Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (6)



Kesempatan Terakhir (6)

3Setelah masuk ke kamar, Leng Sicheng masih dalam kondisi bengong. Ia melihat Gu Qingqing tidak mengganti bajunya sendiri terlebih dulu, melainkan berbalik badannya dan membuka kancing bajunya terlebih dahulu.     

Leng Sicheng berdiri dengan tegak seperti siswa SD yang sedang melakukan pelatihan militer. Setelah Gu Qingqing membuka semua kancing bajunya, ia pun mengangkat kepalanya dan melihat Leng Sicheng, "Buka celanamu sendiri, sudah basah kuyup."     

Leng Sicheng menganggukkan kepala, ia benar-benar mematuhi kata-kata Gu Qingqing. Ia membuka celananya dan hanya mengenakan celana dalam. Ia melihat Gu Qingqing memberikan sebuah handuk padanya, kemudian berdiri di depannya dan memungut bajunya yang basah, lalu meletakkannya di dalam keranjang baju kotor. Lalu Gu Qingqing masuk ke kamar mandi, ia melepaskan bajunya yang basah kuyup. Kemudian dari dalam kamar mandi pun terdengar suara air.     

Leng Sicheng berdiri di luar pintu kamar mandi. Jika ini terjadi di masa lalu,ia pasti sudah bergegas masuk ke dalam dan mandi bersama Gu Qingqing, namun sekarang ini, Leng Sicheng masih merasa terkejut.     

Tadi ia tidak sedang bermimpi, Gu Qingqing benar-benar sudah membantunya membuka bajunya yang basah, bukan karena kewajiban suami istri, melainkan karena Gu Qingqing benar-benar menaruh perhatian padanya!     

Leng Sicheng sudah menikah dengan Gu Qingqing selama tiga tahun, dan ini pertama kalinya ia dapat merasakan dengan jelas bahwa di dalam mata Gu Qingqing terdapat perasaan cinta yang tak ada habisnya!     

Astaga, apakah ini yang namanya saling mencintai?     

Leng Sicheng tidak sedang bermimpi, ia tidak sedang bermimpi kan?     

Leng Sicheng tiba-tiba panik, ia segera bergegas ke pintu masuk kamar mandi. Gu Qingqing tidak mengunci pintu, namun ketika Leng Sicheng masuk secara mendadak, Gu Qingqing tetap terkejut, "Sicheng?"     

Leng Sicheng masuk ke dalam dan bergegas ke samping Gu Qingqing. Ia melihat Gu Qingqing dari atas sampai bawah, tatapannya sangat panas, seolah-olah ingin membakar wajah, badan, dan seluruh badan Gu Qingqing saja.     

Gu Qingqing mengerutkan keningnya, ia berpikir jangan-jangan Leng Sicheng sedang ingin ….     

Leng Sicheng hanya menggelengkan kepalanya, dengan emosional ia mendekati Gu Qingqing, dan ia memeluk Gu Qingqing tanpa melakukan yang lain.     

Ketika Leng Sicheng menari dengan Gu Qingqing, ia pernah teringat dengan buku yang pernah dibacanya, yang berjudul "The Heart of a Broken Story". Lalu sekarang, ia akhirnya merasakan makna dari pepatah dalam buku tersebut, 'Ada yang mengira cinta itu adalah s*x, pernikahan, ciuman selamat pagi, sekumpulan anak-anak, dan mungkin memang seperti itu arti cinta, Nona Leicester. Tapi apakah kamu tahu isi pikiranku? Aku merasa cinta itu ingin menyentuh, tapi juga tidak.'     

Di hadapan cinta yang suci, yang namanya sentuhan mesra, melihat dia dari pagi hingga malam, yang namanya melahirkan sekumpulan anak, semua ini terlihat begitu dangkal!     

Yang terpenting adalah, ada tempat baginya di hati Gu Qingqing!     

"Aku … juga mau mandi. Ayo sama-sama."     

Leng Sicheng melepaskan tangannya perlahan, ia menarik tangan Gu Qingqing untuk berendam sama-sama di dalam bak mandi. Namun ia benar-benar hanya duduk di sisi lain bak mandi, dan mandi dengan tenang. Tidak harus terjadi sesuatu, yang penting Gu Qingqing berada di sampingnya saja cukup.     

Gu Qingqing masih kebingungan, namun ia tetap membersihkan badannya dengan serius. Setelah mengeringkan badan dan memakai baju, Leng Sicheng juga seperti sebelumnya, berdiri di belakangnya dan mengeringkan rambut dengan hair dryer.      

Gu Qingqing melihat Leng Sicheng lewat cermin, kini ekspresi pria itu terlihat santai, sepertinya sama sekali tidak ada niat mau melakukan sesuatu. Dari pantulan cermin, ia juga melihat Leng Sicheng tersenyum, tatapan pria itu juga terlihat sangat lembut.     

Ada apa ini? Jangan-jangan Leng Sicheng sengaja menahannya sekarang, dan akan melampiaskannya nanti malam sekaligus?     

Setelah memakai baju dengan lengkap, Gu Qingqing berdiri. Ponselnya berbunyi, ia pun mengambil ponselnya dan melihat ke layar, ada panggilan dari Wu Aimei. Gu Qingqing mengangkat panggilan tersebut dan langsung mengatakan, "Mau kami ke sana ya? Baik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.