Kebenaran (13)
Kebenaran (13)
Dalam sekejap Xu Zijin menjadi tegang, refleks pertamanya adalah melihat Xu Zhongxu dan Li Hongrui yang ada di kerumunan, mereka berdua sepertinya tidak merasakan ada yang aneh. Xu Zijin pun merasa lega. Sebenarnya, selama kedua orang tuanya ini tidak merasakan tindakannya yang aneh, orang lain sama sekali tidak akan memikirkannya.
Lalu, kedua orang itu….
Xu Zijin melihat ke arah Gu Qingqing dan Wu Aimei, mereka berdua sedang berbisik. Dirinya sama sekali tidak ingin memiliki hubungan apa-apa dengan mereka, meski hanya salah satu pun, ia tetap tidak mau!
Tapi untungnya, semua orang sepertinya sibuk dengan masalahnya masing-masing.
Sebagian besar energi Leng Sicheng digunakan untuk bertarung dengan Lin Zhouyi. Sedangkan Lin Zhouyi, kini dia berdiri di samping Gu Qingqing yang berada di samping keluarganya. Kemudian keluarga Xu Zijin sendiri masih mendiskusikan masalah bisnis, sementara Leng Yunting dan Leng Yunlin juga sedang saling bertukar ide bisnis.
Pada waktu makan malam, mereka pun mulai duduk di dua meja dengan suasana santai. Sebagai pemilik rumah, keluarga Leng tentu saja duduk di meja utama, sementara tamu-tamu lainnya secara otomatis duduk di meja satunya lagi, termasuk ibu Gu Qingqing dan kakaknya.
Perbedaan yang jelas dapat terlihat ketika acara makan dimulai. Wu Aimei dan Gu Qingshan dari keluarga Gu, termasuk Liu Jianguo dan Liu Tiantian dari keluarga Liu, yang baru memulai bisnis di dunia real estat, merasakan tekanan yang cukup besar. Mereka berempat berusaha sekuat tenaga untuk tidak berbicara pada saat makan. Namun ketika makanan mulai disajikan, di saat yang lain dengan tertib menunggu pembantu membagikan makanan ke dalam piringnya, mereka berempat malah sudah mengambil sendiri.
Dari posisi duduk juga, meskipun dibandingkan dengan posisi duduk yang sangat santai seperti menaikkan kaki di atas kursi ketika di rumah, kini mereka sudah banyak berubah, namun postur duduk mereka tetap tidak tegap. Apalagi pada saat makan dan minum sup, terkadang sendoknya menyentuh porselen piring dan mengeluarkan suara nyaring. Belum lagi terkadang ada sedikit suara aneh pada saat makan.
Begitu suara itu terdengar, Li Hongrui yang duduk di seberang segera mengerutkan keningnya dengan tidak sabar, sepertinya ia benar-benar tidak ingin duduk satu meja dengan orang seperti ini. Meskipun anggota keluarga Xu lainnya tidak mengatakan apa pun, namun dari ekspresi mereka, bisa diketahui bahwa mereka ingin menjauhkan diri dari orang-orang itu, takut tertular penyakit tidak tahu mereka.
Penghinaan dan ketidak sabaran yang ditunjukkan keluarga Xu yang kentara, membuat keluarga Gu dan keluarga Liu menjadi sangat tegang.
Ketika makanan disajikan, Wu Aimei yang ingin memberikan tempat buat pembantu, secara tidak sengaja membuat mangkok nasi terjatuh, baik di atas meja maupun di bawah meja pun menjadi berantakan.
Kali ini, reaksi mereka yang satu meja pun menjadi heboh. Tapi Gu Qingshan tidak merasakan apa-apa, "Ibu, kamu ini kenapa?" Yang lain, termasuk Liu Tiantian pun merasa sangat malu. Apalagi Li Hongrui, dia mengatakan sesuatu dengan pelan, "Dasar rendahan, sudah bawaan dari lahir, mau bagaimana lagi?"
Karena ruang makan terlalu sunyi, sehingga dalam seketika semua orang yang di dalam ruangan pun bisa mendengar ucapan barusan. Wajah Wu Aimei langsung memerah, ia merasa sangat canggung dan malu. Di samping Li Hongrui, Xu Zijin juga merasa sangat malu, bahkan merasa sangat jijik, keningnya mengerut erat dan sudut bibirnya tampak meremehkan. Apalagi mereka yang lain, sungguh ingin mengusir orang yang memalukan seperti ini.
Leng Sicheng yang ada di samping membuka mulut dengan tenang, "Bereskan dulu."
Gu Qingqing juga menolehkan kepalanya, "Ibu, apa bajumu kena?"
"Ti, tidak." Wu Aimei berdiri sendiri, bajunya memang terkena sedikit minyak, namun itu bukan masalah besar. Hanya saja, ketika ia mengangkat kepalanya, ia melihat ekspresi Xu Zijin yang merasa jijik padanya, dan itu langsung membuatnya merasa sedih.