Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (18)



Kesempatan Terakhir (18)

3"Zhining, kamu sudah lihat kan?" Setelah keluarga Nie tiba di depan batu nisan Ayah Gu, meletakkan bunga dan berdoa dengan sopan. Mereka pun melihat Gu Qingqing dan Leng Sicheng sudah berjalan hingga bawah gunung.     

Meskipun kini hujan sudah reda, namun karena di atas pohon masih ada sisa-sisa air, Leng Sicheng pun masih memakai payungnya.     

Di atas gunung, dari jauh masih terlihat bahwa di bawah payung hitam itu ada dua punggung yang tampak berdekatan. Prianya tinggi, wanitanya kecil, namun langkah kaki mereka sejajar. Ketika tiba di samping mobil, Leng Sicheng membukakan pintu mobil agar Gu Qingqing masuk duluan, kemudian baru dirinya.     

Mobil Leng Sicheng berjalan menjauh dan dengan cepat menghilang dari gunung, juga dari tatapan keluarga Nie. Tatapan Nie Zhining terus mengikuti mobil yang menjauh itu. Bahkan saat mobil itu menghilang dari tatapannya, ia masih belum menarik kembali tatapannya.     

Beberapa saat kemudian, Nie Zhining baru menganggukkan kepalanya, dengan senyuman jelek ia mengatakan, "Ibu, bukannya memang harus begini? Tiga tahun yang lalu, saat aku memilih untuk ke luar negeri, aku sudah memikirkan bahwa semuanya akan jadi seperti hari ini."     

Pada saat itu, Nie Zhining sendiri yang tidak kuat ketika mendengar Leng Sicheng mengatakan bahwa pria itu sudah tidur dengan Gu Qingqing, dan memilih mundur dari hubungan tersebut. Padahal sebelumnya Nie Zhining bersedia menerima tekanan dari keluarga dan memilih untuk menjalani kehidupannya dengan Gu Qingqing.     

Sebenarnya waktu itu Nie Zhining juga mengerti bahwa Gu Qingqing pasti dipaksa oleh Leng Sicheng. Namun saat itu, ia sama sekali tidak dapat menerima ketidaksucian Gu Qingqing dalam bentuk apa pun. Dan pada saat kesadarannya sedang melayang gara-gara masalah tersebut, ia pun dibujuk oleh orang tuanya untuk pergi ke luar negeri. Tidak lama kemudian, ia pun mendengar kabar Gu Qingqing menikah.     

Kini kesengsaraan dan penyesalan Nie Zhining terlihat begitu tidak berguna dan tak berdaya. Walaupun mungkin Gu Qingqing tidak menjalani kehidupan pernikahan yang rukun seperti yang dibayangkan Nie Zhining, Leng Sicheng juga tidak sangat menyayangi Gu Qingqing. Namun, bagaimanapun juga Leng Sicheng dan Gu Qingqing sudah menjadi suami istri, Nie Zhining sebagai orang luar sama sekali tidak berhak ikut campur masalah mereka.     

"Aku tahu." Nie Zhining menundukkan kepalanya. Meskipun ia mengerti, namun saat ini, tulang rusuknya yang patah, luka luarnya yang belum sembuh total, kini terasa semakin menyakitkan.     

"Aku tidak akan mencari Qingqing lagi, aku juga tidak berhak mencarinya. Tapi mengenai masalahku dan Zijin … Ibu, aku harap Ibu bisa memberiku waktu untuk mempertimbangkan masalah itu."     

Hari pernikahan sudah ditetapkan, tapi karena Nie Zhining mengalami kecelakaan, secara otomatis pernikahan pun diundur. Kini mendengar Nie Zhining berkata demikian, Nie Shize dan Zhen Xiaoya pun panik, "Kamu bukannya sudah melepaskan Qingqing? Lalu kenapa .…"     

"Ayah, Ibu, aku tahu kalian menyukai Zijin. Tapi masalah cinta benar-benar tidak bisa dipaksakan. Mulai sekarang, aku tidak akan memikirkan Qingqing lagi, tapi jika aku menikah dengan Zijin gara-gara ini, itu namanya tidak bertanggung jawab atas diriku dan Zijin."     

Zhen Xiaoya masih ingin membujuk, namun Nie Zhining sudah menggelengkan kepalanya duluan, "Ibu, aku mengerti maksudmu, keluarga kita membutuhkan bantuan dari keluarga lain, jadi aku harus menikahi Zijin. Tapi di dunia bisnis ini tidak ada kawan yang abadi, juga tidak ada musuh yang menetap, ujung-ujungnya semua dalam dasar keuntungan."     

"Ibu, Xu Zijin adalah anak dari keluarga cabang, dan melihat kondisi keluarga Xu sekarang, meskipun Xu Zipei tidak mundur dari dunia hiburan, bisnis keluarga Xu juga tidak akan diberikan kepada Xu Zijin. Bisnis itu paling mungkin akan diberikan pada suami Kak Zipei kelak. Ibu juga sudah melihat kan, kini hubungan Zijin dan Leng Sicheng sangat buruk. Kartu sebagus ini dimainkan begitu buruk oleh Zijin, walaupun aku benar-benar menikah dengannya, kita juga tidak akan mendapatkan keuntungan maksimal, bahkan kita akan terlibat dalam masalahnya. Kita harus memperhitungkan semuanya, dan jika terjadi konflik kedepannya, aku percaya Leng Sicheng tidak akan memberi ampun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.