Kesempatan Terakhir (16)
Kesempatan Terakhir (16)
Setelah mengatakan kata-kata ini, Leng Sicheng membuka lagi botol ketiga dan ingin meneguknya sampai habis. Gu Qingqing terkejut, ia pun maju dan menghentikan tindakannya, "Sicheng, sudah cukup, jangan minum lagi."
Ketika Gu Qingqing menarik tangan Leng Sicheng, isi di dalam botol anggur hanya tersisa sedikit. Leng Sicheng melihat Gu Qingqing, kemudian ia pun menuang sisa anggur itu ke tanah.
"Maaf, maaf."
Kata maaf pertama untuk Ayah Gu, dan yang kedua untuk Gu Qingqing.
"Sicheng." Gu Qingqing melihat Leng Sicheng mengerutkan keningnya. Ia pertama kali melihat Leng Sicheng menunjukkan ekspresi yang begitu menderita.
Jujur saja, sebelumnya ketika Gu Qingqing melihatnya mengancam Wu Aimei, ia sangat kaget dan marah, bahkan merasa selama ini ia sudah berdiri di pihak musuh, sudah mengkhianati ayah Gu! Padahal Leng Sicheng memang sudah menabrak Ayah Gu sampai mati, bahkan mengancam keluarga korban, dan Gu Qingqing merasa situasi ini sungguh susah dibayangkan!
Namun kini Gu Qingqing melihat Leng Sicheng begitu sedih, mungkin sebenarnya Leng Sicheng sangat menderita dan hanya tidak pernah menunjukkannya saja?
Gu Qingqing tidak mengetahui apa yang bisa ia lakukan, sehingga ia pun memilih untuk menarik tangan Leng Sicheng, "Sicheng .…"
Leng Sicheng mengambil napas dalam, ia mengendalikan perasaannya dan berdiri. Ia mengambil payung dari tangan Gu Qingqing, kemudian satu tangannya lagi merangkul ke belakang dan menopang di atas pundak Gu Qingqing, memeluknya dengan erat.
Hujan mulai mereda, angin masih berhembus, Leng Sicheng dan Gu Qingqing tidak mengatakan apa pun dan hanya terus menatap batu nisan Ayah Gu. Sebelum pergi, Leng Sicheng menambahkan, "Ayah, aku akan menjaga Qingqing dengan baik, Anda tidak perlu khawatir."
Gu Qingqing melihat Leng Sicheng, ekspresi Leng Sicheng sangat serius, lalu Gu Qingqing juga mengatakan, "Ayah, kami berencana untuk punya anak. Semoga lain kali kami bisa datang ke sini bersama cucumu."
Leng Sicheng menolehkan kepalanya menghadap Gu Qingqing dan melihatnya tersenyum. Hari ini pertama kalinya Gu Qingqing menunjukkan senyuman yang santai. Wanita itu bersedia melepaskan masa lalu dan meraih masa depan.
Asalkan Leng Sicheng tidak pernah membohonginya, Gu Qingqing pun bersedia mempercayainya untuk yang terakhir kali, dan menanamkan semua perasaannya pada Leng Sicheng!
----
Namun ketika Leng Sicheng dan Gu Qingqing pergi, mereka bertemu dengan tamu tak terundang.
Nie Zhining.
Beberapa tulang rusuk Nie Zhining patah saat kecelakaan kemarin, ia juga sempat beberapa kali kritis. Dan untungnya ada Gu Qingqing yang membangunkannya dari koma.
Setelah Nie Zhining siuman, kondisinya masih tidak stabil dan masih beberapa kali kritis. Zhen Xiaoya pernah mencoba menelepon ke rumah keluarga Leng ingin meminta bantuan Gu Qingqing, namun Leng Sicheng mana mungkin memberinya kesempatan?
Leng Sicheng diam-diam menyuruh pembantu rumah, jika anggota keluarga Nie menelepon mereka harus mengatakan Gu Qingqing tidak ada di rumah. Ia juga diam-diam memblokir nomor telepon semua anggota keluarga Nie di ponsel Gu Qingqing.
Dari Nie Zhining masuk rumah sakit hingga sekarang, waktu sudah berlalu hampir satu bulan. Badannya masih dibalut oleh kain kasa, meskipun sudah diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur, namun wajahnya tetap sangat pucat, kondisinya masih sangat lemah.
Setiap tahun pada hari kematian Ayah Gu, karena Nie Zhining berada di luar negeri, ia pun tidak pernah hadir. Dan kini akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk menjenguk makam Ayah Gu.