HARI PATAH HATI (PART 2)
HARI PATAH HATI (PART 2)
Cowok itu galau akut. Hatinya hancur lebur. Perasaannya luluh lantak.
Tidak ada yang lebih buruk dari hari ini. Hari dimana dia menyaksikan dengan mata kepala bahwa calon gebetan yang telah lama diperjuangkan, direbut laki-laki lain. Dan parahnya laki-laki sialan itu adalah sahabatnya sendiri.
Tega! Benar-benar tega!
Mengapa semua ini bisa terjadi? Mengapa takdir tidak pernah berpihak kepada dirinya? Dulu, mereka sama-sama memperebutkan wanita yang sama : Amora. Tapi, wanita itu lebih memilih Reyhan ketimbang dirinya. Memang apa yang kurang darinya?
Dia tampan, malahan dia merasa dirinyalah lelaki paling tampan di muka bumi ini. Tajir mlintir dari lahir? Sudah pasti! Bahkan David adalah anak tunggal, yang sudah tentu harta warisan orang tua akan jatuh ketangannya semua. Beda dengan Reyhan yang punya seorang adik. Otomatis pembagian warisan dikemudian hari akan dimiliki berdua dengan adiknya. Tulus? tentu saja cintanya sangat tulus dan murni. Dia dulu mencintai Amora, walau kemudian akhirnya dia sadar Amora memang lebih pantas dengan Reyhan karena mereka bisa saling melengkapi. Pelan-pelan David bisa menerima itu semua. Tapi sekarang apa lagi? Kenapa ketika dia telah memendam perasaan suka dengan Lenny, justru gadis itu pula yang mendadak dinikahi Reyhan?
David menangis. Dia merasa dirinya sekarang sangat rapuh. Padahal dia tidak pernah secengeng ini sebelumnya. Masalah demi masalah yang datang silih berganti, telah membuat hati itu semakin hancur lembur. Sekarang bukan hanya hatinya saja yang sakit, namun seluruh sendi-sendi tubuhnya ikut bergejolak hebat. Bagaimanapun, dia telah menjelma menjadi seorang sadboi.
David yang sedang kalut berjalan ke depan westafelnya. Cowok itu memandangi dirinya sendiri dalam bayangan cermin diatas westafel. Dalam pikirannnya ada seribu tanya : Kenapa harus Reyhan? Sejak kapan mereka berdua dekat? Bagaimana mungkin boss dan anak buah itu bisa menikah? Mulai kapan Reyhan bisa move on dari Amora? Dan, bagaimana bisa mereka mempermainkan perasaan David?
Tiba tiba....
PYARRRRRRR!!!!
Dalam satu kali pukulan saja, kaca dihadapan David telah berubah menjadi puing-puing. Kini, jari jemari lelaki itu meneteskan darah segar yang cukup banyak. Tapi, David sama sekali tidak merasakan perihnya. Cowok itu bahkan tidak peduli sama sekali dengan kondisi jari-jarinya yang penuh luka.
Pada saat yang bersamaan, masuklah Mbok Yah, seorang asisten rumah tangga yang telah sepuh, ke kamar david. Mbok Yah langsung histeris dan melihat tangan David penuh luka. Biar bagaimanapun, dia yang sejak kecil mengurus David. Ikatan batin keduanya cukup kuat.
"ADENNNNN! Mbok mohon, cukup denn!" pekiknya.
Mbok Yah dengan cekatan mengambil sebuah kain dan langsung membebat luka ditangan David. Wanita senja itu menangis, pilu melihat kondisi anak majikannya yang sering drop total begini. Sebelumnya David adalah anak yang baik, tidak pernah neko-neko.
"Den, jangan sakiti diri aden sendiri! Tolong pikirkan Mbok. Masih ada Mbok yang sayang tulus ikhlas sama Aden!" Mbok Yah segera memapah David menuju ranjang tempat tidurnya. Dengan sabar, beliau segera mengambil kotak P3K dan membersihkan luka David.
"Mbok..." suara David lirih. Pandangan cowok itu tidak fokus, menerawang jauh kesegala arah. "Apa saya ini memang tidak layak dicintai?"
"Aden ini bicara apa?!" Mbok Yah masih fokus membalut luka David, "Tentu Aden sangat pantas dicintai! Tapi, kita gak bisa memaksakan kehendak, Den. Jodoh, maut, rejeki, semua udah diatur Tuhan. Kita sebagai manusia cuma bisa berencana dan berdoa.."
"Tapi saya cinta sama dia mbok..." suara David kini berubah serak, pilu telah merasuki jantungnya. "Saya sudah lama menunggu dia, bahkan ketika saya menenangkan diri pun saya tetap mencari dia. Tapi.. sekarang? Dia malah menikah dengan sahabat saya sendiri. Mbok bisa bayangkan betapa hari-hari saya nanti akan sangat menyedihkan?!" Kini cowok itu menoleh ke mbok Yah. "Saya akan sering bertemu dengannya karena suaminya juga relasi saya. Tapi dengan perasaan berbeda, karena gadis yang saya cintai ternyata mencintai orang lain. Saya gak bisa menjalani ini semua Mbok..."
"Den, Tuhan maha baik. Itu berati Tuhan sudah menunjukkan bahwa gadis itu bukanlah gadis yang tepat untuk Aden. Aden harus ikhlas dan sabar. Mbok yakin, sudah ada gadis yang disediakan Tuhan untuk Aden. Tugas Aden hanya perlu bersabar dan tetap mencari wanita terbaik itu..." mbok Yah menutup kotak P3K dan segera meletakkan di atas meja. Wanita sepuh itu nampak sangat lelah, diusia senja dia masih bekerja keras. Tapi memang itu keinginan Mbok Yah sendiri karena tahun lalu kaluarga Pilar sudah memintanya beristirahat, pulang kampung. Namun Mbok Yah menolak. Dia tetap ingin mengurus David sampai akhir hayatnya. Hidupnya ingin didedikasikan untuk keluarga itu.
"Saya mau pergi dulu mbok..." kata David lirih. Dengan langkah gontai, cowok itu mengambil sebuah kunci mobil dan segera meninggalkan ruangan kamarnya.
*****
David memutuskan untuk berputar-putar dijalanan ibukota. Dia tidak punya arah atau tujuan mau kemana atau mau berbuat apa. Bener-bener blank! Dia ingin menenangkan diri, tapi gak tahu dimana.
Alhasil, cowok itu hanya mengijak pedal gas dan mengikuti saja lalu lalang mobil lain. Hingga dirinya tersadar matahari sudah tenggelam dan sepertinya dia sekarang sudah berada di daerah Jawa Barat.
Cowok itu berhenti sebentar. Sepertinya tidak mungkin lagi untuk kembali ke Jakarta sekarang. Sebab itu, dia memutuskan untuk mencari sebuah klab malam dan ingin minum sepuasnya. Biar hilang semua kesedihan ini. Meskipun hilangnya hanya sesaat, setidaknya dia akan merasa lebih baik diwaktu sesaat itu.
Cowok itu mulai mengeluarkan ponselnya dan mencari klub malam yang mahal plus paling seru disekitar lokasinya sekarang. Begitu mendapatkan apa yang dicari, sadboi itu tanpa banyak berpikir segera tancap gas kesana.
David mulai memarkirkan mobilnya ke areal parkir Rain Night Club, sebuah klub malam yang cukup ramai dan bergengsi disini. Cowok itu langsung melompat dari mobil dan melangkah dengan mantap ke dalam club. Dia memang sudah biasa masuk diberbagai club malam diberbagai belahan dunia, jadi gak akan canggung atau ragu lagi.
Alunan musik yang sangat kencang dan barbar mulai terasa sejak David melewati security di depan. Aroma kuat alkohol dan berbagai jenis miniman lain yang sudah sangat dia kenal juga ada diareal ini. Dj yang sexy, wanita-wanita cantik dan sexy, serta lelaki-lelaki penikmat dunia malam semuanya berkumpul disini.
David mulai duduk di sofa yang berada disudut klub. Dihadapannya sudah ada beberapa botol minuman beralkohol yang tadi dipesan, siap dituang. Namun xowok yang penuh dengan amarah itu langsung saja mengambil satu botol yang meneguknya hingga habis.
Belum puas dengan satu botol, dia mengambil botol kedua dan kembali meneguknya sampai habis. Setelah itu tanpa pikir panjang, diambilnya botol ketiga. Namun kali ini kepala David sudah mulai agak pusing.
Dalam kondisi begitu, seorang wanita cantik dengan baju super seksi dan belahan dada yang agak melorot datang menghampiri cowok itu. Gadis centil itu mulai menggoda David dengan gaya kenes dan manjanya.
"Minum sendirian aja? Mau ditemenin?" tanyanya. David menoleh ke gadis itu sambil memicingkan mata.
"Siapa lo?!" tanya cowok itu dingin. Si gadis langsung saja mengambil posisi duduk disebelah David, dekat disebelahnya.
"Gueee.. Farah. Kelihatannya lo lagi galau?"
"Gue?!" David menunjuk dadanya, "Jangan sok tau lo!"
"Why?!" gadis itu meneguk botol minuman berlkohol milik David. Luwes banget langsung diminum dari sumbernya. "Gue emang tahu! Buktinya udah tiga botol abis.. " Dia menghitung satu demi satu botol kosong didepan David.
"Wow... satu botol!" David bertepuk tangan takjub, "Boleh juga untuk ukuran cewek!"
"Gue bahkan bisa lebih dari ini!" Ucap gadis bernama Farah itu sesumbar, sembari mengusap sudut bibirnya. Dia nampak sangat sexy dan menggairahkan.
"Oh ya?!" David menaikkan satu alisnya, cowok itu kembali menenggak botol keempat. Kepalanya sudah sangat berat sekarang, sepertinya dia mulai mabuk.
"Iyaa.. bahkan gue bisa membuat lo lebih rileks dan puas malam ini!" Farah kini mengusap pipi David. Cewek itu memajukan wajahnya hingga wajah mereka berdua nyaris bersentuhan. Dari jarak sedekat ini, belahan dada gadis iti terlihat semakin jelas, mulai membangkitkan saraf-saraf diujung sana.
"Lo pilih aja hotel yang paling bagus disini. Kita check in sekarang juga..." David memijit mijit kepalanya. Farah keriangan. Gadis itu langsung saja memberikan satu kecupan hot dipipi David.
"Tapi gue mahal... lo yakin sanggup?!"
"Berapapun lo minta sayang!"
Farah yang sudah tahu dari penampilan David ini bukan orang sembarangan, langsung saja tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga. Tambang emas nih, pikirnya. Langsung saja dengan kepala yang terasa berat, David yang sudah sempoyongan dibantu Farah berjalan keluar Rain Night Club.
Tetapi setiba diparkiran, mereka berdua mendadak dicegat sekelompok pemuda tukang mabok dan onar yang sepertinya mengenal Farah.
"Heh, mau kemana lo?!" tanya seorang dari pemuda itu. Perawakannya besar dan banyak tatto. Farah mengabaikannya, dia tetap menuntun David berjalan menuju mobilnya.
"Jangan sok bego lo, Farah! Ngapain lo sama laki-laki bangsat itu?!" Cowok bertato itu naik pitam. David yang meskipun dalam kondisi setengah mabuk, masih bisa mendengar kata "bangsat" dengan sangat jelas. Kontan saja dirinya tidak terima dikatain begitu.
Dengan jalan yang sempoyongan bahkan nyaris terjatuh, David mendatangi sekelompok pemuda itu.
"Apa lo bilang barusan?!"
"Elo.. cowok bangsat!" Ulang si cowok bertatto, "Ngapain lo jalan sama cewek gue si Farah, hah?!"
"Jaga mulut lo ya!" David menepuk pundak cowok itu, "Gue mau pergi sama siapapun, itu bukan urusan lo!"
"Jelas itu urusan gue, karena Farah cewek gue!"
"Gue gak peduli! Gue mau tidur sama dia!" Ucap David. Cowok itu langsung balik badan dan hendak berjalan kembali ke mobilnya. Namun tiba-tiba badannya ambruk karena mendapat satu hantaman keras dari belakang.
"JAGA BACOT LO YA! JANGAN SOK JADI ORANG! BERANI-BERANINYA LO MAU TIDUR SAMA CEWEK GUE!!!!"
Langsung saja sekelompok pemuda itu mengeroyok David dengan sekuat tenaga. David, meskipun dirinya ahli dalam ilmu bela diri namun dalam kondisi mabuk begini tetap saja tidak bisa melawan. Kericuhan pun terjadi hingga petugas dari Club tersebut datang untuk memisahkan mereka semua.
"BUBARRR!!! BUBARR!!!" perintah petugas Club.
"HEH BANGSAT! BANGUN LO!" teriak si cowok bertatto, "URUSAN KITA BELOM SELESAI YA! AWAS LO!"
"BUBARRR!!"
Disaat yang bersamaan, Sarah yang sedang KKN bersama teman-temannya di daerah Jawa Barat kebetulan melintasi areal depan Club Malam. Bertapa terkejutnya mereka melihat ada orang-orang yang menggerumbul diparkiran di jam segini.
"Kita cek dulu yuk!" ajak Sarah pada teman-teman KKN nya. Mereka semua setuju. Rombongan tim anak KKN itu segera mendatangi TKP untuk melihat apa yang sedang terjadi. Mereka menyelinap diantara kerumunan orang-orang yang asik menonton adegan bak bik buk itu.
"Kasihan, dia berdarah banyak!"
"Ada yang kenal? Kayaknya bukan orang sini?"
"Iya kasian sekali, mana lagi mabuk!"
"Padahal kasep pisan euy, kayaknya mah orang kaya ini teh!"
Suara-suara manusia yang berkerumun itu mulai bertanya-tanya. Si korban yang jatuh ditanah itu dalam posisi telungkup. Karena tidak ada yang berinisiatif untuk menolong, maka Sarah dengan cekatan segera membalik badan korban itu. Dan betapa terkejutnya Sarah mengetahui siapa sosok sang korban.
"Astaga, Kak David!" Pekik Sarah. Orang-orang yang berkerumun kembali berkomentar.
"Kamu kenal dia, Dik?"
"Wah kenal ya? Langsung dibawa ke rumah sakit aja! Bahaya!"
"Iya betul dik. Dia mabuk dan terluka!"
Sarah yang mengenal David dengan baik tentu saja tidak akan menyangka menemukan sahabat kakaknya itu dalam kondisi seperti ini. Langsung saja Sarah meminta bantuan tim KKN nya untuk memasukkan David ke dalam mobil dan membawa cowok itu ke rumah sakit terdekat.
*****
"Gimana kondisi kak David, dok?" tanya Sarah dengan cemas. Jujur saja dia kasihan sekali melihat kondisi David saat ini. Badannya kurus dan penuh luka. Apalagi kondisinya mabuk, sepertinya pria itu sedang banyak masalah.
"Lukanya gak begitu parah. Pak David sempat pingsan tapi sudah sadar. Sekarang beliau sedang istirahat."
"Syukurlah. Terima kasih banyak dokter!"
"Sama-sama mbak Sarah. Jika ingin jenguk pasien sudah bisa ya!"
"Baik, terima kasih dok!"
Dokter IGD itu segera berlalu dari hadapan Sarah. Dengan langkah-langkah cepat, Sarah segera menghampiri David yang masih berada di ruang IGD.
"Kak David, gimana keadaan kak?" tanya Sarah Pelan. David yang sedang tidur buru-buru tersadar dan menatap sumber suara.
"Sa.. rah?" David mengerjap-ngerjapkan matanya. Mencoba mengingat-ingat apa yang dialami tadi. "Kamu disini?!"
"Sukurlah kakak sudah sadar. Iya, tadi aku sama temen-temen KKN ku yang bawa kakak kesini... apa yang dirasa kak? Pusing?" Sarah memandang David khawatir. Cowok itu masih tidak percaya bertemu adik Reyhan disini.
"Ya, kakak banyak minum tadi. Terima kasih banyak kamu udah nolongin kakak. Hampir aja kakak mati..."
"Sama-sama. Kakak istirahat ya. Soal urusan rumah sakit biar aku sama temen-temen aku yang handle. Aku telpon orang tua kakak ya biar mereka kesini!" Sarah langsung mengeluarkan ponselnya, namun secepat kilat David memegang tangan cewek itu.
"Big No, girl! Please, jangan kasih tahu siapapun!" Cowok itu memandang Sarah dengan mata berkaca-kaca. Sontak saja Sarah kembali memasukkan ponsel mahalnya ke saku. Tidak tega melihat tatapan itu.
"Tapi kenapa kak? Orang tua kakak harus tahu keadaan kakak sekarang..."
"No, Sarah! Mereka gak akan peduli. Di dunia ini, gak ada yang peduli sama kakak.."
"Kenapa kakak hopeless?!"
"Kakak tahu kamu ngerti masalah kakak. Bokap nyokap cerai, dan mereka bener-bener gak peduli lagi sama kakak. kakak gak punya siapa-siapa lagi..."
Sarah jadi sedih mendengarnya. Betapa hati kak David ini benar-benar merasa kesepian.
"Kakak masih punya sahabat dan teman-teman yang support kakak! Aku juga akan selalu dukung kakak. Semangka!" Ucap Sarah sambil mengangkat tangan ke udara. David mengerutkan dahi.
"Semangka?! Maksudnya buah semangka?!"
"Duh kak David ini gak gahul banget sih..." cibir Sarah gemas, " Semangka artinya SEMANGAT KAKA!"
"Ada ada saja kamu ini Sarah..." David tersenyum kecil. Setidaknya senyum inilah yang ingin Sarah lihat pasca kepiluan yang melanda perasaan kak David. Mesikupun dia tidak tahu masalah lengkapnya seperti apa.
*****
Malam ini, Eriska memandangi layar ponselnya dengan saksama. Berharap ada salah satu notifkasi masuk dari orang yang ditunggu. Tapi sampai dirinya sendiri nyaris lumutan dan sudah lelah menunggu, pesan atau panggilan itu tak kunjung tiba.
Ya, gadis itu memang menunggu ada pesan atau telpon masuk dari David. Tadi siang kan cowok itu sendiri yang meminta nomornya untuk menanyakan sesuatu. Tapi setelah menunggu berjam-jam, David tidak juga menghubunginya.
"Apa gue harus hubungi duluan ya?!" Gumam Eriska. Gadis itu menghempaskan kepalanya ke bantal. Dia memutar-mutar rambutnya dengan telunjuk.
"Tapi masa sih gue harus duluan?!" Gadis itu mulai gelisah. Badannya berhuling sana sini gak jelas. Disatu sisi dia ingin mendegar suara David, tapi disisi lain dia sangat gengsi.
"Ah, ini kan jaman emansipasi. Gak papa kalik ya?!"
Cewek itu segera mencari nama David dan mulai menelponnya. Telpon itu tersambung, namun tak ada jawaban.
"Gak diangkat ya? Coba lagi deh. Belum afdol kalo belum tiga kali"
Dicobanya lagi menelpon David, namun hasilnya nihil. Dicoba untuk ketiga kalinya, hasilnya tetap sama : Nihil. Orang diseberang sana tidak menjawabnya.
Pupus sudah harapan Eriska.
Sontak saja Gadis itu meneteskan air mata. Hatinya sedih, pikirannya menerawang jauh kesana kemari.
Memangnya dia ini siapa?
Mustahil seorang David Tama Pilar akan meliriknya. Dia bahkan hanya seorang karyawan biasa yang juga berasal dari keluarga biasa saja. Tidak akan mungkin bisa menjadikan David kekasih hati. Beda dengan David yang tampan dan berasal dari keluarga kaya raya, calon pemimpin Pilar Corp. Pasti selera David bukanlah gadis-gadis biasa.
"Seharusnya tadi gue gak usah kasih nomor.. semuanya jelas, gue bukan tipenya! Mana mungkin dia suka gue?!" Eriska mulai memaki diri sendiri. "Dia cuma iseng aja, gue benci sama lo Vid!"
******