Kisah Istri Bayaran

Harmonis (8)



Harmonis (8)

1"Selain itu, pada masa kecil, aku sekolah di luar negeri, saat itu masih SMP dan tinggal di luar negeri."     

Waktu itu, kebetulan orang tua Leng Sicheng memperluas wilayah bisnis ke Amerika Serikat, dan berada di luar negeri sepanjang tahun. Leng Sicheng juga mengikuti mereka pergi ke luar negeri untuk sekolah selama beberapa tahun. Dan juga kenal dengan keluarga Xu di sana. Saat itu Leng Sicheng memiliki kelas yang sama dengan Xu Zipei, setelah itu, ketika kembali ke Tiongkok, keluarga Xu juga ikut kembali karena bekerja sama dengan keluarga Leng.     

Gu Qingqing terkejut melihat Leng Sicheng menggoreng steak dengan terampil, kemudian dengan cepat memasak dua telur, satu matang sepenuhnya, satunya lagi setengah matang. Kemudian pria itu menuangkan saus tomat yang sudah dimasak, aromanya harum dan lezat.     

"Kenapa hanya melihatnya? Makanlah."     

Gu Qingqing mengangguk berulang kali, lalu mengikuti Leng Sicheng pergi ke ruang makan.     

Ketika sampai, Leng Sicheng membuka sebotol anggur merah lalu mengambil 2 gelas anggur, dan menuangkan anggur tersebut. Aliran anggur merah seperti darah, dan gelas anggur yang transparan pun memancarkan sentuhan memabukkan.     

Tidak ada lampu besar di ruang makan, hanya ada lampu kuning redup, semuanya terlihat samar dan tidak jelas.     

Leng Sicheng berbalik, mengambil remot dan menyalakan speaker di rumah. Sebuah lagu yang lembut dan menenangkan pun terdengar. Lantunan musik itu merupak musik klasik berjudul "Minuet" oleh Bach.     

Gu Qingqing tersenyum dan berkata, "Kalau ditambah menyalakan lilin, maka tidak akan ada bedanya dengan makan malam romantis."     

Leng Sicheng mengangkat alisnya, ketika Gu Qingqing ingin duduk, Leng Sicheng mendorong kursi ke dalam.     

Gu Qingqing sedikit bingung, jika tidak bisa duduk kursi ini, di mana ia harus duduk? Gu Qingqing berjalan ke samping dan menarik kursi lain, namun Leng Sicheng perlahan-lahan mendorong kursi ke dalam lagi. Menyadari pandangan bingung dari Gu Qingqing, Leng Sicheng hanya berkata dengan ekspresi tenang, "Duduk di sebelahku."     

"Oh." Gu Qingqing memang duduk di seberang Leng Sicheng. Meja ini agak besar, jadi jaraknya agak jauh. Ketika makan di hari biasa, mereka tidak merasakannya, tapi karena saat ini hanya ada mereka berdua, jadi meja makan pun dirasa terlalu besar, tidak nyaman untuk berbicara dengan satu sama lain.     

Gu Qingqing datang dengan patuh dan duduk di sebelahnya. Steaknya dimasak hingga 70% matang, daging sapi Kobe dari negara Jepang memiliki garis lemak yang sangat indah, mungkin karena minum bir sejak kecil, dagingnya memiliki aroma yang eksotis.     

Meskipun hanya sebuah daging, tapi terasa lumer di mulut. Apalagi ditambah dengan saus tomat yang dibuat oleh Leng Sicheng, rasanya bahkan lebih enak.     

"Enak sekali!"     

Gu Qingqing juga pernah makan steak, tetapi tidak pernah makan steak dengan rasa seperti ini, steak jenis ini sangat enak sampai ingin menggigit lidah.     

"Enak? Dagingnya sudah dimasak hingga begitu matang, ini tidak disebut steak, tapi disebut teppanyaki." Leng Sicheng menoleh dan meliriknya dengan tidak senang, kemudian memotong telur setengah matang dan steak dengan pisau. Steak 50% matang, di bagian tengah masih menunjukkan warna merah muda yang indah, kuning telur mengalir, masuk ke dalam daging, lalu dicampur dengan saus tomat, rasanya pun menjadi lebih unik.     

"Coba cicipi punyaku." Leng Sicheng memberikan potngan kecil daging untuk Gu Qingqing. Wanita itu melihat daging yang masih berwarna merah muda, ditambah dengan cairan telur, ia sedikit enggan untuk ingin memakannya. Ia adalah orang Tiongkok yang lebih suka makanan yang dimasak hingga matang, dan tidak begitu suka dengan makanan tidak matang seperti makanan orang Barat begini.     

Tetapi Leng Sicheng telah memotongkan daging untuknya, membelahnya dan menyuapkannya di depannya. Bahkan jika makanan itu diberi racun, ia juga harus mencicipinya. Ia memejamkan mata dan membuka mulut untuk menggigit, tidak ada bau amis dari daging yang ia bayangkan, sebaliknya, aroma lumer yang dibungkus cairan telur yang kental. Ia mencoba mengunyahnya dan dagingnya benar-benar sangat empuk. Sama sekali tidak seperti sedang makan daging, tetapi lebih seperti sedang makan tahu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.