Kisah Istri Bayaran

Salah Paham (15)



Salah Paham (15)

3Ini sudah "ketiga" kalinya mereka ketinggalan pesawat dalam waktu beberapa hari ini. Leng Sicheng terlihat menatap jam tangan di pergelangan tangannya, jam sudah menunjuk pukul 8.30, sementara pesawat terbang jam 9.15, dan tiket pesawat harus dicetak 45 menit sebelum penerbangan.     

"Bagaimana ini?"     

"Aku rasa, ini namanya takdir, pertanda bahwa kita berdua tidak akan bisa pulang hari ini." Leng Sicheng mengatakan hal ini dengan santai, namun wajah Gu Qingqing menunjukkan dirinya ingin melarikan diri. Leng Sicheng pun mengaitkan sudut bibirnya dan bilang, "kita masih bisa mengganti jadwalnya."     

Akhirnya Gu Qingqing menghela napas lega, "Ayo, kita harus pergi mengganti jadwal penerbangan."     

Saat Gu Qingqing sudah mau turun, ia merasa masih ada yang ingin ia katakan pada Leng Sicheng, jadi ia hanya meletakkan tangan di pintu mobil dan tidak turun, lalu ia memanggil, "Sicheng."     

Leng Sicheng menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Gu Qingqing.     

"Terima kasih, terima kasih sudah mengantarku ke sini, hari ini … suasana hatiku memang sedang tidak baik. Terima kasih sudah membawaku ke bandara. Selain itu …"     

"Terima kasih, Suamiku. Aku merasa sangat bersyukur bisa menikah denganmu. Dan …" Gu Qingqing tiba-tiba menoleh dan mencium bibir Leng Sicheng, "aku su …"     

Ia tak mampu menyelesaikan kalimatnya yang terkubur karena ciuman barusan. Sementara itu, Leng Sicheng tampak terkejut. Sebenarnya apa yang mau Gu Qingqing katakan barusan? Apakah … apakah wanita ini sudah mulai menyukainya? Apakah Gu Qingqing menyukainya?     

"Apa kamu bilang tadi?" Jarang-jarang Leng Sicheng tidak memanjakan diri dalam ciuman, melainkan mendorongnya sedikit dan buru-buru bertanya, "Tadi kamu bilang apa? Coba katakan sekali lagi?"     

"Mau bilang apa lagi? Kalau kita masih berlama-lama seperti ini, kita akan benar-benar tidak dapat tiket nanti." Sekarang sudah jam 8.30, dan penumpang hanya bisa membeli tiket pesawat paling lambat 2 sebelum keberangkatan. Kalau tidak segera memesan pesan, maka hari ini mereka harus menginap di sini lagi!     

"Kita tidak akan ke mana-mana sebelum kamu mau mengatakannya." Leng Sicheng segera menutup pintunya dan tidak membiarkan Gu Qingqing membukanya.     

"Kita bisa benar-benar ketinggalan pesawat lagi nanti."     

"Kalau kamu masih tidak mau mengatakannya, kita tetap tidak akan pulang meski hari berganti." Leng Sicheng pun langsung mengunci pintu mobil.     

Gu Qingqing menoleh ke arahnya, "Kamu mau aku bilang apa?"     

Sepertinya percakapan ini pernah terjadi di antara mereka, hanya saja sekarang yang bertanya Gu Qingqing. Leng Sicheng tertegun, Gu Qingqing terus bertanya, "Oke, kalau begitu aku akan mengatakan, "Kamu mau aku bilang apa?""     

"Lalu?"     

Gu Qingqing berbicara dengan serius, "'Tiket sudah mau habis.'"     

"Memangnya kenapa?"     

Gu Qingqing lanjut berkata, "Apa lagi? Kalau kita tidak segera memesannya sekarang, kita akan benar-benar kehabisan."     

Leng Sicheng akhirnya marah, "Gu Qingqing!"     

Gu Qingqing membalikkan badan dan mengaitkan kedua tangannya ke leher Leng Sicheng, lalu kembali mencium bibirnya, "Terima kasih, Suamiku."     

Ekspresi Leng Sicheng langsung tampak membaik dalam sekejap, "Ini bisa dihitung satu."     

Setelah mondar-mandir, mereka berdua akhirnya masuk ke dalam bandara. Ketika sampai di counter, petugas mengatakan bahwa mereka bisa mengganti jadwal, namun penerbangan hari ini sudah habis.     

"Kalau begitu kapan lagi jadwalnya?"     

"Besok jadwal paling pagi jam 5 subuh, jika Anda buru-buru .…"     

"Baiklah, yang itu saja."     

Selesai memesan tiket dengan jadwal yang berbeda, mereka berdua akhirnya keluar dari bandara, tapi mereka malah jadi bimbang.     

Yah, akhirnya semuanya terjadi seperti yang dikatakan Leng Sicheng sendiri, mereka hari ini tidak bisa terbang pulang.     

Masalahnya malam ini, mereka berdua tidak membawa apa pun, lantas mau tinggal di mana?     

Di sekitar bandara ada hotel, hanya saja Leng Sicheng tidak begitu mengetahui tentang hotel-hotel di sekitar sini. Apalagi akhir-akhir ini tingkat kriminalitas di hotel sekitar bandara meningkat drastis. Ia melihat-lihat sebentar kemudian bilang, "Bagaimana kalau kita kembali ke mobil saja?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.