Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (9)



Kesempatan Terakhir (9)

3Leng Sicheng berdiri di samping Gu Qingqing, ia melihat Gu Qingqing mengatakan apa yang ingin ia sampaikan, lalu membuka pintu dan berjalan keluar bersamanya.     

"Gu Qingqing, jangan pergi!" Ekspresi Wu Aimei yang ada di dalam rumah tampak buruk. Jika mengatakan Wu Aimei merasakan kemarahan setelah keterkejutan tadi sore, maka kini yang dirasakannya adalah ketakutan setelah marah!     

Gu Qingqing adalah anak yang Wu Aimei besarkan sejak kecil, ia mengetahui Gu Qingqing memiliki sifat yang sangat lembut, jika tidak terlalu keterlaluan, Gu Qingqing biasanya akan menahan emosinya. Walaupun terpaksa, namun asalkan Gu Qingqing tidak dipaksa hingga berdiri di depan jurang, biasanya ia tidak akan melawan. Namun yang paling mengerikan dari Gu Qinging adalah sikap yang diperlihatkannya tadi itu!     

Gu Qingqing akan menjadi sangat tenang jika amarah dan emosinya sudah melonjak ke titik tertentu. Namun rasa tenangnya itu biasanya menandakan sebuah keputusan, menandakan bahwa ia tidak akan mengubah lagi keputusannya!     

Wu Aimei pernah melihat Gu Qingqing yang seperti ini sekali, yaitu beberapa hari setelah kematian Ayah Gu, saat Wu Aimei dan Gu Qingshan memaksa Gu Qingqing menikah dengan Leng Sicheng. Waktu itu Gu Qingqing yang awalnya terkejut, kemudian marah, sampai berontak hingga akhirnya kembali tenang karena terpaksa.     

Lalu kali ini, Gu Qingqing langsung membuka pintu dan keluar dari rumah keluarga Gu.     

Wu Aimei masih ingin mengatakan sesuatu, namun Leng Sicheng yang masih berdiri di luar pintu sudah menoleh padanya. Tatapan pria itu tampak dingin dan tenang, lalu tanpa mengatakan satu kata pun, ia pun mengikuti Gu Qingqing pergi. Namun justru karena tatapan Leng Sicheng yang dingin dan tenang itu membuat Wu Aimei tidak berani maju lagi.     

Gu Qingqing jalan duluan, sedangkan Leng Sicheng berdiri di belakangnya, menunggu Gu Qingqing jalan dulu, kemudian baru mengikutinya. Leng Sicheng jelas-jelas tidak menginginkan Wu Aimei dan Gu Qingshan mengganggu Gu Qingqing lagi.      

Tempat yang ditinggali Wu Aimei dan Gu Qingshan ada di area vila pemberian Leng Sicheng. Jujur saja, mereka sekarang tinggal di vila, punya mobil bagus, serta mendapat uang lima ribu yuan per bulan, bahkan Gu Qingqing juga harus membantu mereka menyelesaikan banyak masalah, Leng Sicheng benar-benar merasa perbuatan Gu Qingqing sudah sangat cukup bagi keluarga Gu.      

Jika Mu Shang'en dan Leng Mo yang memiliki sifat seperti Wu Aimei dan Gu Qingshan, setiap hari hanya bisa membuat masalah, apalagi masih meminta uang bagaikan bos, Leng Sicheng pasti akan segera mengeluarkan mereka dari rumah!      

Meskipun Leng Sicheng merasa Gu Qingqing sudah melepaskan dirinya, namun ia tetap khawatir wanita itu akan sedih. Ia berpikir sejenak, lalu melangkah maju dan berjalan sejajaran dengan Gu Qingqing.      

Mobil Leng Sicheng diparkir di luar halaman. Ia memberikan isyarat pada supir, menyuruhnya pergi. Ia berharap dapat menemani Gu Qingqing jalan sebentar, agar wanita itu dapat melampiaskan emosinya.      

Tapi, Gu Qingqing malah merasa aneh, "Kita tidak pulang dengan mobil?"     

Leng Sicheng tidak melihat ke arah mobil, melainkan hanya terus berjalan, "Tadi makan siang kebanyakan, ayo jalan-jalan dulu untuk memperlancar pencernaan."     

Sekarang sudah mau jam delapan malam, meskipun tadi makan siang kebanyakan, seharusnya sudah tidak terlalu kenyang, kan?     

Namun meskipun Gu Qingqing sudah memutuskan hubungan kekerabatannya, tapi suasana hatinya masih sangat kacau. Lampu jalan memancarkan bayangan mereka, membuat mereka tampak kesepian.     

Cuaca hari ini bagus, area vila juga berada di pinggiran kota. Ketika Gu Qingqing mengangkat kepalanya, ia dapat melihat cahaya bulan yang terang di langit.     

Leng Sicheng juga mengikuti gerakan Gu Qingqing, mengangkat kepalanya dan melihat langit. Mereka berjalan di bawah cahaya bulan, dan Gu Qingqing terlihat mengambil napas dalam, kemudian menghembuskannya. Ia seolah ingin memuntahkan semua kotoran dari helaan napas panjang tersebut.     

Setelah menghela napas panjang, perasaan Gu Qingqing pun menjadi lebih baik, "Aku sedikit lapar, ayo kita pergi. Aku mau cepat-cepat pulang."     

Leng Sicheng tertegun, ia melihat Gu Qingqing menunjukkan senyuman, langkah kaki Gu Qingqing juga menjadi ringan, seolah benar-benar sudah berjalan keluar dari masalah tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.