Salah Paham (10)
Salah Paham (10)
"Aku tidak menyalahkan kesibukanmu." Gu Qingqing menggelengkan kepalanya, "Lagi pula kita berdua sudah tidak bisa terbang lagi. Tapi, aku harus naik pesawat besok pagi. Kalau kamu tidak percaya, kamu boleh menelepon Xu Zijin atau Presiden Lin untuk menanyakan situasinya. Tapi mungkin kamu sudah terlanjur menganggapku manja dan tidak bisa dipercayai lagi, kan?"
Gu Qingqing pun menertawakan dirinya sendiri, kesunyian mulai menyebar di dalam mobil. Beberapa menit kemudian, Leng Sicheng menolehkan kepalanya dan melihatnya, "Jadi, kamu mau pulang, iya, kan?"
Gu Qingqing tidak mengatakan apa pun, pesawat sudah terbang, sudah tidak ada lagi penerbangan lain hari ini, bagaimana dia bisa pulang?
Leng Sicheng menyipitkan bibirnya, kemudian mengambil ponselnya dan menelpon ke sekretaris Cheng, "Pekerjaanku di sini sudah selesai, kan?"
Sekretaris tertegun kemudian segera menganggukkan kepala, "Iya."
"Oke, bereskan barang-barangku, aku akan pergi dulu dengan mobil."
Membereskan barang? Apakah Leng Sicheng berencana pulang dengan penerbangan besok pagi jam 6? Lalu, sekarang mau pergi ke mana lagi dengan mengendarai mobil? Jangan-jangan tetap mau pergi ke pantai?
Iya juga, setiap kali Leng Sicheng bilang mau ke mana, apakah Gu Qingqing punya hak untuk menolak? Ia hanya bisa menerima, meskipun ia membantah pun, pada akhirnya tidak akan bisa merubah keputusan pria itu.
Leng Sicheng juga tidak banyak bicara. Begitu menutup panggilannya, ia menggunakan ponselnya, sepertinya sedang mencari sesuatu. Gu Qingqing juga tidak menghiraukannya. Setelah itu Leng Sicheng pun menyalakan mobil dan mobil mereka segera masuk ke jalan tol.
Gu Qingqing duduk di samping Leng Sicheng, ia memakai sabuk pengaman secara diam-diam. Syukurlah, kali ini mobil tidak terlalu mengebut dan tetap melaju dengan kecepatan 80 sampai 100/km di jalan tol dia.
Mereka berdua sama-sama diam di sepanjang jalan, tidak ada yang membuka percakapan. Mobil terus melaju dari pukul 6 sore saat langit masih terang hingga langit menggelap. Gu Qingqing menolehkan kepalanya kemudian ia tiba-tiba melihat sebuah rambu lalu lintas bertulis: Yangcheng, 10km.
Yangcheng? Yangcheng tidak dekat dengan laut, apakah Leng Sicheng salah jalan? Karena merasa aneh, Gu Qingqing pun menegakkan badannya, namun di luar dugaannya, Leng Sicheng ternyata membawanya ke bandara Yangcheng!
Ketika mobil masuk ke tempat parkir bandara, Gu Qingqing baru mulai kaget sampai Leng Sicheng menghentikan mobil dan mematikannya. Gu Qingqing masih tampak kaget, "Ini …."
"Turun." Leng Sicheng membuka sabuk pengaman, ia melihat ke arah Gu Qingqing dan mendekatinya untuk membuka sabuk pengamannya.
Begitu Leng Sicheng mendekatinya, mungkin karena tadi mereka bertengkar, mungkin juga karena tadi Leng Sicheng berada terlalu dekat dengan Xu Zipei, jadi ada aroma parfum wanita itu di badannya. Dan Gu Qingqing pun langsung mengerutkan alisnya.
Melihat ekspresi Gu Qingqing yang kaget, Leng Sicheng mengulurkan tangannya dan "Klak", sabuk pengaman pun terbuka. Ia menurunkan pandangannya dan melihat ekspresi Gu Qingqing yang menghindarinya, membuatnya mengerutkan kening. Leng Sicheng sengaja mendekat dan membuat jarak mereka berdua semakin dekat, "Bukannya kamu yang bilang mau pulang ke Yancheng?"
Gu Qingqing membeku, barulah ia menyadari bahwa Leng Sicheng membawanya ke bandara untuk pulang!
Nancheng adalah kota kecil, penerbangan menuju Yancheng hanya ada di pagi dan malam hari, hanya 2 penerbangan saja. Tapi Yangcheng beda, Yangcheng adalah ibu kota provinsi! Tadi di Nancheng Leng Sicheng sudah memesankan tiket pesawat.
Leng Sicheng mengangkat lengannya dan melihat jam tangannya, "Kenapa hanya diam menatapku? Pesawat sudah mau berangkat sejam lagi."