Salah Paham (5)
Salah Paham (5)
Leng Sicheng langsung marah, ia segera menelpon Gu Qingqing, nada lagu ponsel yang familiar pun segera berdering, dan bunyi itu terdengar dari belakangnya!
Leng Sicheng menolehkan kepalanya, sesuai dugaannya, ia melihat Gu Qingqing dan Li Ruizhi yang sedang berjalan ke arahnya dengan membawa koper!
Begitu melihat sosok Gu Qingqing muncul di depan matanya, ekspresi Leng Sicheng terlihat sangat dingin, ia membalikkan badannya dan berjalan menghampiri wanita itu. Awalnya ia masih berjalan pelan, namun langkah kakinya semakin lama semakin cepat, sampai akhirnya ia pun terlihat sudah berlari cepat. Leng Sicheng melihat satu tangan Gu Qingqing mengambil tiket pesawatnya, sementara satu tangannya lagi mengambil ponsel. Ketika Gu Qingqing mau mengangkat telepon, dan begitu wanita itu mendongakkan kepalanya, ia pun melihat Leng Sicheng sedang berjalan ke arahnya dengan ekspresi yang dingin, dan sorot mata sedingin es, serta tatapan yang menunjukkan ekspresi kaget juga seolah menyalahkannya.
Gu Qingqing melihat ke belakang pria itu, ada Xu Zipei di sana, di tangan wanita itu juga ada tiket pesawat, kopernya juga di sana, sudah jelas membuktikan bahwa memang Leng Sicheng yang mengantarnya ke bandara.
Pantas saja Leng Sicheng tidak punya waktu untuk menelpon dirinya, dan malah Xu Zipei yang menelponnya untuk pamer!
"Qingqing, tasmu." Li Ruizhi memanggilnya dari belakang, namun karena Gu Qingqing tidak bereaksi, akhirnya ia pun maju, "barangmu jangan sampai ada yang ketinggalan."
Gu Qingqing tidak memperdulikannya, Li Ruizhi pun ikut menatap ke arah yang dilihat Gu Qingqing, dan akhirnya ia pun menyadari Leng Sicheng sedang berjalan mendekati mereka dengan aura yang kuat, ia segera maju dan menyapa dengan semangat, "Senior Leng!"
Leng Sicheng tidak menatap Li Ruizhi sedikitpun, matanya yang dingin menatap terus kepada Gu Qingqing, ia mendekati Gu Qingqing dan segera merebut tiket pesawat yang di tangan wanita itu. Ia pun melihat di atas sana tertulis nama Gu Qingqing dan waktu penerbangannya sudah mau tiba.
Leng Sicheng sudah mau meledak, bukannya tadi ia sudah bilang agar Gu Qingqing menunggunya pulang ke wisma? Kenapa wanita ini malah mau pergi lagi? Bahkan tidak memberi tahunya terlebih dahulu dan sudah ke bandara duluan!
"Siapa yang membiarkanmu pergi?" Mungkin karena sedang emosi, tatapan Leng Sicheng jadi sedikit dingin, ia pun juga sedikit membentak.
Siapa yang membiarkannya pergi? Gu Qingqing ini bukan barang, memangnya kenapa kalau dirinya pergi? Tadi kan dia sudah mengirim pesan kepadanya, Leng Sicheng sendiri yang tidak membacanya. Lagipula kali ini ia juga pergi bukan karena manja, melainkan karena ada keperluan penting.
Leng Sicheng punya urusan sendiri, meskipun Gu Qingqing iri kepada Xu Zipei yang bisa menemaninya, tapi ia juga akan sembarangan ikut campur. Kalau begitu, bisakah Leng SIcheng juga menghargai pekerjaannya?
"Kali ini aku ada masalah pekerjaan. Besok aku sudah harus mendaftar untuk ikut lomba." Ucap Gu Qingqing yang berusaha untuk menahan emosinya. Meskipun ia tidak mau kalah di depan Xu Zipei, namun ia juga tidak ingin bertengkar bersama Leng Sicheng di depan umum.
"Kenapa tidak mengatakannya sejak awal kalau memang ada pekerjaan?" Leng Sicheng tidak mengerti, tadi pagi masih baik-baik saja, kenapa Gu Qingqing selalu begini, seperti anak kecil saja, sama sekali tidak dewasa, selalu saja ada masalah.
Bukankah kamu juga tidak pernah melapor padaku tentang pekerjaan apa yang kamu kerjakan selama ini? Bahkan sampai harus ditemani Xu Zipei begitu lama, tapi apakah aku pernah bertanya?
Gu Qingqing mengambil napas dalam, mereka masih ada di bandara, di sampingnya masih ada Li Ruizhi, ia benar-benar tidak ingin bertengkar dengan Leng Sicheng, sehingga dengan tenang ia mengatakan, "Aku benar-benar ada urusan penting, tadi siang aku menerima panggilan telepon, katanya besok harus mendaftar langsung di lokasi, dan juga harus menyiapkan klip video berdurasi 15 detik. Beberapa jam yang lalu aku sudah "minta izin" kepadamu dengan mengirim pesan bahkan menelpon, kamu sendiri yang tidak menerima pesan dan mengangkat telepon."
Leng Sicheng ingin bilang sesuatu, tapi Xu Zipei yang ada di belakangnya mendekat, "Qingqing, kamu di sini juga?"