Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (13)



Kesempatan Terakhir (13)

3"Presiden Leng, tapi .… " Sekretaris Cheng panik. Orang lain bahkan tidak akan berani menghayal mendapatkan kesempatan datang di konferensi level dunia seperti itu, jadi Leng Sicheng mana boleh mengatakan tidak mengikutinya?      

Meskipun sebelumnya Leng Sicheng pernah meragu sejenak, namun bukankah akhir-akhir ini ia selalu bekerja keras demi mendapatkan waktu luang untuk mengikuti konferensi tersebut?      

"Tidak ada tapi." Leng Sicheng tidak memperbolehkan ada yang meragukan keputusannya, terutama dalam hal tersebut      

"Lalu, aku mau kamu mencarikan satu orang … " Ketika Leng Sicheng mengatakan hal ini, seolah ada cahaya melintas di matanya, "Orang yang tiga tahun lalu itu ...."     

Setelah menutup panggilan tersebut, Leng Sicheng pergi ke kamar mandi. Di bawah pancuran air dingin, ia mengangkat kepalanya dan melihat dirinya sendiri dari cermin. Meskipun jenggot di dagunya sudah dicukur bersih, ekspresinya juga nampak tenang, namun di bawah ketenangan tersebut, sepertinya masih membawa sedikit gelombang yang kuat, yang sedang memberontak.     

Ia lalu mematikan air, rasa memberontak dalam dirinya pun banyak memudar. Kemudian ia berdiri tegak dan mengeringkan air di wajahnya, sekalian menyimpan kembali emosi negatif, kekhawatiran, dan ketakutan di matanya. Tidak lama kemudian, ia pun kembali ke dirinya yang tenang dan dingin seperti biasanya.      

 ----     

Leng Sicheng kembali ke kamar tidur tanpa mengeluarkan suara, dengan hati-hati ia membuka pintu, dan melihat Gu Qingqing masih dalam posisi sama ketika ia keluar, sepertinya tidak bergerak sejak saat itu.      

Leng Sicheng menutup kembali pintu perlahan, lalu kembali ke tempat tidur tanpa mengeluarkan suara. Dengan lembut ia duduk di tepi tempat tidur dan berbaring di samping Gu Qingqing. Ia takut Gu Qingqing pura-pura tidur, ia pun mencoba memanggilnya dengan lembut, "Qingqing, Qingqing .… "     

"Hmhh, ngantuk." Gu Qingqing bergumama tidak jelas, kemudian membalikkan badannya dan melanjutkan untuk tidur.      

Setelah menunggu beberapa saat, Leng Sicheng tidak merasakan Gu Qingqing ada niat mau bangun, dan hanya mendengarkan suara napasnya yang teratur.      

Gumaman Gu Qingqing yang bagaikan sedang bermimpi kebetulan dapat membuktikan bahwa tadi ia memang sedang tidur, dan tidak mengetahui bahwa Leng Sicheng pernah meninggalkan kamar.      

"Qingqing .… "     

Leng Sicheng membuka selimut dan masuk. Mungkin karena selimut yang terbuka membawa angin dingin masuk, Gu Qingqing jadi terganggu, ia pun mengerutkan keningnya dan bergumam, lalu kembali tidur sambil mengerutkan keningnya.      

Leng Sicheng melihatnya tidur dengan tidak nyaman, ia pun mengulurkan tangannya dan mengelus kening Gu Qingqing yang mengerut, kemudian menarik wanita itu ke dalam pelukannya.      

Gu Qingqing kembali mengerutkan kening, ia tidak nyaman dengan pelukan paksa ini dan sempat melawan sejenak. Namun Leng Sicheng juga berhasil menanganinya dalam waktu singkat, dan Gu Qingqing pun kembali tidur nyenyak.      

Leng Sicheng melihat wajah tidur Gu Qingqing, hatinya merasa sedikit bahagia, namun dicampuri dengan perasaan sulit dan cemas.      

Bahagia, tentu saja karena Leng Sicheng merasa Gu Qingqing sudah tidak memiliki pilihan lain lagi, dan hanya bisa memberikan semuanya pada dirinya, bahkan memberinya kesempatan untuk terlibat langsung dalam peringatan kematian Ayah Gu, di mana hal itu merupakan suatu hal paling penting serta paling dalam bagi Gu Qingqing.     

Sedangkan rasa cemas .…      

Leng Sicheng mengedipkan matanya dan mengeratkan pelukannya. Gu Qingqing yang di dalam pelukannya merasa tidak nyaman, napasnya jadi sesak.      

Gu Qingqing yang sedang tidur berusaha mengulurkan tangannya dan ingin mendorong Leng Sicheng, namun ia tidak berhasil mendorong pelukan pria itu dan hanya dapat mencari posisi yang nyaman untuk tidur.     

Leng Sicheng tidak akan membiarkan rahasia yang membahayakan ini menjadi kenyataan! Apalagi memberitahukan kenyataan tersebut kepada Gu Qingqing!      

Di masa depan, Gu Qingqing tidak memiliki ayah, ibu, kakak, apalagi Nie Zhining lagi, melainkan hanya ada Leng Sicheng!      

Sedangkan bukti-bukti itu, dan orang yang mengetahui kebenaran itu … Leng Sicheng dapat menanganinya tiga tahun yang lalu, maka sekarang ia juga tidak akan membiarkan orang itu muncul di hadapannya!      

Dan untungnya, Gu Qingqing masih belum mengetahui apa pun. Mereka akan mulai saling mencintai dan memiliki anak, Leng Sicheng masih punya kesempatan!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.