TURKEY IAM IN LOVE (PART 3)
TURKEY IAM IN LOVE (PART 3)
Diam-diam Reyhan menarik nafas lega. Salah satu tujuannya untuk menyelamatkan perusahaan kakek telah tercapai. Harapannya agar tidak akan ada lagi anak-anak korban masalah ekonomi akibat orang tuanya yang di PHK juga semakin nyata. Sampai detik ini, Reyhan tidak merumahkan satupun pegawainya karena krisis yang sempat dialami perusahaan. Sebisa mungkin dia mempertahankan karyawan dengan hak yang dibayar penuh. Cowok itu terus memotivasi tim dari segala divisi untuk terus bersemangat agar mereka bisa keluar dari zona krisis. Berkali-kali Reyhan juga mengingatkan bahwa mereka bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tapi jug karena ada keluarga yang harus mereka nafkahi dirumah.
Karena kesibukannya selama tiga bulan telah membuahkan hasil, Reyhan jadi ingin memberi rewards untuk dirinya sendiri dan juga untuk Lenny. Ya, selama ini pula Lenny sudah mengurusnya dengan baik. Meskipun terkadang mereka bertengkar dan ribut karena hal-hal sepele. Misalnya saja, Reyhan lupa meletakkan dimana kaos kakinya, dan cowok itu tidak bisa menemukan sang kaos kaki dimanapun. Tapi begitu Lenny yang mencari, langsung deh tuh kaos kaki ketemu. Ribut maslaah kecil begitu adalah sesuatu yang wajar, namanya juga menyatukan dua kepala. Pasti susah kan?
Apalagi tadi pagi mama Lita sudah mulai sibuk menanyakan kepulangan mereka berdua. Keluarga Deandra tentu dengan cepat sudah mengetahui tentang kesuksesan Reyhan memimpin Prillin Company. Dan karena perusahaan milik mendiang kakek itu sudah nampak "sehat", mama Lita yakin Reyhan bisa memimpin jarak jauh perusahaan itu. Ya, sesekali saja anaknya akan kunjungan ke Turki. Deandra group yang jauh lebih besar dan tangguh, tentu lebih membutuhkan sosok Reyhan sebagai next pemimpin utama. Terlebih saat ini proyek terbaru pembangunan hotel di Bali sudah berjalan enam puluh persen. Reyhan tentu harus ikut meninjau perkembangan bisnis terbaru Deandra Group secara langsung. Pembangunan hotel adalah murni idenya.
Dan jadilah pada akhir pekan ini, Reyhan memutuskan untuk memboyong sang istri pergi ke luar kota. Mereka memilih menghabiskan waktu weekend di Cappadocia.
Cappadocia sendiri adalah salah satu karunia alam buat Turki. Kota Kecil di Anatolia timur ini berlokasi di dataran tinggi yang dikelilingi bentang alam unik. Gak heran, banyak banget wisatawan yang berkunjung kesana terlebih saat waktu libur. Banyak juga pasangan pengantin baru yang memilih destinasi honeymoon di kota indah ini.
Walaupun sering mengunjungi Turki, tapi Reyhan sendiri belum pernah sempat datang ke Cappadocia. Ya maklumlah, terbentur waktu dan pekerjaan. Pernah sempat membuat rencana pergi dengan Deandra Family. Namun setiap memilih tanggal, ada saja anggota keluarga yang tidak bisa. Jadilah rencana itu hanya sebuah angan-angan belaka, dan baru sekarang terealisasikan. Itupun lebih seru, karena pergi cuma berdua sama istri. Ya, meskipun istri dari hasil win win solutions. Setidaknya dia berharap hubungan mereka bisa lebih dekat.
Begitu tiba di Cappacodia dengan pesawat pribadi, mereka segera berjalan-jalan di sekitar Goreme. Keduanya dibuat berdecak kagum dengan suasana kota ini. Bagaimana tidak, hamparan pemandangan pemukiman yang mayoritas dibuat dari batu yang dipahat benar-benar bikin speechless. Luar biasa indahnya. Menurut hasil googling Lenny sih, katanya formasi bebatuan unik di lembah dan ngarai terbentuk akibat hujan dan angin yang mengikis permukaan selama ribuan tahun silam dan menjadikannya pemandangan yang keren banget! Batuan ini ada akibat erupsi gunung-gunung merapi selama sekitar 2 milyar tahun yang lalu. Karena kondisi alam, terbentuklah fairy chimney atau cerobong peri yang bentuk atap-atap rumahnya mirip jamur, runcing, topi dan kerucut.
Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, Lenny yang baru membeli kamera canggih keluaran terbaru khusus untuk ngevlog, memutuskan membuat konten vlog pertamanya di youtube. Setelah sebelumnya dia hanya membuat cover lagu atau tutorial main musik di Youtube, kali ini gadis itu ingin mengabadikan momen berliburnya dengan cara lebih berfaedah. Sekalian memberikan tips and trik berlibur ke Cappadocia. Sok-sokan banget ngasih tips, padahal dia sendiri juga masih bingung mau ngomong apa aja di channel itu.
"Hallo guys! Yak, this is my first vlog ya! Aku Addara satu dua tiga empat, kali ini aku lagi ada di Cappadocia.. taraaaaa!!!" Lenny memutar kameranya, menunjukkan look kota Goreme yang pasti akan sukses membuat hatersnya pada iri. "Buat kalian semua yang sering nanya kemana aja aku selama ini? Yap, bener banget aku lagi get lost in Turkey ya! Terus buat yang kemaren pada kepo soal pemberitaan pernikahanku di akun gosip lambe pedas itu, di vlog pertama ini aku sekalian mau klarifikasi, bahwa...." Lenny mencoba membenarkan kameranya, "Yap! Aku sudah menikah beberapa bulan lalu. Nih buktinya.." Gadis itu menunjukkan cincin berlian yang super mahal di jari manisnya. "Kalau soal buku nikah, ada ya di Jakarta. Jadi kalo kalian masih ga percaya juga, as soon as possible bakalan aku upload! And then sekarang aku disini sama siapa sih?" Lenny kembali memutar kameranya, menyorot Reyhan dari belakang yang berjalan lebih dulu. Cowok itu berjalan mendekati unta yang sengaja disewakan untuk jalan-jalan.
"Itu tampak belakang suami aku ya gaes! Aku emang sengaja belum mau posting tentang suami karena menjaga privasi. Secepat mungkin aku akan kenalin suami aku ke kalian semua. Yaudah segitu dulu klarifikasi dari aku, dan selamat menonton vlog ini...."
Klik. Lenny menghentikan take pertama vlognya. Dia bergegas menyusul Reyhan yang tampak sedang asyik berbincang dengan pemilik unta yang akan disewakan tersebut.
"Rey, fotoin gue dong! Gue mau update instastory nih!" pintanya. Reyhan menurut. Cowok itu segera mengambil gambar Lenny banyak-banyak. Sengaja, pasti nanti dari ratusan gambar itu yang diupload juga cuma sebijik doang. Itupun milih gambarnya sampai tiga hari tiga malam.
"Udah pernah naik unta?" tanya cowok itu setelah kegiatan jepret-jepret selesai.
"Belom, gue gak berani!"
"Di Jakarta gak ada nih. Mumpung disini, ayo naik!" Cowok itu kembali ngobrol dengan lelaki pemilik unta. Lenny gak tahu sih mereka berdua ngomong apa, ya karena dia sama sekali gak mengerti bahasa disini. Tapi dari gelagatnya, sepertinya Reyhan bilang mau menyewa si unta, deh.
"Lo naek yang ini, gue naik unta yang itu!" terang Reyhan. Lenny mengangguk saja.
"Tapi nanti videoin gue ya buat vlog!"
"Kenapa ga menikmati waktu liburan sih? Segitu pentingnya ya sampe harus di posting sana sini?" Cowok itu memandang prihatin. Segitu cintanya si Lenny ini sama sosial media, padahal menurutnya yang terpenting ya bisa bersenang-senang, membahagiakan diri gitu. Bukan malah sibuk shoot ini itulah, bikin sakit kepala saja.
"Ya penting dong Rey, ini semua buat pencitraan sosial media gue hehehe.." dia terkekeh, "Dah lah, pegang ni kamera yak! Jangan sampe burem hasilnya oke?!"
Gadis itu dibantu lelaki pemilik unta naik ke atas unta pilihan Reyhan. Buset, Lenny sungguh deg-degan. Ternyata naik unta tidak semudah seperti naik kuda!
Keduanya diajak berkeliling mengitari sekitar kota Goreme dengan naik unta. Tidak sampai setengah jam Lenny memutuskan untuk turun. Dia sudah gemetaran dari tadi naik di atas onta. Tapi sebelum turun tidak lupa dirinya dan Reyhan mengambil sebuah foto untuk kenang-kenangan.
Setelah naik unta, keduanya memutuskan pergi ke Selime Monastery. Selime Monastery dulunya merupakan biara terbesar di Cappadocia, dan berada di dalam gua gunung batu. Pemandangan Cappadocia memang full dengan goa batu, makanya disini semua serba unik, termasuk penginapan mereka juga berbentuk cave yang estetik.
Di dalam biara Selime Monastery ini terdapat sekolah misionaris, tempat tinggal, semacam area berkumpul seperti ruang keluarga, dan juga terdapat gereja. Banyak terdapat lorong kecil, dan gunung batu ini terbagi menjadi banyak ruangan kecil di dalamnya. Baik Reyhan ataupun Lenny kembali dibuat terkagum-kagum. Gak sia-sia mereka jauh dari Istanbul ke Cappadocia kalau disuguhi berbagai tempat menarik begini.
Puas mengambil ratusan foto, Lenny mengajak Reyhan untuk pergi berbelanja. Ya, apalagi sih yang bisa membahagiakan kaum hawa selain belanja? Aji mumpung di Turki, dia bisa memborong barang-barang yang tidak dijumpai di Jakarta. Sekalian juga dia ingin memberikan oleh-oleh untuk keluarga dan sanak saudara serta teman-teman di tanah air. Oh iya, Lenny juga ingin memberikan kenang-kenangan untuk Cinta, Rangga dan Uncle Joe plus Aunty Gulya di Istanbul. Bagaimanapun mereka semua sudah sangat berjasa membantu Reyhan dan dirinya selama di Istanbul. Sedih sih sebentar lagi akan berpisah, tapi dia juga sudah sangat rindu tanah air. Rindu kebisingan ibu kota, rindu jajan es cendol dan makan rujak dipinggir jalan sama Eriska, rindu semuanya deh!
"Rey, kita naik balon udaranya kapan?" tanya Lenny dengan tampang innocent. Disebelahnya sedang melihat-lihat winter coat Reyhan menjawab pelan.
"Besok pagi, kenapa? Udah gak sabar?"
"Gue lupa gak bawa coat, eh gimana kalo kita beli coat yang kembaran gitu biar kece?"
"Udah kayak anak sekolahan aja pake baju seragaman.." jawab Reyhan. Lenny merengek.
"Ah elo mah gitu, kenapa sih? Kan biar macthing gitu! Biar bagus fotonya entar. Mau ya? Ya ya ya? Pleaseeeeee. Ku mohonnnnn padamuuu.. ku mohonnnn!!" Lenny menyatkukan kedua telapak tangannya dengan nada memelas dan tampang memelas. Bule bule Turki yang awalnya gak peduli, kontan melongok ke arah dua sejoli itu. Seketika mereka jadi pusat perhatian akibat ulah memalukan Lenny.
"Ck, lo ngapain sih ngomong kenceng amat!" Reyhan mendelik sambil berbisik. "Ya udah iya, iya! Lo pilih aja yang mana lo mau dah!"
"YESS!" Lenny keranjingan. Sontak saja gadis itu tanpa basa basi dan permisi lagi memborong seluruh coat yang dia ingin miliki.
Dasar wanita!
******
Sementara itu di tanah air tercinta...
Mama Lita sedari pagi sudah sibuk bersolek dan ngeroll rambutnya. Di weekend ceria ini, tentu saja sebagai seorang ibu ibu sosyelitaa dia hendak kongkow alias nongkrong-nongkrong dengan teman-teman dari kalangan sosyelitaa pula. Tidak lupa mama Lita mengenakan tas branded, baju branded, sepatu branded, sampai dalaman branded. Jangan sampai dirinya nanti kalah saing dengan ibu ibu lain. Dirinya harus jadi the one and only mother of blink-blink and glowing. Itu tekadnya dari dulu hingga sekarang!
Karena sudah glowing, tentu mama Lita tidak ingin lagi sarapan di rumah. Takut lipstik di bibirnya rusak, say! Jadi mendingan nanti saja ngopi-ngopi cantik di luar. Ya hitung-hitung sambil ghibah dengan ibu-ibu tajir lain. Apalagi kalau mengghibah urusan rumah tangga orang. Wah, tentu akan sangat seru sekali, pikir mama Lita.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi waktu Indonesia Barat. Mama Lita segera memanggil Bambang untuk mengantarkannya kongkow. Selama ditinggal Reyhan ke Turki, Bambang sekarang menjadi bodyguard pribadi mama Lita ataupun Sarah. Tapi pasti nanti begitu Reyhan pulang, anak itu tidak akan membiarkan mama nya mengeksploitasi Bambang dengan semena-mena seperi tiga bulan terakhir ini. Kadang si Bambang di suruh nemenin ke salon lah, nemenin mama Lita ngegosip lah, disuruh mandiin Bona Boni, Nemenin persalinan Koceng mereka.. macem-macemlah perintah nyonya besar itu. Padahal seumur-umur, Reyhan aja gak pernah nyuruh Bambang nemenin Koceng lahiran. Bener-bener deh mama Lita ini!
"BUAMBANGGGG!!!! AYOK BURUANN NANTI IBU TELAT NIHHHH!!!" Pekik mama Lita. Dengan tergopoh-gopoh Bambang datang dan menghampiri mama Lita.
"Siap, Ibu mau pakai mobil yang mana?"
"Mobil sport kita yang paling mahal merek apa sih? Ibu lupa nih saking banyaknya..."
Wanita paruh baya itu mengipas ngipas wajahnya dengan kipas cantik. Bukan kipas sate ya gaes!
"Yang paling mahal punya Boss Reyhan, bu. Tapi..."
"Nah, pake yang punya Reyhan aja! Kan bocahnya gak ada..." mama Lita dengan cekatan langsung menuruni tangga. Tapi dia lupa kalau urat-urat dan sendinya tak sekokoh saat masih muda dulu. Jadi kalau turun tangga sembari memakai high heels, agak nyut-nyutan.
"Ya Ampun.. Kakikuuu..." Dia mengeluh. "NCUMMM.. ENCUMMM!"
"YESSS YESSS MOTHERRRR!!!"
Encum dengan latahnya langsung meyahut. Padaha posisinya masih fokus ngegoreng Ikan di dapur.
"MOTHER ENI WOT MOTHERR? AR YU OKEY?"
"Okey okey opomu! Liat kakiku iniii..." Mama Lita langsung mencopot high heelsnya.
"Ambilin nyonya sendal jepit dulu! Cepet ya tak tunggu dibawah!"
"Oh okey mother ai wil bek es suuun es posibel pokoknyaa!"
Encum Maruncum segera berlari-lari ke lantai tiga. Sementara Mama Lita menuruni anak tangga satu persatu dengan pelan. Payah sekali nasib ini, belum punya cucu sudah nyeri sendi, pikir mama Lita.
Sedang ngilu-ngilunya begitu, mendadak mama Lita dibuat kaget sekaget kagetnya dengan sesosok mahluk yang duduk di sofa ruang tamunya. Ya, mahluk itu sepertinya bukan mahluk halus, namun manusia. Mama Lita berhalan mendekat dan mulai memperhatian mahluk itu from head to toe.
Rambut sebahu lurus berponi, berwarna hitam. Kacamata juga hitam seperti kang urut. Kulit bening putih tanpa noda seperti habis dicuci dengan deterjen, dagu runcing yang sepertinya saking runcingnya bisa dipakai untuk meruncingi pensil alis, plus dress yang agak seksi. Gadis itu temenung, sepetinya sedang menunggu seseorang.
"Maaf dek, temennya Sarah ya?" tegur mama Lita membuyarkan pikiran wanita itu. Sontak saja wanita itu berdiri dan memeluk mama Lita dengan eratnya. Mama lita ikutan kaget. Loh, apa apaan ini main peluk-peluk aja!
"Tante... Tan, apa kabar? Aku kangen banget sama tante!"
"Eh.. baik sih..tap... tapi..."
"Syukurlah, gimana kabar om Danu, tante? Apa beliau juga sehat?"
Wanita itu melepaskan pelukannya, Mama Lita menjawab dengan nada yang aneh.
"Eng.. iya Om Danu baik. Ngomong-ngomong, adek ini siapa ya? Kok bilang kangen? Kayaknya baru kali ini tante liat adek ini?"
Gadis berkulit putih itu tersenyum. Dengan cepat, dia membuka kacamata hitam ala kang urut miliknya.
"Tante, it's me! Amora..."
A.. mora?
Mama Lita ternganga!
Sekali lagi, wanita paruh baya itu memperhatian wanita dihadapannya from head to toe. Sama sekali tidak menyangka bahwa dia adalah Amora. Ya, wanita yang dulu diperkenalkan Reyhan sebagai kekasih selama sembilan tahun. Yang juga digadang-gadang akan menjadi menantunya. Tapi, bagaimana mungkin gadis ini berubah sekali? Wajahnya pun jadi tidak mirip dengan Amora yang dulu. Ini udah kayak lagu Tegar nih, Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, HOY!
"Amora... pacar Reyhan?"
"Iya tante! Astaga, ini aku bawa oleh-oleh buat tante dan semuanya. Semoga tante suka ya!"
Gadis itu menyerahkan beberapa buah paperbag besar ke Mama Lita. Tentu saja mama Lita menerimanya. Ya, menghargailah apa yang dibawa sama calon menantunya yang gagal itu.
"Ya Tuhan, Amora.. kamu berubah banget! Kamu oplas?" tanya Mama Lita asal jeplak. Biarin deh, soalnya dia udah penasaran banget dengan perubahan drastis cewek itu.
"Iya tante," Amora tersipu. "Tapi cuma dikit kok, cuma bikin tulang rahang aku ditipisin dikit biar gak chubby, terus ini dahi agak ditonjolkan sedikit, bagian dagu juga dirombak sedikit, sama ini bawah mata aku juga soalnya agak hitam jadi aku rawat juga. Cuma segitu aja kok tante." Terang Amora panjang lebar. Mama Lita makin tercengang, itu sih namanya rombak total. Apanya yang sedikit?
"Oh.. Sedikit doang ya?!" Mama Lita ketawa canggung, "Kamu kemana aja selama ini? Tante dengar kamu ke Jepang?"
"Betul, aku pindah ke Jepang karena ikut Papa. Tapi sekarang aku udah balik ke Indonesia kok, makanya aku langsung dateng kesini buat ketemu Tante dan juga Om".
Mama Lita manggut-manggut. Sebenernya dia udah tahu kalo si Amora ini ke Jepang. Basa basi aja dia. Habis sebetulnya ngapain lagi si Amora ini main kemari. Toh dia sama Reyhan juga udah putus.
"Katanya kamu udah nikah ya, Moy? Mana suamimu kok gak diajak? Kenalkan dong sama tante.." mama Lita mulai memancing-mancing keributan. Di hadapannya Amora tersenyum kecut, terlihat sekali gadis itu mulai menata perasaannya.
"Aku gak jadi nikah tante. Aku sadar, apa yang udah aku lakuin ini salah. Aku minta maaf ya tante. Gak seharusnya aku bersikap gitu ke Reyhan..." Dada gadis itu naik turun, tampangnya di stel sesedih mungkin, berusaha menarik simpati mama Lita. "Makanya sekarang aku datang kesini, aku pengen ngejelasin semua sama Reyhan. Aku yakin, dia pasti akan maafin aku. Aku pengen memperbaiki semuanya, tan. Biar gimanapun, aku sama Reyhan udah sembilan tahun sama-sama. Cuma aku yang mengerti dia, dan cuma dia yang mengerti aku..."
APAAAA?!
Mama Lita untuk kesekian kalinya tercengang. Wah, ternyata Amora ini gagal nikah ya? Kasihan sekali dia.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sebetulnya ya lebih kasihan Reyhan dong. Ditinggalkan gitu aja dengan alasan "kamu terlalu baik untuk aku". Alasan klasik banget! Mama Lita sangat tahu bagaimana galaunya Reyhan dihempaskan sama Amora gitu aja begitu Amora dapat cowok lebih tajir di Jepang. Padahal waktu itu Reyhan udah mantap mau melamar Amora.
"Loh kamu gak jadi nikah? Aduh kasihan sekali kamu Moy, yang sabar ya.. namanya juga belum jodoh. Pasti nanti ada jodoh terbaik buat kamu.." ucap mama Lita sok care, padahal dalam hati dia tertawa puas. Sukurin! Mainin anak gue sih!
"Iya tante, Amora yakin jodoh terbaik Amora itu memang Reyhan. Kami pernah putus kemudian balik lagi. Dan sekarang Aku gagal menikah, ujung-ujungnya balikan lagi sama Reyhan..." Amora tersenyum penuh percaya diri ngomong begitu, "By the way, Reyhan kemana tante? Pasti dia masih tidur ya? Boleh Amora bangunkan ke kamarnya?"
Mama Lita makin ternganga. Wahh, mabok ini anak. Pake segala mau bangunkan Reyhan.
"Aduh Moy, kayaknya kamu salah paham deh. Reyhan sekarang lagi gak di rumah."
"Kemana dia tan? Oh aku tau pasti lagi ngegym keluar ya? Atau nyusulin si David? Atau lagi..."
"Reyhan lagi di Turki, Moy!" Mama Lita langsung memotong kalimat Amora. Sebel dia gadis itu merasa paling tahu tentang Reyhan. Ya, meskipun memang benar dia lebih banyak tahu daripada mama Lita. "Udah tiga bulan Reyhan di Turki."
"Astaga.. dia pasti ke rumah kakek ya tan? Oke kalau gitu aku akan nyusulin Reyhan secepatnya. Dulu aku pernah diajak ke rumah kakek."
"Eh eh.. jangannn!" Pekik mama Lita. Bisa bahaya kalo nih cewek nekat kesana. "Saran tante, mendingan kamu move on aja deh Moy. Kalian gak akan mungkin bersatu!"
"Kenapa tan?" mata Amora berkaca-kaca, gak sangka mama Lita malah akan berbicara begitu. Bukan mendukung keduanya untuk balikan.
"Lah, memangnya kamu belum tau yaa?" Wanita paruh baya nan cetar itu mulai melipatkan kedua tangannya di depan dada. Menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang ibu ibu sosyelitaaa manjalita. "Reyhan sekarang sudah move on. Dia udah bahagia. Tante yakin, Amora juga bisa bahagia walau tanpa Reyhan. Ya, meskipun berat, tapi tante yakin pasti bisa!"
Amora menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak percaya. Gak mungkin Reyhan bisa secepat itu move on dari dia. Dia tahu sekali bahwa Reyhan itu bucin dan amat sangat mencintainya!
"Jadi Reyhan udah punya pacar baru, Tante?"
"Aduh, bukan pacar..." mama Lita tertawa mengejek, "Malahan si Reyhan udah nikah, Moy! Wah, udah lama dia move on dari kamu terus nikah. Tante bersyukur sih, menantu tante itu anak baik-baik, cantik, pintar, berprestasi, dan satu lagi.. gak matre Moy!" mama Lita menegaskan kata dikalimat "Gak matre" agar menusuk perasaan Amora.
"Kebanyakan cewek ngelihat Reyhan itu dari tampang sama dompetnya aja. Tapi, menantu tante gak pernah memandang gitu loh. Dia anaknya sederhana tapi bekelas! Terus kamu tau gak sih? Karena istirnya gak macem-macem, Reyhan sampe ngasih mahar jet pribadi... wihh, keren kan dia?" mama Lita sengaja mengipas bara, menyiram minyak tanah. Biar makin kebakaran tuh si Amora. "Tau sendiri kan, Moy, harga jetpri itu mahal loh dibanding tas tante ini... Cuma ya, buat Reyhan gak masalah. Apalagi sekarang dia udah jadi CEO perusahaan kakeknya. Pasti makin nyesel ya cewek-cewek diluar sana..." mama Lita terkikik sendiri. Dengan sangat sadar membuat luka di batin Amora. Gadis itu berkaca-kaca, ingin menangis sejadinya tapi sekaligus menahan malu.
"Tan, Amora pamit dulu ya!"
"Lho.. lho? Mau kemana Moy? Kan tante belum selesai cerita!"
Amora tidak peduli dengan kalimat mama Lita barusan. Gadis itu segera berlalu meninggalkan blue house yang dulu sering disinggahinya.
Tidak mungkin!
Tidak mungkin Reyhan sudah menikah!
Dalam hati Amora menolak mentah-mentah semua perkataan mama Lita itu. Tidak akan pernah dibiarkannya Reyhan menikah dengan perempuan lain selain dirinya. Dirinyalah yang paling berhak atas Reyhan, karena hanya dia yang menemani Reyhan dari dulu. Kesuksesan Reyhan adalah miliknya, dan Reyhan harus menjadi miliknya!
Dengan keras Amora membanting stir meninggalkan komplek perumahan elit itu. Dia harus segera mencari tahu tentang Reyhan. Tapi, siapakah yang bisa dia hubungi?!
*****