Kesempatan Terakhir (17)
Kesempatan Terakhir (17)
Jika bukan karena Nie Zhining bersikeras ingin datang ke sini, dan Nie Shize dan Zhen Xiaoya mengkhawatirkan Nie Zhining datang sendirian, ditambah lagi Gu Qingqing sudah membantu mereka membangunkan Nie Zhining dari koma, mereka pun dengan terpaksa menemani Nie Zhining ke sini. Namun keluarga Nie tidak menyangka mereka tidak hanya bertemu dengan Gu Qingqing, tapi juga Leng Sicheng.
Ketika Gu Qingqing melihat Nie Zhining, ia sedikit terkejut. Nie Zhining membawa bunga, dan jelas-jelas bunga itu untuk Ayah Gu.
Tidak mempedulikan konflik antara keluarga Nie, Nie Zhining dan Gu Qingqing. Kini keluarga Nie datang untuk Ayah Gu pada hari kematiannya, bagaimanapun juga, Gu Qingqing merasa sangat berterima kasih. Sehingga kali ini dengan sopan ia menyapa, "Paman Nie, Bibi Zhen, Zhining."
Kemudian badan Gu Qingqing bersandar ke arah Leng Sicheng. Dibandingkan dengan Gu Qingqing, Leng Sicheng tidak bisa berlapang dada. Di matanya, keluarga Nie bagaikan semut. Jika bukan karena Gu Qingqing menyukai Nie Zhining, ia sama sekali tidak akan memperdulikan keluarga Nie!
Namun Leng Sicheng melihat Gu Qingqing mendekat ke arahnya, ia pun menyipitkan matanya. Yang penting Gu Qingqing lebih memilihnya di hadapan Nie Zhining, jadi ia pun tidak memperdulikan keluarga Nie yang berusaha mendekat.
Kini Leng Sicheng pun menunjukkan statusnya sebagai suami. Meskipun tangan yang menopang di pundak Gu Qingqing mengerat, namun ketika menghadapi keluarga Nie, ia tetap dapat menyapa dengan tenang sambil menganggukkan kepalanya, "Paman Nie, Bibi Zhen. Zhining, bagaimana kondisimu sekarang?"
Nada bicara Leng Sicheng kali ini bahkan lebih lembut daripada Gu Qingqing, ia bahkan tidak lupa menanyakan kondisi Nie Zhining.
Nie Zhining melihat Leng Sicheng dan Gu Qingqing berdiri berdampingan, dan keduanya tampak mesra. Meskipun adegan ini menusuk mata Nie Zhining, namun ia sudah menyiapkan hati sebelumnya. Sehingga meskipun lesu, ia tetap menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Sudah baikan. Terima kasih Qingqing, jika bukan kamu yang membantuku, mungkin .… "
"Hais .… " Leng Sicheng memotong kata-kata Nie Zhining, "Kamu kan temanku dan Qingqing."
Leng Sicheng bahkan memberikan jalan, "Kalian ingin mengunjungi ayah? Terima kasih atas kedatangan kalian."
Kata ayah yang keluar dari mulut Leng Sicheng membuat keluarga Nie tertegun dan memiliki perasaan yang rumit. Bahkan Gu Qingqing juga sedikit terkejut.
Nie Zhining melihat Leng Sicheng, lalu ke Gu Qingqing, sorot matanya tampak sedikit terkejut dan sedih, namun ia tidak mengatakan satu kata pun. Malah Nie Shize yang maju dan menganggukkan kepalanya, "Benar. Tiga tahun yang lalu … ketika kecelakaan terjadi, kami sedang di luar negeri, jadi tidak punya waktu untuk ke sini. Karena sekarang sudah ada waktu, jadi .… "
"Terima kasih." Setelah keterkejutan Gu Qingqing, ia pun segera merespon, terutama ketika Leng Sicheng membantunya menghadapi keluarga Nie. Gu Qingqing sangat terharu meskipun ia tetap dapat merasakan ketidaksukaan Leng Sicheng terhadap keluarga Nie dari cara bicaranya.
"Seharusnya kami yang mengucapkan terima kasih. Waktu itu jika bukan kamu yang menyelamatkan Zhining, mungkin kami tidak akan punya kesempatan untuk berdiri di sini. Kedepannya jika ada sesuatu yang membutuhkan bantuan keluarga kami, jangan sungkan." Nie Shize melihat meskipun Nie Zhining masih sedih, namun sepertinya sudah mulai menerima takdirnya, Nie Shize pun merasa sangat senang.
Selama Nie Zhining dapat melepaskan obsesinya terhadap Gu Qingqing, maka perjalanan kali ini tidaklah sia-sia.
"Kita harus saling membantu sebagai teman." Gu Qingqing juga memberikan jalan dengan lapang dada.
Keluarga Nie berjalan masuk, ketika Nie Zhining berjalan melewati Leng Sicheng dan Gu Qinging, seolah sesuatu yang ada di udara akhirnya terjatuh ke darat.
Waktu telah berlalu, kini tidak ada lagi yang dapat menghalangi kebersamaan Leng Sicheng dan Gu Qinging, kan?