Terpaksa Kawin

KOMITMEN



KOMITMEN

2WARNING!     

KONTEN 21+     

Bagi yang belum cukup umur harap SKIP!     

********     

"APA?!"     

Lenny hampir tidak percaya dengan apa yang barusan diucapkan Reyhan. Tidak mungkin, pasti saat ini dia sedang berhalusinasi.     

"Aku Cinta kamu... Aku jatuh cinta sama kamu!"     

Dengan pelan tapi tegas, cowok itu mengulang kalimatnya. Sekarang, dia memeluk wanitanya dengan erat. Seolah tidak mampu lagi membendung apa yang sudah lama dirasa.     

"Aku gak tau sejak kapan. Tapi mulai sekarang, aku ingin semuanya bukan hanya hubungan yang saling menguntungkan. Aku mau berhenti membohongi diriku sendiri..."     

Lenny terdiam mematung.     

Kata-kata Reyhan terlalu mengejutkannya. Gadis itu bingung bukan main. Tentu saja semua ini diluar kendalinya, diluar perjanjian yang sudah mereka buat diketinggian ribuan meter sana beberapa saat lalu. Perjanjian paling konyol dalam hidup Lenny, sebuah drama yang entah akan menghukumnya atau justu akan membahagiakannya seumur hidup.     

Dia sadar, Reyhan sama sekali tidak salah. Cinta bisa tumbuh bagi dan untuk siapapun mahluk Tuhan di seluruh alam semesta ini. Semua orang berhak mencintai dan dicintai. Tapi, apakah cara mereka ini adalah jalan yang benar? Apakah dia bisa menerima semua ini?     

Munafik kalau gadis itu bilang dia benci kehidupannya sekarang. Kehidupan yang berubah seratus delapan puluh derajat sejak Reyhan memintanya menjadi seorang Istri. Lenny bahkan menikmati setiap momen dalam hidupnya, termasuk momen bersama Reyhan.     

Setiap hari mereka selalu bersama. Setiap malam sebelum tidur, ataupun pagi hari saat terbangun, dia selalu melihat Reyhan. Tak jarang pria itu tertidur lebih dulu darinya. Dan diam-diam, Lenny menyukai cara tidur Reyhan. Reyhan yang selalu topless, yang akan push up sepuluh kali sebelum tidur, Reyhan yang juga tidak pernah bisa menemukan barang jika tidak dibantu oleh dirinya.     

Lenny menikmati itu semua. Ya, dia suka perannya sebagai seorang istri. Dia mulai terbiasa menjadi teman curhat Reyhan. Dia suka menghabiskan waktu untuk berdebat dengan cowok itu. Dia suka cara Reyhan memperlakukannya. Dia suka saat Reyhan menatap matanya. Dia bahagia saat cowok itu tiba-tiba memberikan surprise kecil.     

Tapi... bukankah semua ini terlalu cepat?     

Tanpa sadar air mata jatuh dipipi gadis itu. Dia menangis tanpa bersuara. Bahkan Reyhan sendiri yang sedang memeluknya, tidak merasakan itu.     

"Istri, bisakah kamu memberikan hati kamu untuk aku? Bisa kita memulai semuanya dari nol?"     

Lenny melepaskan pelukan cowok itu. Sorot matanya berkaca-kaca, menatap Reyhan dalam-dalam.     

"Reyhan.. aku... aku..."     

Dada gadis itu naik turun. Dia benar-benar blank! Gak tau mau bilang apa. Rasanya campur aduk, bahagia dan bimbang disaat yang bersamaan.     

"Aku.. mau pipis dulu!"     

Gadis itu segera masuk ke dalam, meninggalkan Reyhan sendirian di balkon dengan perasaan bingung.     

Segera Lenny masuk ke dalam bathroom dan menguncinya. Tidak, dia tidak akan menangis alay dibawah guyuran air shower seperti dalam sebuah sinetron. Gadis itu justru menatap dirinya lekat-lekat dalam bayangan cermin didepan westafel. Apa yang sudah dia katakan barusan? Dia ingin pipis? Tidak, dia hanya ingin melarikan diri.     

Lenny gak akan sanggup untuk menolak Reyhan. Ya, dia sadar dia juga menyukai cowok itu. Dia suka dengan suaminya sendiri. Tapi, dia belum begitu yakin dengan perasaannya. Apakah dirinya hanya sebatas suka, atau jangan jangan dia juga telah jatuh.. cinta?     

Lenny segera membasuh wajahnya dengan air. Jantungnya berdegup tidak karuan. Hatinya sungguh bimbang. Apa yang harus dikatakan pada Reyhan? Kejujuran? Tapi, bisakah dia mengungkapkan semuanya?     

Tok Tok!     

Suara pintu bathroom diketuk dari luar.     

"Istri, are you okay?" nada suara Reyhan terdengar khawatir. Lenny tercekat.     

Dia panik. Keluar dari sini, pasti Reyhan akan langsung menanyakan jawabannya. Dan Lenny, sama sekali gak tahu harus bilang apa. Di satu sisi dia gak ingin Reyhan kecewa, tapi disisi lain jujur saja dia juga perlu waktu untuk bisa memulai semuanya dengan Reyhan.     

Tok tok!     

Pintu kembali diketuk dari luar.     

"Kamu baik-baik aja kan? Kalau kamu gak jawab, aku dobrak nih pintunya!     

Buset! Pikir Lenny. Nekat amat nih orang.     

"Iyaa.. sebentar! Aku lagi pipis!" katanya bohong.     

Gadis itu mondar mandir gak jelas di dalam bathroom. Dia bingung harus menyusun kata-kata dari mana. Duh, bener-bener posisi yang menyulitkan.     

Lima menit cewek itu berpikir keras di dalam, tapi dia juga masih bingung mau jawab apa. Sudahlah, makin lama di sini nanti Reyhan akan mendobraknya. Bisa bahaya waktu checkout hotel nanti akan ada tagihan reparasi pintu bathroom.     

Dengan pelan, Lenny mulai memutar ganggang pintu bathroom. Hatinya dag dig dug seperti genderang perang. Kepalanya sibuk berpikir keras, dan perasaannya sendiri.. tetap bimbang!     

"KAMU GAKPAPA?!"     

Kepala Reyhan langsung nongol begitu Lenny buka pintu. Kontan saja gadis itu memekik. Udah panik, dikagetin pula!     

"Sorry..." ucap Reyhan pelan, "Aku khawatir!"     

Nah ini nih!     

Ini juga yang bikin Lenny agak ngerasa gimanaaaaa, githu. Soalnya nih, dia gak mau kalau ada rasa cinta diantara mereka, rumah tangganya jadi drama alay begini. Baru masuk toilet agak lama aja dah khawatir. Gimana kalau LDR coba?     

Lenny itu maunya semua berjalan normal, ya kayak Reyhan seperti biasa gitu. Kalau udah melibatkan cinta, dia malah takut canggung nantinya. Prinsipnya tetep sama : let it flow!     

"Rey udah malem, kita harus istirahat!" kata Lenny. Gadis itu tidak berani menatap balik wajah Reyhan yang saat ini sedang melumatnya dalam satu tatapan.     

"Kenapa kamu menghindar?!" suara cowok itu kembali bergetar. Lenny menunduk, jujur saja dia takut. Tapi mungkin berkelit adalah pilihan yang cukup baik.     

"Aku gak ngehindar. Aku cuma ingetin ini udah malam. Besok pagi kita mau naik balon udara!"     

Cewek itu baru saja hendak melangkahkan kakinya menuju ranjang, namun satu tangannya langsung dicekal oleh Reyhan.     

"Aku butuh jawaban!" katanya tandas. Lenny menelan ludah.     

"Reyhan, aku..." gadis itu menggantungkan kalimatnya. Matanya mulai berkaca-kaca dengan kepala yang tetap menunduk. Sama sekali gak berani menatap Reyhan. "Aku capek, aku pengen istirahat."     

"Apa aku salah mencintai kamu? Apa kamu benar-benar gak mau memperbaiki hubungan kita?"     

"Rey, kamu ini ngomong apa? Aku sama sekali gak..."     

"Jangan pura-pura, sayang! Untuk natap mata aku aja, kamu gak punya keberanian!"     

Reyhan melepaskan cekalan tangannya ke Lenny. Cowok itu sadar, pasti Lenny akan menolaknya. Gadis itu terlalu tinggi untuk digapai, bahkan setelah sekian lama mereka bersama, Lenny masih saja mengabaikan perasaanya seperti sekarang.     

"Istirahatlah, good night!" Reyhan balik badan. Cowok itu berjalan dengan langkah besar menuju luar kamar. Raut wajahnya merah padam. Dia butuh sekali menenangkan diri.     

"Reyhan, aku..."     

Kalimat Lenny menggantung. Membuat langkah-langkah kaki Reyhan ikut terhenti selang dua meter dari pintu kamar.     

"Aku sayang sama kamu!"     

DEG!     

Jantung Reyhan berdebar kencang. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama bersama, cewek itu menyatakan perasaan sayangnya. Entah kenapa rasanya benar-benar lega. Akhirnya perasaan itu tidak bertepuk sebelah tangan. Akhirnya penantian ini berbuah manis!     

Walaupun perasaannya sudah tidak karuan, cowok itu masih membelakangi Lenny. Masih pada posisi yang siap meninggalkan ruang kamar ini.     

"Tapi aku butuh waktu. Aku gak menyangka kamu akan berubah seperti ini. Aku gak pernah terfikif kalau hubungan kita akan serius..." Suara Lenny bergetar menahan tangis. Akhirnya terucap juga semuanya.     

Pelan tapi pasti cewek itu berjalan mendekati Reyhan.     

"Hubungan ini gak mudah, Rey. Kamu tahu itu. Aku yang awalnya cuma karyawan biasa di kantormu. Asal kamu tahu, aku dulu benci punya boss songong kayak kamu! Aku benci kamu tiba-tiba datang ke rumah Mami aku! Aku gak suka cara kamu!" gadis itu kembali meneteskan air mata. Dia mengungkapkan apa yang dari dulu dirasakan, bagaimana sesungguhnya dia memandang Reyhan.     

"Bahkan sampai saat ini, aku masih belajar beradaptasi sama kehidupan kamu. Kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupan aku dulu. Semakin kenal sama kamu, aku semakin ingin ngasih yang terbaik buat kamu. Tapi..." Lenny menarik nafas dalam, "Aku minta waktu. Aku minta kamu sabar untuk nunggu aku. Kita berdua harus sama-sama siap untuk itu!"     

Reyhan langsung balik badan. Dia tak kuasa lagi mendengar penjelasan istrinya. Cowok itu serta merta memeluk Lenny dengan sangat erat. Bahkan Lenny sampai kesusahan bernafas saking eratnya itu pelukan.     

Dia sadar, sosoknya yang dulu bossy, seenak jidat, dingin, tentu telah menciptakan kesan buruk tersendiri untuk semua karyawannya, termasuk Lenny. Tapi sekarang, cowok itu sudah banyak berubah. Dia tidak lagi memakai cara-cara itu untuk memimpin. Justru sekarang dia melakukan pendekatan secara personal kepada karyawan-karyawannya.     

Perubahan yang positif itu juga tentu karena Lenny. Darinya, Reyhan belajar banyak hal. Sifat Lenny yang ramah tamah dan senang menolong orang lain sudah menular kepada dirinya. Sejatinya, Reyhan memang orang baik. Namun keadaanlah yang terkadang memaksanya untuk melakukan hal-hal yang diluar kendali.     

"Maafin aku. Aku akan kasih kamu waktu sampai kamu bener-bener siap. Aku akan bersabar untuk itu!"     

Dikecupnya kening wanita itu dalam satu kecupan hangat. Lenny tersenyum. Ya, semua memang butuh proses. Indomi goreng saja harus direbus dulu baru bisa dimakan, apalagi urusan rumah tangga coba?     

Dan karena suasana memanas sejak adegan menyatakan perasaan satu sama lain. Mereka jadi terhanyut dalam keadaan. Reyhan serta merta mendaratkan satu ciuman manis dibibir Lenny. Namun tidak seperti dulu dulu yang selalu mengelak, kali ini gadis itu meresponnya. Mungkin, sudah lain perasaan yang dulu dan sekarang.     

Gadis itu membalas Reyhan dengan satu ciuman pula. Sontak saja Reyhan makin mengeratkan pelukannya dan mulai memberikan ciuman lagi, kali ini dengan lebih mesra dan dalam. Dan sungguh sangat mengasyikkan, ternyata Lenny sedikit membuka mulutnya, bersiap untuk serangan yang lebih!     

Reyhan, lelaki profesional yang lama tinggal di luar negeri, tentu sudah sangat paham segala kode kode model begini. Langsung saja mendalamkan ciumannya. Cowok itu mulai memberikan ciuman-ciuman basah nan indah. Dia mulai memainkan lidahnya masuk ke dalam bibir mungil Lenny, menikmati setiap inchi dari bibir gadis itu. Karena selama pernikahan, mereka nyaris gak pernah ciuman begini. Paling mentok juga cuma pelukan. Itupun sangat jarang, bisa dihitung jari. Sisanya lebih sering berantemnya ketimbang romantis.     

Dan karena istrinya adalah seorang amatir, tentu saja Lenny agak kewalahan menghadapi serangan-serangan lidah yang diberikan Reyhan. Gadis itu sampai ngos-ngosan mengatur nafas. Udah kayak penyanyi yang ketinggian nada pas bagian reff saja!     

Karena tahu nafas Lenny mulai ngos-ngosan. Reyhan langsung menghentikan ciumannya. Cowok itu memberi jeda agar Lenny bisa menarik nafas dulu, atau minimal agar cewek itu kembali menapak tanah dulu deh. Biar gimanapun, perasaan mereka berdua baru saja melayang-layang akibat ungkapan cinta dan tentunya adegan ciuman panas tadi.     

"Maaf suamik, aku belom ngerti celahnya.." ucap Lenny dengan wajah polos. Tapi demi apapun, cewek itu memang masih sangat polos urusan dunia peranjangan. Boro-boro mau gituan, ciuman sama lawan jenis juga baru sama Reyhan ini. Benar-benar gadis suci yang sudah jarang ditemui di abad ini.     

"Gak masalah, nanti di ajarin!" kata Reyhan menenangkan. Cowok itu serta merta membopong Lenny dengan kedua lengannya yang kokoh. Lenny kaget, wah mau diapain nih? Dia sama sekali gak paham.     

"Rey.. mau ngapain?!" Lenny mendelik. Wah jangan-jangan malam menakutkan itu akan terjadi. Gilak, gimana nih?     

"Gak ngapa-ngapain." jawabnya kalem, "Cuma olahraga sedikit!"     

Cowok itu membaringkan Lenny dengan pelan diatas ranjang. Dia juga secepat kilat langsung mematikan lampu kamar dan dengan semangat melepas bajunya. Sekarang Reyhan berada dalam posisi topless.     

Untuk kesekian kalinya Lenny memandang badan atletis itu, darahnya kembali berdesir. Jantungnya berdegup tak menentu. Lengan-lengan Reyhan yang kokoh, perutnya yang kotak-kotak, dadanya yang bidang. Dia memang seksi. Sangat seksi... bahkan dilihat dari posisi rebahan diatas ranjang dengan cahaya remang-remang ini, keseksian itu begitu nyata. Dan beruntungnya Lenny, semua itu miliknya! Tubuh itu untuknya!     

Seperti biasa Reyhan sebelum tidur akan push up sebanyak sepuluh kali. Kini dada bidang itu sedikit mengeluarkan keringat dan menambah keseksian yang terpampang nyata. Lenny menelan ludah. Semua ini sungguh sangat, menggiurkan!     

Pelan, Reyhan mulai naik ke atas ranjang. Tubuh kekar itu secara perlahan-lahan mendekat ke tubuh Lenny. Sementara gadis itu menahan nafas saking tegangnya. Dia gak tahu apa yang akan Reyhan lakukan sekarang. Semoga saja bukan untuk itu!     

"I love you!" ucap Reyhan. Cowok itu mulai memainkan jari jemarinya untuk mengelus pipi dan lengan Lenny. Lenny menahan nafas, merasakan geli yang luar biasa begitu jari jemari Reyhan menelusuri lengannya.     

Mereka saling bertatapan sekarang. Masih dengan posisi tangan kiri Reyhan mengelus pipi dan lengan istrinya, sedangkan satu tangan yang lain dia gunakan untuk menopang kepalanya.     

Sejujurnya, mereka berdua sedang deg degan hebat sekarang. Meskipun ini bukan kali pertama bagi Reyhan untuk hal-hal seperti itu, tapi melakukannya dengan orang berbeda pasti akan memberikan rasa yang berbeda pula. Apalagi dengan seorang amatir seperti Lenny, tentu akan membuatnya banyak bersabar. Ditambah lagi, Rasa cintanya yang baru saja bersemi, ibarat padi yang baru ditanam. Pasti harus berhati-hati agar hasilnya tidak gagal.     

"Istri?" panggil Reyhan lirih.     

"Ya?!"     

Cowok itu langsung saja mendaratkan sebuah ciuman lembut nan dalam ke bibir Lenny. Lagi-lagi ciuman itu berbalas. Sengaja Reyhan melambatkan ritme nya, agar memberikan Lenny kesempatan untuk bernafas dan tentunya rileks. Karena gimanapun, dia tahu bahwa gadis itu tegang bukan main. Mereka harus membuat suasananya menjadi santai tapi... tetap hot!     

Dan dengan posisi bibir saling berpangutan itulah, sebagai seorang senior dalam hal begituan, Reyhan juga memainkan jari-jemarinya ditelinga dan leher Lenny. Kontan saja gadis itu kembali merasakan rasa geli yang hebat. Rasa aneh yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Membuat dirinya mulai melayang-layang.     

Karena respon lawan yang sepertinya setuju untuk hal yang lebih gila lagi, Reyhan memberanikan diri mulai menurunkan resleting belakang gaun malam Lenny. Dan gaun malam itu sedikit demi sedikit mulai turun hingga menampakkan cup bra berwarna merah maroon.     

Untuk pertama kalinya pula, Reyhan mulai menjamah aset berharga milik istrinya itu. Setelah selama ini cuma bisa dilihat doang, itupun cuma sekali dan gak sengaja, gak utuh pula lihatnya! Akhirnya, malam ini dia bisa menyentuhnya dan melihatnya secara full size begitu bra berwarna maroon itu sudah berhasil dihempaskan dari tubuh Lenny. Jauh dicempakkan entah kemana.     

Benar-benar keindahan yang sangat sangat menyegarkan saraf mata!     

Rasanya semua rasa lelah Reyhan hilang begitu saja. Lagi-lagi sebagai senior, tentu dia tahu bahwa istrinya ini memang benar-benar bersegel alias original atau tak pernah terjamah mahluk brengsek lain seperti dirinya. Itu semua terbukti dari aset yang dimiliki masih sangat kencang, kenyal, dan.. mulus! Sungguh beruntung Reyhan. Membuang biji jagung demi sebuah berlian.     

"Awwww, gelikk Rey!" Lenny menarik bibirnya dari Reyhan. Gadis itu segera memegang tangan Reyhan yang sedang berada diatas buah dadanya.     

"Aduh kok gue ngerasa geli semua nih... gimana dong?"     

Reyhan terkekeh. Polos sekali gadis ini.     

"Nikmatin aja sayang.." desis Reyhan pelan, persis di daun telinga Lenny. Hembusan nafasnya yang sudah berat justru membuat Lenny makin geli. Ah sial! Kenapa begini banget rasanya?     

"Mmmhhh.. Rey..." Gadis itu mulai susah mengatur nafas, begitu tangan Reyhan dengan lincahnya berputar-putar di areal sensitifnya. Sesekali tangannya juga meremas lembut kedua aset kembar itu, hingga membuat Lenny semakin melayang-layang.     

"Mmmhh.. Rey.. mmhhh... kayaknya.. mmhh.. jangan sekarang..."     

"Kenapa?" tanyanya lembut, "Kamu belom siap?"     

"Mmhhh.. iya.. mmhhh aku... capek... mmhhh masih harus... bela..jar..."     

"Belajar? Oke siap!" Reyhan setuju. Dia segera menghentikan aktivitas nakalnya. Segitu dulu sudah cukup. Untuk ukuran gadis jinak-jinak merpati ini, sedikit foreplay juga sudah akan membuatnya lelah. Harus bertahap, toh dia tadi juga sudah bilang gak bisa spontan! Lenny masih geli sama hal-hal ginian.     

"Kamu gak marah kan kalau dicicil dulu?" Lenny segera memiringkan badannya menghadap Reyhan. Cowok itu tersenyum lebar.     

"Gak kok, besok kita cicil lagi.. sampai lunas!"     

"Terima kasih ya Suamik, kamu emang paling ngerti!"     

"Sama-sama sayang. Kamu harus berjanji satu hal sama aku!" Katanya pelan. Tangan cowok itu sibuk mengelus rambut Lenny yang halus kayak molto ultra sekali bilas.     

"Tentang apa?"     

"Tentang komitmen. Mulai sekarang, kita harus berkomitmen untuk jadi lebih baik lagi. Kita sama-sama berjuang untuk rumah tangga kita berdua. Jangan pernah membohongi perasaan lagi, oke?" Cowok itu mengacungkan jari kelingkingnya, membuat tanda janji. Lenny tersenyum dan mengacungkan jari kelingkingnya juga.     

"Oke, aku janji!"     

Sekali lagi mereka berdua berciuman, hingga keduanya terlelap dalam kesunyian malam. Ini akan menjadi jalan yang panjang. Kedepan memang tidak mudah, tapi Reyhan yakin hidup akan baik-baik saja selama dia memiliki Lenny.     

*****     

Finding author on Instagram @bellezalen     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.