Kisah Istri Bayaran

Kesempatan Terakhir (2)



Kesempatan Terakhir (2)

0Gu Qingqing masih bengong dan berdiri di tengah jalan, ia mengangkat kepalanya, melihat kini dirinya berada di bawah payung yang dibawa Leng Sicheng yang melindunginya dari angin kencang dan hujan deras.     

Hujan masih berlangsung, air hujan menetes di atas payung, mengalir ke ujung payung dan jatuh ke bawah. Di bawah payung kecil tersebut, pemandangan hujan, jalan raya, dan semua yang di sekitar seolah menjadi kabur dan membangun sebuah dunia kecil. Dan di dunia kecil tersebut kini hanya ada Leng Sicheng serta Gu Qingqing, hanya keberadaan mereka berdua yang terasa nyata.     

Di bawah air hujan yang turun terdapat wajah Leng Sicheng yang tanpa ekspresi itu, lalu Leng Sicheng dengan pelan mengatakan, "Ayo pulang."     

Pulang? Pulang ke mana? Gu Qingqing merasa dirinya sudah tidak memiliki rumah.     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya, mengira Gu Qingqing kedinginan, ia pun memberikan payung, "Pegang payung ini sebentar."     

Gu Qingqing mengambil payung dengan bengong, lalu ia melihat Leng Sicheng mengeluarkan tisu dan mengelap kepalanya yang basah dengan lembut. Kemudian pria itu melepas jaketnya dan membungkus badan Gu Qingqing. Jari panjangnya menarik kerah jaket untuk menutup erat badan kecil Gu Qingqing, menghalangi air hujan dan angin dari luar.      

Aroma badan Leng Sicheng langsung menyebar dan memberikan Gu Qingqing perasaan yang segar dan nyaman. Kemudian Leng Sicheng mengambil lagi payung dari tangan Gu Qingqing, satu tangannya yang lain menopang di atas pundak Gu Qingqing, sepertinya ingin membawanya pulang ke rumah. Namun ketika Leng Sicheng ingin membawanya jalan, Gu Qingqing malah tidak bergerak.     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya, ia menoleh dan melihat Gu Qingqing masih dalam posisi tadi, beberapa saat kemudian, Gu Qingqing pun menundukkan kepalanya dan mulai berjalan.     

Leng Sicheng baru mendapatkan laporan dari Sekretaris Cheng bahwa Gu Qingqing sudah bertengkar dengan Wu Aimei. Kini mungkin Gu Qingqing sudah memutuskan hubungannya dengan keluarganya.     

Leng Sicheng mendengar Sekretaris Cheng mengatakan Gu Qingqing turun di tengah jalan, Leng Sicheng pun langsung memutuskan untuk menyuruh Gu Qingshan pulang duluan dengan mobil van Cadillac. Sedangkan ia sendiri pindah ke mobil lain dan pergi mencari Gu Qingqing.     

Walaupun Leng Sicheng sejak awal sudah tidak menyukai Wu Aimei dan Gu Qingshan, serta berharap kedua cacing ini bisa menghilang dari kehidupan Gu Qingqing. Namun ketika ia melihat Gu Qingqing meyakinkan diri untuk memutuskan hubungan kekerabatan dengan keluarganya, ia malah sangat sakit hati.     

Leng Sicheng ingin menghibur Gu Qingqing namun tidak tahu harus bagaimana. Gu Qingqing berjalan satu langkah, Leng Sicheng pun mengikutinya, sedangkan mobilnya juga mengikuti mereka di tepi jalan dengan perlahan.     

Di jalan yang ramai ini, karena hujan deras tersebut, selain mobil yang berjalan buru-buru di jalan besar, dan mobil Leng Sicheng yang mengikutinya serta Gu Qingqing perlahan, hanya ada Leng Sicheng dan Gu Qingqing yang berjalan di tepi jalan yang sepi ini.      

Gu Qingqing berjalan di tepi jalan sambil melihat ke bawah. Ia berjalan ke depan selangkah demi selangkah. Payung yang disediakan mobil Leng Sicheng agak kecil, kini payungnya lebih memiring ke arah Gu Qingqing.     

Pohon yang di tepi jalan menutupi pemandangan hujan yang deras, air hujan turun dari daun-daun pohon. Leng Sicheng dan Gu Qingqing berjalan berdampingan, jalan yang tampak kabur di depan mereka seakan tidak ada batasnya.     

Ketika Leng Sicheng dan Gu Qingqing berjalan hingga depan lampu lalu lintas, Gu Qingqing tetap menundukkan kepalanya, langkah kakinya tetap tidak berhenti, sepertinya sama sekali tidak melihat jalan.      

Ketika lampu hijau berubah menjadi lampu merah di zebra cross, Gu Qingqing tetap berjalan beberapa langkah. Leng Sicheng melihat ada mobil menyetir dari belokan kanan, ia pun segera mengatakan, 'Hati-hati!' Kemudian langsung maju, satu tangannya masih membawa payung, sementara tangannya yang lain terulur untuk merangkul pinggang Gu Qingqing, menariknya kembali ke tepi jalan dengan lembut.     

Mobil tadi melewati Leng Sicheng dan Gu Qingqing tanpa henti, Leng Sicheng pun menatap dengan dingin mobil yang menjauh itu, ia pun tidak bisa menahan emosi, "Tidak melihat jalan! Kamu kira nyawamu ada banyak?!"     

Setelah Leng Sicheng mengatakan hal tersebut, Gu Qingqing tiba-tiba mengulurkan kedua tangannya dan memeluk erat badan Leng Sicheng. Ia seakan sedang memeluk harapan hidupnya yang terakhir, ia memeluk pria itu dengan erat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.