Jam Pasir (24)
Jam Pasir (24)
Mungkin kepergiannya sekarang merupakan hal yang baik bagi Leng Sicheng.
Gu Qingqing tidak memiliki banyak barang bawaan, ketika ia datang ke kota ini, ia hanya membawa tas kerja. Beberapa hari ini ia juga hanya membeli beberapa set baju saja. Kamar Xu Zipei ada di sebelah, ketika Gu Qingqing keluar dari kamarnya, asisten Xu Zipei terlihat masih membereskan barang-barangnya. Dibandingkan dengan dirinya, koper Xu Zipei sangat banyak dan terlihat berat. Bahkan ada beberapa koper besar.
Dirinya dengan Xu Zipei bagaikan dua kutub pada timbangan kuno. Tidak, lebih tepatnya, dirinya dan Xu Zipei serta Leng Sicheng bagaikan dua kutub pada timbangan kuno. Mereka berdua kalau berdiri berdampingan, meskipun kenyataannya Leng Sicheng sudah menikah, mereka tetap saja terlihat seperti pasangan yang serasi. Sedangkan dirinya … ia tak pantas berdiri di samping Leng Sicheng, apalagi berdiri di samping pria itu di depan umum.
Namun, ia sama sekali tidak menduga, bahwa saat ia mengira kini dirinya sudah sangat emosi, tapi nyatanya ini hanya permulaan dari ledakan emosi yang sesungguhnya.
----
Pada waktu yang sama, perjalanan menuju bandara.
Jarang-jarang Leng Sicheng terlihat duduk tegak, sama dengan Xu Zipei, ia juga duduk rapi sambil tersenyum elegan. Alasannya sangat sederhana, karena ada pemimpin yang duduk berhadapan dengan mereka berdua. Dibandingkan dengan Leng Sicheng, jadwal pemimpin tersebut hari ini jauh lebih padat lagi. Awalnya ia juga tidak berencana mau datang, jadi ia hanya punya waktu untuk makan siang saja. Malam ini masih ada hal yang perlu dilakukan pemimpin tersebut, namun karena permasalahannya masih belum selesai dibahas, sehingga Leng Sicheng dan Xu Zipei pun mengantarnya sampai ke bandara.
Karena status pemimpin tersebut, selain Leng Sicheng dan Xu Zipei, hanya sekretaris terdekat dari pemimpin tersebut yang bisa satu mobil dengan mereka. Bahkan sekretaris Cheng pun tidak diperbolehkan untuk berada di dalam mobil ini. Sementara Xu Zipei tidak masalah, apalagi ia juga mau ke bandara, lagipula asistennya juga sudah membereskan barang-barang dan kopernya. Lagipula, bisa mengenal lebih banyak pemimpin seperti ini juga bisa sangat membantu dalam bisnis keluarga Xu.
Leng Sicheng dan Xu Zipei satu mobil dengan pemimpin, sementara sekretaris Cheng naik mobil Leng Sicheng dan mengikuti mereka dari belakang. Begitu masuk ke dalam mobil, supir pun segera memberitahukan masalah Gu Qingqing kepadanya. Kemudian ia baru sempat membuka ponselnya dan melihat, ada dua panggilan tak dijawab.
Sekretais Cheng merasa sedikit aneh, biasanya Gu Qingqing kalau mau mencari Leng Sicheng hanya akan menelponnya sekali saja, tidak pernah dua kali.
Sekretaris Cheng pun bertanya pada supir," Nyonya bilang apa tadi?"
"Nyonya tidak bilang apa-apa, hanya tanya kapan presiden Leng bisa menelpon balik. Lalu bilang dia ada masalah pekerjaan dan harus pulang duluan."
"Pulang?" Inti dari kata-kata Gu Qingqing juga kurang jelas, sekretaris Cheng pun segera menelpon presiden Xia, "Hari ini kami meminta kalian mengutus seseorang untuk menemani karyawan kami, Nona Gu, apa sudah diproses?"
Presiden Xia segera menganggukkan kepalanya, "Sudah beres, namanya Xiao Li, semalam Anda juga sudah melihatnya, dia teman kuliah Nona Gu."
Sekretaris Cheng mengerutkan keningnya, berpikir sejenak, ia pun menelpon balik Gu Qingqing, "Nyonya, Anda mencariku?"
Yang ia tidak tahu, mobil Gu Qingqing kebetulan berada di dekat mereka, tepat di depan mereka.
Di sampinging Gu Qingqing ada Li Ruizhi, ia pun hanya bertanya, "Dia di mana? Masih bersama Kak Zipei?"