Kisah Istri Bayaran

Acara Ulang Tahun (28)



Acara Ulang Tahun (28)

1"Aku ingat hari ketika ayahku meninggal, ibuku sedang mengadakan pesta di rumah. Ketika ibuku sedang menikmati pestanya, kabar kematian ayahku pun datang. Seperti yang dibayangkan ibuku, kematian ayahku sangat jelek dan memalukan. Ayahku meninggal karena waktu itu katanya dia tidak memberikan uang kepada wanita selingkuhannya, katanya dompetnya dirampok ketika sedang dalam perjalanan. Melihat ayahku tidak punya uang lagi, selingkuhannya pun marah dan mereka bertengkar. Ayahku bahkan memukuli wanita itu, lalu ketika dia berbalik badan, sebuah pisau menusuk jantung ayahku."      

"Ketika kabar kematian ayahku diberitahukan, mereka semua yang sedang berpesta langsung terdiam, hanya ibuku yang terlihat sangat senang seolah mau terbang, bahkan dia menyuruh para tamu yang mau pulang, tetap melanjutkan pestanya untuk memberkati kematian ayahku."      

"Selama berlangsungnya pesta, ibuku terus tertawa terbahak-bahak dan minum anggur. Setelah para tamu pergi, dia berbaring di atas tempat tidur dengan hati senang, dia mengelus kepalaku dan menyuruhku tidur dengannya. Kami tidur di kamar kecilku, dan untuk menidurkanku, kami bermain sebentar, membaca buku cerita. Waktu itu aku masih berusia 5 tahun, aku masih tidak tahu bahwa ayahku sudah meninggal, waktu itu aku masih mengira ibuku begitu senang, berarti kedepannya kehidupan kami pasti akan berubah menjadi lebih baik."      

"Aku ingat, pertanyaan terakhirku terhadap ibuku adalah, 'Ibu, ayah akan pulang ke rumah bersama kita, kedepannya keluarga kita akan baik-baik saja, kan?' Aku ingat waktu itu ibuku tertegun sejenak, lalu dia mengangguk pelan."     

"Tapi siapa sangka, ketika aku bangun dari tempat tidur kecilku itu, aku tidak melihat ibuku, jadi aku pergi mencarinya di kamar tidurnya, kemudian aku melihat ibuku tidur di atas ranjang dengan tenang. Dia mengenakan baju putih, berbaring di atas sprei putih, tangannya memegang setangkai bunga mawar, seperti sedang tertidur lelap … hanya saja, di bagian jantung ibuku ada sebilah pisau penuh darah, sama seperti ayahku."     

Lin Zhouyi menceritakan kisahnya di jalanan yang sepi, membuat Gu Qingqing yang mendengarkannya sangat syok.     

Lin Zhouyi lalu berjalan sambil mencibir, "Waktu itu ayahku adalah penjudi yang sangat terkenal, pengalamannya sangat hebat. Koran kampung Cina pasti akan memberitakan soal ayahku yang sudah meniduri selebriti setiap hari, lalu besoknya pergi ke rumah bordil, atau memberitakan dia membeli mobil, kalung, dan cincin, memberitakan bahwa ayahku sudah menghabiskan uang hanya untuk mengejar wanita."      

"Sedangkan ibuku, setelah ayahku berselingkuh secara terang-terangan, meskipun dia setiap hari mengadakan pesta, mencari selingkuhan, tapi hanya aku yang tahu bahwa ibuku setiap malam pasti akan kembali ke kamar dan tidak pernah berselingkuh dengan lelaki manapun."     

Lin Zhouyi mengangkat kepalanya dan melihat ke langit, suasana di sini lumayan bagus, di Yancheng yang begitu tercemar, ia ternyata masih bisa melihat bintang, "Aku tidak akan pernah melupakan kata-kata ibuku, dia bilang dia paling tidak suka kalau laki-laki masih tidak bisa mengendalikan nafsunya setelah menikah, dan tidak memperdulikan keluarganya."      

"Kalau ingin bermain perempuan, laki-laki bisa bermain sepuasnya sebelum menikah, tetapi begitu memilih untuk menikah, berarti laki-laki itu sudah memilih sebuah jalan yang akan mengikatnya sampai mati. Karena sudah bersumpah di depan Yang Maha Kuasa, jadi ia harus bertanggung jawab pada satu orang wanita saja selama sisa perjalanan hidupnya di masa depan."     

"Jadi, saat pertama kali aku mengetahui orang yang bernama Leng Sicheng ini sudah menikah, tapi malah gonta-ganti pasangan sampai 12 orang, dan kedepannya mungkin akan bertambah, tanpa aku tahu siapa istri sahnya, dan hanya tahu bahwa dia adalah pria berperilaku busuk yang tidak bermoral, aku merasa dia tidak pantas bahagia. Aku tidak tahu siapa istrinya, aku hanya teringat pada ibuku dan aku dulu, karena itulah aku jadi memusuhi Kak Sicheng."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.