Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (16)



Jam Pasir (16)

3Gu Qingqing hampir saja mau bertanya dengan nada meragukan, kenapa dia membiarkan Xu Zipei satu mobil dengannya? Apa karena mobil Mercedes Xu Zipei terlalu mencolok sehingga harus ganti mobil yang sederhana dan tidak menarik perhatian?     

Tetapi ia tidak menanyakan apa pun. Ia tahu, jika Leng Sicheng tidak ingin mengatakan satu hal, mau dipaksa seperti apa pun, pria itu tidak akan pernah memberitahunya. Bahkan mungkin pria itu malah akan marah padanya.     

Tangan yang memegang ponsel melonggar dan mengerat lagi, pada akhirnya Gu Qingqing juga tidak tahu harus bicara seperti apa lagi, jadi perlahan ia bilang, "Oke."     

Sementara itu, saat Leng Sicheng mendengar Gu Qingqing setuju, ia pun menghela napas lega. Gu Qingqing jarang-jarang manja kepadanya, mungkin wanita itu memang sudah sangat bosan di dalam wisma.     

Mereka tidak mengumumkan hubungan mereka, dan beberapa hari ini ia juga sibuk, tidak punya waktu untuk menemaninya. Setelah Xu Zipei datang dan menjadi "partner"nya untuk sementara waktu, tidak baik juga jika Gu Qingqing ikut datang dan menjadi pusat perhatian.     

Kini Gu Qingqing sedang berada di luar kota dan tidak punya kenalan, apalagi di luar hanya ada pabrik, bukan hanya bosan saja, bahkan kadang-kadang ada wartawan di sana, pasti akan sangat merepotkan jika sampai terpotret.     

Memikiran hal itu membuat suara Leng Sicheng semakin melembut, "Makanlah dulu, istirahat yang baik, tunggu aku pulang."     

Gu Qingqing tak tahu harus bicara apalagi, ia hanya bisa mengaitkan sudut bibirnya, dan terpaksa menganggukkan kepalanya, "Iya."     

Mendengar jawaban tersebut membuat Leng Sicheng masih ingin mengatakan sesuatu, namun dari ponsel malah terdengar suara tut tut karena panggilan sudah terputus.     

Beberapa saat kemudian, tangan Gu Qingqing yang memegang ponsel baru turun perlahan, lalu menoleh dengan kaku ke arah jendela.     

Sebenarnya ia tahu, Leng Sicheng mungkin benar-benar ada masalah kerja sehingga saat ia belum sempat masuk, tapi sudah harus kembali ke mobil dan pergi lagi. Ia hanya tidak mengerti, kenapa ia sebagai istrinya sampai tidak boleh mengetahui masalah penting itu, dan malah pergi bersama Xu Zipei?     

Walaupun hal ini sangat sulit diselesaikan, namun ia juga tidak bisa membantunya menyelesaikan masalah, dan juga tidak dapat memberikan pendapat yang berguna. Namun ia tetap berharap, minimal Leng Sicheng bisa memberitahunya, bukan sembunyi-sembunyi seperti ini, seperti menyembunyikan sesuatu darinya.     

Ditambah lagi dengan Xu Zipei, sepertinya ia tidak bisa dengan mudah merusak kesan baik Leng Sicheng terhadap wanita itu.     

Ini baru "pertarungan" pertama mereka, jadi ia tidak akan menyerah! Ia pasti akan mempertahankan suaminya, melindungi keluarganya!     

Sementara itu di dalam mobil, ekspresi Leng Sicheng tampak sedikit suram karena ponselnya mati gara-gara habis baterai.     

Selain masalah kerja, masih ada Gu Qingqing yang menjadi alasan di balik ekspresi suramnya.     

Leng Sicheng bisa merasakannya dengan jelas bahwa Gu Qingqing sedikit lesu. Tetapi pertemuan hari ini lebih formal, selain pemimpin provinsi, katanya juga ada orang kalang atas yang lain. Mungkin mereka kira Xu Zipei adalah partner bisnisnya, jadi wanita itu juga ikut diundang. Selain mereka berdua, tidak ada lagi yang diundangnya, sehingga ia tidak bisa memberitahu siapapun.     

Mengenai Gu Qingqing, rencananya selalu tidak berjalan dengan baik, selalu saja ada sesuatu yang terjadi. Ia selalu saja membiarkan wanita itu sendirian di sana, mau makan makanan enak saja tidak bisa. Leng Sicheng menyerahkan ponselnya kepada sekretaris Cheng untuk diisi daya. Setelah ponselnya diambil, ia baru bilang, "Aku ingat, sepertinya masih ada orang lagi …"     

Tiga puluh menit kemudian, saat Gu Qingqing di dalam toilet, terdengar ada suara ketukan di pintu kamarnya.     

Gu Qingqing merasa aneh, "Perasaan, aku tidak memesan apa pun."     

Sekarang ia di luar kota, tidak ada yang mengenalnya, siapa yang mengetuk pintunya? Ketika ia sedang ragu, dari toilet ia samar-samar mendengar suara seorang pria, "Ini aku."     

Siapa? Leng Sicheng? Gu Qingqing pun segera meloncat, "Sebentar!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.