Kesempatan Terakhir (21)
Kesempatan Terakhir (21)
Nie Zhining menganggukkan kepalanya, "Aku sudah ingin menanyakan masalah ini sebelum aku kecelakaan, sebenarnya pada hari itu aku .…"
Namun pada saat ini, ponsel Xu Zijin mendadak berdering. Xu Zijin mengambil ponselnya dan melihat, lalu ia pun berkata kepada Nie Zhining, "Ayahku, sebentar, aku angkat dulu."
Xu Zijin mengangkat panggilan tersebut, dan Xu Zhongxu pun bertanya, "Zijin, kamu di mana? Bisa bicara sekarang?"
Xu Zijin mendengar Xu Zhongxu bertanya demikian, ia pun samar-samar dapat mengetahui bahwa Xu Zhongxu ingin membicarakan masalah Gu Qinqging. Ia lalu melihat Nie Zhining yang juga sedang melihatnya. Kemudian ia menunjuk ponselnya, lalu berjalan keluar dari kamar Nie Zhining. Setelah menutup pintu kamar, ia pun berjalan hingga ujung koridor dan bertanya, "Ayah, ada apa?"
"Apa semalam kamu merekrut seorang detektif untuk mengawasi sesuatu?" Kalimat pertama Xu Zhongxu segera membekukan Xu Zijin!
Kalau Xu Zhongxu mengetahui keberadaan detektif itu, apakah ini juga menandakan bahwa ayahnya juga mengetahui bahwa Xu Zijin sudah menyelidiki identitas anggota keluarga Xu?
Semua ini kesalahan Xu Zijin, ia tidak seharusnya dengan bodoh menyuruh detektif Tian melanjutkan pengawasannya terhadap masalah Gu Qingqing, kena dia sekarang!
Jika Xu Zhongxu mengetahui bahwa detektif Tian sudah memeriksa DNA Xu Zijin dan Gu Qingqing, jika Xu Zhongxu mengetahui bahwa Xu Zijin bukan anak kandung keluarga Xu, melainkan Gu Qingqing .…
"Ayah, aku .…" Xu Zijin sudah mau gila! Walaupun ia sudah memberi tahu detektif Tian untuk tidak mengekspos barang-barang yang diselidiki Xu Zijin, dan Xu Zijin juga menggunakan identitas palsu ketika berbisnis dengan detektif Tian. Namun siapa tahu Xu Zhongxu akan atau tidak akan mencurigai Xu Zijin setelah mengetahui bahwa dia sudah melakukan tes DNA?
Di seberang ponsel, Xu Zhongxu pun menjadi panik, ia mengatakan, "Cepat pulang."
Kemudian Xu Zhongxu menutup panggilan tersebut.
Kali ini Xu Zijin benar-benar terbengong. Ia menutup ponselnya, seluruh tubuhnya seolah ditabrak pesawat, otaknya jadi kosong. Ia berdiri di tempat, ia tidak pernah menyangka rahasia yang sudah ia sembunyikan begitu lama kini akan terungkap sekarang?
Karena Xu Zijin tak kunjung kembali ke kamar, Nie Zhining yang sedang menunggunya pun jadi heran. Ia lalu berdiri dan mulai membereskan beberapa bajunya untuk dibawa ke rumah sakit sendiri. Sekarang kondisi tubuh Nie Zhining sudah banyak membaik, selama hasil pemeriksaan tubuh bisa selesai besok, ia pun sudah bisa keluar dari rumah sakit.
Tentu saja, setelah keluar dari rumah sakit, ia tetap harus melakukan perawatan, karena ia sudah terkena cedera berat. Namun setelah ia selesai membereskan barangnya, Xu Zijin tetap belum kembali.
Nie Zhining menunggu lagi sebentar, setelah berpikir sejenak, ia pun memilih untuk keluar dari kamarnya untuk mencari Xu Zijin. Ia keluar dari kamarnya dan melihat Xu Zijin sedang berada di ujung koridor, ia pun merasa aneh dan memanggilnya, "Zijin? Zijin? Xu Zijin!"
"Ah, Zhining." Xu Zijin membalikkan kepalanya, wajahnya tampak pucat. Nie Zhining pun mengerutkan keningnya, "Kamu kenapa?"
"Tidak, Zhining, aku mungkin harus pulang dulu."
"Baiklah." Nie Zhining menganggukkan kepalanya. Ia dan Xu Zijin sama-sama turun ke lantai bawah, namun ternyata Nie Shize dan Zhen Xiaoya yang ingin memberikan ruang tersendiri buat Nie Zhining dan Xu Zijin sudah keluar rumah, bahkan mereka juga sudah membawa mobilnya.
"Tuan dan Nyonya bilang, nanti Nona Zijin akan membantu mengantar, jadi .…"
Xu Zijin masih bengong, sementara Nie Zhining mengerutkan keningnya dan mengatakan, "Kalau kamu tidak bisa mengantarku, aku bisa naik taksi ke rumah sakit sendirian."
"Tidak usah, kamu pulang bersamaku saja." Mungkin jika ada Nie Zhining, akan ada seseorang yang dapat membujuk Xu Zhongxu, dan mungkin Xu Zhongxu tidak akan membuat masalahnya menjadi terlalu canggung?
Nie Zhining menganggukkan kepalanya. Tidak lama kemudian, ia dan Xu Zijin tiba di rumah keluarga Xu. Xu Zijin mengambil napas dalam, karena ia menyadari bahwa ternyata dirinya … tidak berani masuk ke dalam rumahnya sendiri!