Kisah Istri Bayaran

Salah Paham (2)



Salah Paham (2)

2Pada saat yang sama, Leng Sicheng sendiri juga merasa tidak nyaman.     

Jarang-jarang ia duduk tegak, ekspresinya sangat serius bagaikan sedang memikirkan sesuatu yang penting, tangannya berada di atas pahanya, sepertinya ingin mencari sesuatu. Setelah mencari-cari, ia baru menyadari bahwa ponselnya tidak ada, ia pun langsung mengerutkan kening. Namun itu hanya sebentar, tapi jari yang di atas pahanya secara refleks terkepal.     

Xu Zipei yang duduk di sampingnya juga merasakan tindakan anehnya itu, namun ia tidak mengatakan apa pun. Malah pemimpin yang duduk di depan mereka berdualah yang tampak tersenyum, "Sicheng, kenapa, sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu."     

Pemimpin ini juga seorang tentara, dan memiliki hubungan yang akrab dengan kakek nenek Leng Sicheng. Ia juga pernah melihat Leng SIcheng saat masih kecil, dan sudah menganggap pria itu seperti cucu sendiri, Leng Sicheng juga sangat menghormatinya, "Ada sedikit masalah pribadi."     

Pemimpin itu pun tersenyum, "Aku masih ingat ketika aku pertama kali bertemu denganmu, waktu itu kamu masih 6 tahun, rambutmu masih pirang, wajahmu putih seperti anak orang asing. Waktu itu hubunganmu dan ayahmu kurang baik, kakekmu sempat khawatir dan bilang padaku kalau dia paling takut kalau keluarganya itu tidak bisa akur.     

Leng Sicheng menganggukkan kepalanya, sebelumnya mereka hanya membahas mengenai pekerjaan, tentang bagaimana menyelesaikan insiden kali ini. Apa karena merasa sudah cukup sehingga akhirnya mengubah topik pembicaraan?     

Xu Zipei yang di samping juga menjadi lebih serius lagi, ia kira ini adalah petuah yang biasa dilakukan orang tua. Di rumahnya juga ada orang tua seperti ini, sehingga ia tahu bahwa di saat seperti ini kita cukup mendengarkannya dengan serius saja.     

Pemimpin itu melanjutkan, "Tapi sekarang hubunganmu dan orang tuamu sangat baik. Aku sudah sering mendengar kakek nenekmu memujimu, dan pertemuan kali ini memang seperti yang mereka katakan. Kamu sangat serius dan tanggung jawab dalam pekerjaan, wawasanmu juga luas, imejmu juga bagus. Ditambah lagi, kamu sangat baik terhadap orang tua dan kakek nenekmu, dalam poin ini, anak-anakku bahkan sudah kalah."     

Leng Sicheng hanya senyum, "Terima kasih."     

Pemimpin itu menggelengkan kepalanya, kemudian kembali berkata sambil tersenyum, "Kamu sangat sukses dalam bisnismu, meskipun aku merasa sayang sekali karena kamu tidak bergabung dengan dunia politik dan memilih bisnis, kamu sudah jadi yang terhebat di kalangan anak muda yang pernah aku lihat. Hanya saja, kehidupan rumah tanggamu …"     

Berbicara sampai sini, matanya melirik ke arah Xu Zipei, dan tidak melanjutkan ucapannya.     

Xu Zipei sendiri juga merasa sangat canggung, ia segera berkata, "Aku dan Sicheng adalah teman kuliah, keluargaku juga punya saham di grup Leng."     

Pemimpin itu menarik kembali tatapannya, dan hanya tersenyum, "Aku tidak bermaksud lain. Wajar kalau anak muda memiliki hasrat. Hanya saja kamu juga sudah mau 30 tahun, ada pepatah kuno mengatakan, kalau sudah berusia 30 tahun, maka sudah harus mandiri, memiliki pekerjaan tetap dan keluarga. Kini kamu sudah menikah, kedepannya aku harap pekerjaanmu bisa berjalan lancar, serta tetap bisa menjaga keluargamu."     

"Baik." Leng Sicheng menganggukkan kepala.     

Mobil pun mulai masuk ke dalam bandara.     

Tapi pemimpin ini menggunakan jalur khusus, tidak menggunakan jalur umum. Jadi yang bisa masuk hanya mobil ini, sementara mobil sekretaris Cheng yang ikut di belakang mereka sudah dihadang petugas.     

Saat hendak berbelok, mobil BYD yang di depan, terlihat menuju jalur umum. Dilihat dari plat nomornya sepertinya sedikit familiar. Leng Sicheng menolehkan kepalanya melihat mobil tersebut, cahaya matahari bersinar menimpa jendela mobil, membuat matanya menyipit. Namun ia masih bisa melihat kalau seseorang yang duduk di samping supir itu sepertinya, Gu Qingqing?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.