sudah mengetahui bahwa hubungan Xu Zijin dan Gu Qingqing sangat buruk. Namun Nie Zhining sama sekali tidak mengetahui bagaimana cara Xu Zhongxu dan Xu Zijin melawan Gu Qingqing, dan kini ia ingin memperingatkan tanpa alasan yang jelas, sepertinya juga tidak berguna ya?     

"Ti, tidak." Nie Zhining pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, "Anu … hari ini adalah hari kematian ayah Qingqing, aku sedikit khawatir dengannya."     

Ayah Gu sudah meninggal selama tiga tahun, Nie Zhining bukannya seharusnya mengkhawatirkan Gu Qingqing tiga tahun yang lalu? Leng Sicheng pun menyipitkan matanya, "Baik, aku akan mengucapkan terima kasih atas dirinya."     

"Lalu …." Nie Zhining ragu-ragu sejenak, kemudian ia menambahkan, "Hati-hati dengan Xu Zijin, bagaimanapun dia tidak pernah menyukai Qingqing."     

"Aku tahu, terima kasih. Ada lagi? Istirahatlah yang baik, aku juga ingin cepat-cepat menghadiri acara pernikahanmu." Setelah Leng Sicheng mengucapkan kata-kata terakhirnya, ia pun menutup panggilan tersebut.     

"Sicheng, dari siapa?"     

Ketika Gu Qingqing masuk ke dalam, ia membawakan baju baru pada Leng Sicheng. Mereka sudah tiba di rumah, setelah dari makam, Leng Sicheng masih harus pergi ke perusahaannya untuk bekerja, dan jelas-jelas setelan baju yang dipakai ketika dari makam kurang cocok.     

Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, "Tidak, masalah perusahaan." Leng Sicheng membuka lebar kedua lengannya. Gu Qingqing juga meletakkan baju di atas kepala tempat tidur, kemudian berjalan mendekati Leng Sicheng dan masuk ke dalam pelukannya.     

Leng Sicheng akan merasakan kenyataan ini hanya pada saat dia memeluk Gu Qingqing. Ia lalu memberikan ciuman pada dahi Gu Qingqing, Gu Qingqing juga mengangkat kepalanya dan melihat mata Leng Sicheng, kemudian Gu Qingqing tersenyum dan bertanya, "Kamu kenapa?"     

"Tidak, aku hanya … aku rasa perjalanan kita selama ini tidaklah mudah."     

Perasaan antara Gu Qingqing dan Nie Zhining, kematian Ayah Gu, kedua kakak beradik keluarga Xu, keluarga Gu …. Setelah mengalami begitu banyak hambatan, kini Gu Qingqing akhirnya memiliki sedikit perasaan terhadap Leng Sicheng. Leng Sicheng tidak memperbolehkan ada hal lain lagi yang merusak hubungan mereka, dan membuat Gu Qingqing melarikan diri dari dunianya lagi!     

Gu Qingqing juga menganggukkan kepalanya. Setelah melepaskan semuanya, ia juga dapat merasakan kelembutan Leng Sicheng yang disembunyikan di belakang gunung es itu. Sekarang Gu Qingqing tidak berani memikirkan yang lain, juga tidak berani curiga lagi. Kini Leng Sicheng sudah menjadi satu-satunya andalan yang dapat dia percayai. Yang penting tidak menyentuh batasnya, Gu Qingqing dapat mentolerir apa pun.     

Leng Sicheng dan Gu Qingqing saling mengenal selama sepuluh tahun, dan sudah menikah selama tiga tahun, dan kini mereka baru memiliki perasaan sedang pacaran.     

Hanya dengan sebuah pelukan, tanpa mengatakan apa pun, tanpa melakukan apa pun, hati Leng Sicheng dan Gu Qingqing dapat merasakan rasa manisnya. Walaupun mereka berdua mengetahui bahwa masih ada jejak kekhawatiran yang tersembunyi di balik rasa manis ini.     

Ketika Leng Sicheng dan Gu Qinging sedang saling berpelukan, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.     

Jika ini terjadi di hari biasa, Leng Sicheng pasti akan membenci orang yang sudah mengganggu waktunya dengan Gu Qingqing. Namun hari ini, mungkin karena ia sudah memastikan perasaannya dengan Gu Qingqing, kini ia malah merasa tenang dan damai. Leng Sicheng melepaskan tangannya, ia membalikkan badannya dan dengan tenang bertanya, "Ada urusan apa?"     

"Presiden Leng, rapat direksi sudah mau dimulai." Suara Sekretaris Cheng terdengar dari luar pintu.     

Awalnya rapat direksi akan diadakan pada pagi hari, namun karena Leng Sicheng harus menemani Gu Qingqing ke makam Ayah Gu, rapat pun otomatis dijadwalkan ulang di siang hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.