Ingatan akan Perlahan-lahan Menghilang seperti Asap (6)
Ingatan akan Perlahan-lahan Menghilang seperti Asap (6)
Li Youyou tersenyum dengan gembira. "Terasa berbeda, kan?" kata Li Youyou sambil sengaja meletakkan lengannya di bahu Gu Qingqing. Lalu, ia bertanya, "Pria yang berbicara denganmu di luar tempat parkir tadi itu Nie Zhining, kan?"
Gu Qingqing mengangguk dan menjawab, "Aku mengucapkan selamat padanya dan berharap pertunangannya bahagia."
"Itu saja?" tanya Li Youyou yang jelas tidak percaya.
"Itu saja," Gu Qingqing menjawab dengan pasti. Ia membuka pintu mobil dan turun sambil tidak lupa berkata, "Mengemudi lebih lambat selama perjalanan pulang. Perhatikan keselamatan."
"Iya, aku tahu," Li Youyou juga tersenyum.
Li Youyou kembali menyalakan mobilnya, lalu melaju keluar dari vila. Gu Qingqing terus memperhatikan hingga mobil Li Youyou menghilang di sepanjang jalan pegunungan. Kemudian, barulah ia berbalik dan memasuki pintu.
Begitu Gu Qingqing masuk, pembantu segera datang dan berlari dengan panik. "Nyonya! Nyonya, saya baru saja melihat pesan teks itu! Bagaimana ini? Saya memberitahu Tuan bahwa Nyonya pergi menghadiri perjamuan!"
Gu Qingqing kehilangan kata-kata, namun ia hanya menjawab, "Tidak apa-apa."
Meskipun tadi pembantu mengatakan Gu Qingqing pergi menghadiri perjamuan, pembantu juga mengatakan bahwa ia pergi bersama Li Youyou. Kemudian, meskipun Leng Sicheng meneleponnya, pria itu pergi terlebih dahulu. Seharusnya Leng Sicheng tidak mendengar nada dering teleponnya, kan? Selama Gu Qingqing tidak keceplosan tentang kepergiannya untuk bekerja secara diam-diam, semuanya tidak akan menjadi masalah.
"Aku sudah makan malam. Hari ini sudah tidak ada masalah. Beristirahatlah."
Pembantu mengangguk dengan senang hati. Setelah itu, Gu Qingqing naik ke lantai atas. Begitu ia kembali ke kamar tidur, ia ingin berganti pakaian dengan pakaian rumah. Tetapi, ketika ia duduk di kursi, ia malah merasa terlalu lelah hingga tidak bisa bergerak.
Gu Qingqing melihat bayangan dirinya sendiri di cermin. Ia melihat riasan yang indah, rambut yang ditata rapi, dan gaun yang disesuaikan dengan pas di tubuhnya. Tetapi, semua ini tidak bisa menyembunyikan hatinya yang kosong.
Xu Zijin dan Nie Zhining telah kembali. Xu Zipei juga akan kembali. Kalau begitu, bagaimana dengan aku dan Leng Sicheng? Kali ini Leng Sicheng tidak bertemu dengan Xu Zipei. Tetapi, bagaimana dengan lain kali? pikir Gu Qingqing.
Hanya berita tentang Xu Zipei yang mungkin akan datang langsung membuat emosi Leng Sicheng menjadi berantakan. Bahkan, ia sampai sengaja menyempatkan diri untuk datang dan memberkati pertunangan adik perempuannya. Jika Xu Zipei benar-benar bertemu dengan Leng Siheng, apa yang akan mereka lakukan?
Gu Qingqing duduk di depan cermin di kamarnya sendirian. Sementara itu, mobil Leng Sicheng telah berhenti di lantai bawah tanpa suara.
Leng Sicheng telah melihat semua itu, sejak sepanjang perjalanan Gu Qingqing kembali hingga kelakuannya di tempat parkir. Saat Leng Sicheng mengangkat kepala, ia melihat ke arah kamar lantai dua yang tidak disinari cahaya lampu. Padahal, 20 menit yang lalu, Leng Sicheng jelas melihat Gu Qingqing baru saja kembali ke rumah.
Leng Sicheng melihat saat Gu Qingqing memasuki pintu rumah dan bahkan mendengar langkah kakinya di tangga sebelum menutup pintu. Berdasarkan kebiasaannya, Gu Qingqing pasti akan menyalakan lampu, berganti pakaian, mandi, dan beristirahat. Leng Sicheng pun berpikir, Mengapa sekarang Gu Qingqing tidak menyalakan lampu? Apa yang dia pikirkan? Siapa yang dia pikirkan? Apakah itu Nie Zhining?
Meskipun Gu Qingqing tidak bertemu dengan Nie Zhining secara diam-diam, mereka bertemu di tempat parkir. Mereka memang hanya mengatakan beberapa kata dan pertemuan mereka langsung berakhir. Tetapi, karena Nie Zhining telah kembali ke Tiongkok, apakah masih ada kesempatan-kesempatan lain bagi mereka untuk bertemu lagi nanti?
Leng Sicheng pelan-pelan membuka kotak rokok. Biasanya ia tidak merokok, tetapi, saat ini ia merasakan amarah yang mengalir di sekujur tubuhnya. Ia ingin melampiaskan amarah ini dari tubuhnya.
Begitu Leng Sicheng meletakkan jarinya pada filter rokok, ia menutup kotak rokok lagi dengan keras. Ia segera membuka pintu mobil, keluar dari mobil, dan melangkahkan kaki panjangnya menuju pintu dengan langkah-langkah lebar.
Pembantu sedang mengepel lantai di pintu masuk. Leng Sicheng tiba-tiba bergegas masuk sehingga membuat pembantu terkejut dan memanggil, "Tuan?"
Leng Sicheng mengabaikannya dan langsung menuju ke lantai dua.