Kisah Istri Bayaran

Kebenaran (3)



Kebenaran (3)

1Asisten itu juga tidak merasa aneh, ia mengambil tas Xu Zijin dan pergi. Nie Zhining melihat nomor telepon yang ada di layar teleponnya. Ia tidak tahu dirinya harus menghubungi nomor itu atau tidak. Setelah ia ragu untuk waktu yang lama, akhirnya ia memutuskan untuk menelpon ke nomor itu.     

Panggilan teleponnya baru diangkat setelah berdering untuk waktu yang lama, "Halo?"     

Suara seorang pria! Umurnya sekitar 30an, dari suaranya, sepertinya orang ini adalah pria marga Tian yang waktu itu, saat ia mengangkat telepon Xu Zijin.     

Mengenai hal seperti perselingkuhan, sebagai seorang pria, tentu saja Nie Zhining sangat membencinya. Walaupun dirinya masih belum cinta mati kepada Xu Zijin, tapi kini ada seorang pria muncul di hadapannya ketika mereka sudah mau menikah, bahkan sering saling menelpon Xu Zijin, bagaimanapun juga, ia harus mempertanyakannya.     

Tapi Nie Zhining juga takut, jangan-jangan Xu Zijin benar- benar hanya menelpon pria itu untuk masalah bisnis, jadi tidak baik kalau ia banyak bertanya.     

Meskipun EQ Nie Zhining biasa-biasa saja, tapi karena ia sudah terjun ke dunia bisnis untuk waktu yang lama, ia pun bertanya, "Selamat malam, aku mencarimu karena ada sedikit urusan. Rekan bisnisku memperkenalkanmu kepadaku, boleh aku tanya siapa namamu?"     

Orang di seberang telepon pun langsung paham, "Selamat malam, aku Tian."     

Marga Tian! Orang itu benar-benar orang dengan marga Tian! Nie Zhining pun mulai bersemangat, sekaligus sedikit panik, ia berusaha menahan emosinya, dengan nada tenang ia bertanya, "Temanku bilang, kemampuanmu sangat bagus, perusahaanmu juga hebat, tapi …"     

"Oh, iya iya." Orang itu menganggukkan kepalanya, "Apa yang mau Anda selidiki? Kebetulan aku membuka jasa penyelidikan untuk menyelidiki perselingkuhan, melacak keberadaan seseorang, memberikan bantuan menyelesaikan kasus, mencaritahu informasi bisnis lawan, asal tidak melanggar undang-undang, bisa aku menerima kasus apa pun. Anda mau menyelidiki yang mana?"     

Usai mendengar penjelasan barusan, Nie Zhining pun sudah tahu pekerjaan orang tersebut, "Jadi, kamu ini detektif?"     

"Iya, ada yang bisa aku bantu?" Detektif Tian menambahkan, "Tidak perlu khawatir, orang lain tidak akan tahu hal yang akan diselidiki."     

"Tidak akan ketahuan? Kalau yang mencarimu adalah kerabat ataupun orang dekat penyelidik?"     

Detektif Tian menggelengkan kepalanya, "Kerahasiaan dari kasus yang diselidiki akan tetap terjaga. Karena ada banyak kasus berupa permintaan untuk melakukan tes DNA, menyelidiki pasangan, warisan dan semacamnya. Penyelidikan kami kebanyakan berkaitan dengan orang terdekat klien."     

"Orang terdekat klien .…" Nie Zhining tampak kaget.     

"Benar-benar tak akan ketahuan? Walaupun aku bersedia membayar mahal?"     

"Maaf, ini adalah etika profesional." Detektif Tian menggelengkan kepalanya.     

"Baik, aku paham. Aku akan menelponmu lagi kalau ada perlu." Nie Zhining lalu meletakkan ponsel di tangannya, kini kepalanya sangat pusing dan berantakan.     

Sebelumnya Nie Zhining tidak tahu, tapi hari ini, Xu Zijin sengaja mendekati Gu Qingqing, bahkan sengaja mengikuti acara keluarga mereka, kemudian ia bahkan pulang dengan satu botol air itu … sedangkan sebelum dia mengambil botol air itu, dia sempat telepon dengan detektif ini.     

Siapa yang sedang Xu Zijin selidiki? Rahasia apa yang ingin Xu Zijin ketahui? Sebenarnya kenapa sikap Xu Zijin akhir-akhir berubah jadi aneh?     

Nie Zhining merasa dirinya seakan telah jatuh ke sebuah pusaran besar, sedangkan Xu Zijin yang ia pikir sudah berubah menjadi baik, kini seolah berubah menjadi sosok yang tak bisa ia kenali lagi dalam sekejap .…     

 ----     

Setelah selesai berbincang dengan Nie Zhining melalui telepon, dalam waktu singkat detektif Tian menerima sebuah panggilan lagi, kali ini dari Xu Zijin.     

"Aku masih punya satu lagi bahan untuk dites DNA." Ia tertegun sejenak kemudian menambahkan, "Ah tidak, ada dua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.