Perubahan (1)
Perubahan (1)
"Ini, untukmu, ini juga." Selain air mineral, Gu Qingqing juga membelikan sebuah roti.
Leng Sicheng kaget melihat roti yang ada di hadapannya sekarang, "Buat apa beli ini? Kamu belum kenyang?"
"Bukannya kamu tidak suka makanan sampah seperti ini? Ini roti, memang roti biasa, tapi ini roti coklat paling spesial, cobalah."
Melihat Gu Qingqing menyerahkan roti kepadanya, Leng Sicheng sedikit kaget. Wanita ini membelikan roti khusus untuk dirinya, ini tandanya Gu Qingqing memang memikirkannya.
Namun Leng Sicheng malah merasa tidak terima, dan bertanya, "Lalu kenapa kamu membelinya untukku?"
Gu Qingqing merasa aneh, "Bukannya kamu belum makan malam? Kalau bukan untukmu, untuk siapa lagi?"
"Hanya karena aku belum makan malam? Di luar sana masih ada banyak orang yang belum makan malam, kenapa kamu tidak membelikan mereka roti juga?"
Gu Qingqing mengangkat tangannya dan meletakkannya di dahi Leng Sicheng. Tidak panas, tapi kenapa pria ini bicara melantur seperti ini?
"Kalau bukan untukmu mau untuk siapa lagi, kan kamu yang suamiku." Gu Qingqing menjawab dengan wajar.
Leng Sicheng sedikit tertegun, ia tidak menyangka Gu Qingqing begitu memikirkan dirinya!
"Hari ini kamu juga sudah menyetir mengantarku ke sini. Walaupun akhirnya kita tetap tidak sempat naik pesawat … dan kita batal pulang hari ini karena dirimu. Sudahlah, lebih baik kamu tidak usah makan saja." Tadi sore pria ini sudah menyobek tiketnya, malam ini juga sudah membuat mereka berdua ketinggalan pesawat karena terlambat membeli tiket terakhir penerbangan hari ini. Lalu sekarang, mereka bahkan tidak punya tempat tinggal, dan hanya bisa tidur di dalam mobil.
Memikirkan semua itu membuat Gu Qingqing akhirnya merampas roti coklat itu dari tangan Leng Sicheng, namun pria itu kembali merebutnya. "Kau sudah membelikannya untukku, dan malah mau mengambilnya lagi? Jangan harap!" Kemudian ia pun segera membuka kemasan roti itu dan menggigitnya dengan suapan besar karena takut Gu Qingqing akan merebut dan memakannya. Satu suapannya sudah melahap setengah bagian roti coklat tersebut.
Sambil makan ia mengeluh, "Tidak KFC, tidak roti coklat, semuanya sama-sama tidak enak. Coklatnya tidak enak, rotinya juga sama, satu gigitan saja sudah habis coklatnya."
"Kalau tidak enak ya tidak usah dimakan lagi." Meskipun Gu Qingqing mengejeknya, tapi ketika ia melihat Leng Sicheng hampir tersedak karena roti, ia pun membukakan tutup botol air mineral dan menyerahkannya kepada Leng Sicheng. "Cepat minum."
Leng Sicheng juga tidak banyak omong, ia bisa sampai tersedak roti coklat murahan seperti ini karena kelaparan, sungguh membuat malu saja.
Leng Sicheng lalu menghadap ke belakang, dan tidak menghadap Gu Qingqing. Ia memakan roti itu dengan cepat dan kasar sambil minum.
Gu Qingqing menertawakan Leng Sicheng begitu pria itu selesai makan, "Tadi katanya tidak mau? Katanya rotinya tidak enak."
"Memang tidak enak. Aku memakannya supaya kamu tidak perlu makan roti yang tidak enak seperti itu, jadi aku terpaksa memakannya."
Leng Sicheng menolehkan kepalanya, lalu membalikkan badan dan mengambil sekantong KFC.
Gu Qingqing terbengong di tempat, ia melihat Leng Sicheng dengan cepat melahap habis satu porsi hamburger dan chicken wrap. Walaupun Leng Sicheng memunggunginya, namun ia tetap bisa melihat cara pria itu mengunyah makanan, sama sekali tidak terlihat menjaga penampilan lagi. Tapi kondisi ini malah membuat Gu Qingqing merasa bahwa Leng Sicheng terlihat lebih manusiawi daripada sikapnya yang biasanya terkesan dingin dan serius.
Alangkah baiknya jika Leng Sicheng hanya menunjukkan sisi dirinya yang seperti ini hanya ketika sedang berada di hadapannya, bukan di depan orang lain, apalagi di depan Xu Zipei ….
Leng Sicheng memang sudah lapar, setelah ia menghabiskan semua makanan yang ada, ia menyadari masih ada tangan kecil di belakang punggungnya. Tangan itu masih membelai punggungnya dengan lembut, kemudian pelan-pelan mendekat, dan wanita itu bersandar di punggungnya perlahan, "Alangkah baiknya jika momen ini bisa berlangsung lebih lama lagi."