Terpaksa Kawin

KEMARAHAN AMORA (PART 2)



KEMARAHAN AMORA (PART 2)

0"Kamu mau langsung pulang? Nggak mampir dulu nih?" tanya Eriska begitu mobil David berhenti tepat di depan gerbang rumahnya. David melirik ke arah arloji mewah ditangannya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tentu saja sudah tidak pantas untuk bertamu di rumah anak gadis orang jam segini.     

"Iya nih, mau mampir udah malem soalnya. Next time deh aku main kesini. Aku langsung pulang aja ya Ris!" pamit David. Eriska mengangguk.     

"Oke Vid, terima kasih banyak ya atas tumpangannya! Hati-hati dijalan!"     

"Oke, buruan masuk gih!"     

"Siap!"     

Eriska segera membuka pintu mobil David dan langsung turun. Gadis itu tidak lupa melambaikan tangan kepada David dan menunggu hingga mobil sang pujaan hati menghilang dari pandangan mata di perempatan gang komplek.     

Akhir-akhir ini Eriska semakin intens berkomunikasi dengan sahabat bossnya itu. Entah kenapa sekarang David lebih sering berada di Jakarta ketimbang di Bali. Padahal kan pusat Pilar Corp itu ada di Bali. Dan tidak tahu pula bagaimana ceritanya, dirinya bisa makin akrab dengan calon penerus Pilar Corp itu. Ini masih seperti mimpi yang nyata bagi Eriska. Bagaimana mungkin gadis kelas biasa sepertinya bisa chattingan terus dengan lelaki tampan dan kaya raya macam David?     

Bahkan lebih kerennya, saben hari Eriska di antar jemput ke kantor sama David. Tuh David selain sebagai boss Pilar Corp, sekarang merangkap jadi tukang ojek online Eriska. Udah double job aja dia. Makan siang juga dia sering pergi dan makan sama David. Lalu untuk makan malam juga kadang berdua. Sama David lagi, David lagi! Wah, rasanya? Jangan ditanya! Seperti Eriska menjadi ironman!     

Bahagia? Sudah pastiii! Sudah lama sekali rasanya gadis itu memendam perasaannya pada David. Seringkali merasa dikecewakan oleh laki-laki dan barisan para mantan terdahulu, tentu membuat Eriska muak dengan cinta. Tapi entah mengapa sejak dirinya mengenal David, semuanya menjadi berubah. Bunga-bunga cinta yang layu, kini nampak bermekaran dimana-mana. Lesu, galau, gundah gulana? Seketika menghilang dengan satu senyuman David saja. Pokoknya fix David itu moodbooster Eriska banget!     

Kalau boleh milih nih, Eriska pengen banget kalender merah diganti warnanya jadi warna item semua, biar bisa masuk kerja terus. Bukan maksud nya dia mau jadi karyawati teladan, bukan sama sekali! Soalnya nih kalau masuk kerja, kan dia bisa dianter jemput terus sama David. Yah, namanya juga lagi mabuk asmara, pengennya ketemu terus! Pengen nemplok terus kayak cicak-cicak di dinding! Meskipun kadang bingung sendiri mencari alasan untuk satu pertemuan lagi.     

Maklumlah, sekian lama menjomblo hati Eriska ibarat rumah kosong tak berpenghuni. Udah banyak banget sarang laba-laba yang bertengger dihatinya, malahan kalau diibaratkan rumah, udah jadi rumah angker kalik! Saking lamanya butuh asupan kasih sayang dan perhatian dari lawan jenis. Dan dirinya berharap, semoga hubungannya dengan David bisa lebih dari sekedar teman. Jadi pacar misalkan? Semoga saja!     

Eriska senyum-senyum sendiri. Pikirannya sudah jauh menerawang kemana-mana. Jatuh cinta lagi untuk kesekian kalinya, dirinya berharap semoga David memang orang yang selama ini dia doakan menjadi pendampingnya.     

*****     

Setelah keluar dari komplek perumahan Eriska, sebetulnya David tidak ingin langsung benar-benar pulang ke rumahnya. Cowok itu berencana mampir sebentar ke salah satu club malam ternama ibukota. Setelah seharian lelah bekerja, tentu dirinya perlu refreshing agar tidak merasa penat. Mengajak Eriska clubbing tentu bukan pilihan yang tepat. David tahu betul tipikal cewek rumahan lugu dan polos seperti itu, pulang larut malam saja sudah dimarahi orang tua, apalagi sampai party dan mabuk begini, coba?     

Dan karena sudah sering mampir di club malam yang satu ini, otomatis David sudah punya banyak relasi dan previllege sehingga begitu turun dari mobil, dirinya langsung disambut oleh dua orang bodyguard yang siap memarkirkan mobil mahalnya dengan baik garansi tanpa lecet sedikitpun. Pun soal minuman yang akan dia minum atau tenggak langsung dari botolnya, pelayan sudah tau jenis minuman mahal apa saja yang akan boss itu nikmati. Tak lain halnya dengan tipe wanita mana yang akan menemani dia untuk minum malam ini, sudah dipilih wanita-wanita dengan servis terbaik dikelasnya. Jadi David tinggal duduk dan nikmati saja semua fasilitasnya. Kelas sultan memang beda!     

"Hi Bro David! What's up?!" sapa salah satu pemilik club malam. Club malam ini memang didirikan oleh beberapa orang, dan David kenal mereka semua.     

"Hi, Jazz! Lagi disini?" tanya David basa basi. Lelaki yang dia panggil Jazz itu mengangguk ramah sembari membenahi poninya.     

"Gue lagi kontrol Club sekali-sekali. Btw, Kemana bro Reyhan? Kayaknya udah lama banget dia gak dateng?!"     

David mengangkat kedua bahunya. Sejak menikah sohibnya itu memang nyaris tidak pernah menampakkan batang hidungnya di club malam manapun. Mungkin Reyhan sudah bertaubat kembali ke jalan yang benar. Atau mungkin, setiap malam dia ada kegiatan lain? Who knows? David tidak peduli sama sekali. Yang terpenting baginya, dia akan melakukan apapun yang dia suka. Bodo amat sama si Reyhan.     

"Lagi sibuk mungkin!" jawab David diplomatis. Jazz yang sepertinya juga sedang berbasa basi kontan mengangguk. Dia memberikan kode kepada seorang wanita yang sepertinya sudah menunggu mereka daritadi. Dengan cepat, Jazz menjentikkan jarinya ke udara dan wanita itu datang menghampiri mereka berdua.     

"Bro, kenalin ini Mawar, primadona kita malam ini yang bakal nemenin lo.." kata Jazz memperkenalkan. David memandangi wanita itu dari atas sampai ujung sepatu.     

Atasan kaus hitam ketat yang menampakkan perut rata dengan satu tindik dipusar, rambut hitam sebahu, celana jeans ketat yang tingginya hanya sebatas paha dan sepatu sneakers putih. Cewek ini benar-benar tomboy dan mempesona. Kalau biasanya David disuguhi cewek-cewek malam yang feminim, ini pertama kalinya dia dapat cewek tomboy model begini. Wah, dia jadi merasa tertantang juga sebagai laki-laki.     

"David..." cowok itu langsung mengulurkan tangannya tanpa membuang waktu. Dengan tatapan tajam namun menggoda, gadis itu meraih tangan David.     

"Sebut saja Mawar..." kata gadis itu mantap. David membalas dengan tersenyum nakal pula. Sepertinya ini akan jadi malam yang menyenangkan bagi mereka.     

"Oke Bro David, kalo gitu gue cabut duluan ya! Please enjoy the party!" pamit Jazz. Si owner club malam itu sudah tahu dengan ekspresi David yang tertarik dengan Mawar. Tipe-tipe lelaki malam sih Jazz sudah hafal betul bagaimana harus diperlakukan.     

"Oke, see you Jazz!" jawab David. Cowok itu masih menatap Mawar dengan tatapan nakalnya. Dan memang sepertinya Mawar ini tipikal cewek tomboy yang jago menarik perhatian lawan jenis.     

"Wanna dance?" tantang Mawar. David langsung saja mengangguk. Biasanya sih cowok itu ogah banget joget bareng orang-orang disini. Ya, meskipun sebagian besar memang hanya kaum kelas atas yang mampu masuk club ini, tetep aja David ogah berjoget bersama. Tapi sepertinya sesekali boleh juga mendobrak kebiasaan.     

Dan dengan gesitnya, Mawar menarik lembut David untuk ikut berjoget bersama kerumuman orang-orang lain. Gadis itu tidak lupa membantu melepaskan dasi david dan membuka satu kancing leher kemejanya, agar cowok itu leluasa bergerak dan berjoget bersama.     

Alunan musik DJ yang sangat kencang, membuat kegiatan joget mereka makin tak terkendali. David yang biasanya ogah goyang, mendadak jadi keranjingan dan ketagihan dance abstrak begini. Dibilang abstrak karena memang dia joget gak beraturan. Suka-suka dia saja mau joget gimana. Yang penting lompat-lompat dan menghilangkan sejenak masalah yang menumpuk diotakknya. David tak habis pikir jika dirinya nanti mabuk, tentu jogetannya akan lebih brutal.     

Sedang asik joget begitu, mendadak tubuh besarnya ditabrak oleh seorang wanita yang sepertinya tengah mabuk. Wanita itu berjalan sempoyongan dengan satu botol minuman beralkohol yang masih tergenggam ditangannya. David yang sedang on fire sontak saja marah dengan aksi wanita itu.     

"Heh! Kalau jalan pakek mata dong!" Bentak David. Wanita yang menabraknya itu sontak menghentikan langkahnya dan balik badan, tidak terima dengan yang basan diucapkan.Tapi tiba-tiba..     

DEG!     

Untuk beberapa saat keduanya terdiam, saling pandang satu sama lain. Saling mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki, mulai sadar bahwa mereka bukan dua orang asing yang tak sengaja bertabrakan.     

Wanita cantik, putih, tinggi semampai dengan dress kelap kelip diatas lutut. Sorot mata sayu dan raut wajah itu.. dia..     

AMORA?     

Spontan jantung David berdegup kencang. Musnah sudah hasratnya untuk kembali berjoget ria dengan Mawar. Meskipun banyak perubahan dan nyaris tidak dikenali, tapi David yakin wajah dihadapannya ini adalah Amora. Bagaimana dia bisa begitu yakin?     

Dari mata.     

Meskipun Amora telah merombak beberapa bagian tubuhnya, tapi gadis itu tidak pernah merubah bagian matanya. Bola mata gadis itu masih sama, berwarna cokelat terang dan yang paling spesifik, kalau diperhatikan ada tahi lalat disudut mata dalamnya dan di ujung dekat pelipis kanan. Hanya orang-orang yang kenal dekat dengannyalah yang tahu itu. Kemudian sorot mata Amora juga tidak pernah berubah, selalu sayu seperti itu. Secara keseluruhan, David masih bisa meyakini bahwa gadis itu adalah Amora.     

Itulah sebabnya, kenapa Amora selalu menggunakan kacamata hitam kemanapun dia pergi. Dirinya tahu, bahwa orang-orang yang pernah dekat dengannya pasti masih bisa mengenalinya lewat mata. Kacamata itu juga salah satu bentuk penyamaran dirinya. Kata orang, semua rasa bisa berawal dari mata, lalu turun ke hati. Lah, udah kayak lagu aja!     

Meskipun Amora dalam kondisi setengah mabuk, tapi gadis itu juga yakin bahwa pria yang berdiri dihadapannya sekarang adalah David Tama Pilar. Dan dalam situasi begini pula, Amora juga menyadari bahwa David mengetahui bahwa dirinya memang Amora yang sesungguhnya. Maka tanpa pikir panjang, dirinya segera balik badan dan hendak meninggalkan club malam. Namun sayang, tangan David lebih dulu mencekalnya.     

"Amora!" panggil cowok itu.     

Amora tercekat, rasanya nafasnya hampir terhenti sekarang. Sekian lama berada dalam masa penyamaran, akhirnya malam hari ini kedoknya terbongkar pula dengan salah satu sahabat lamanya.     

Tubuh gadis itu sampai gemetaran rasanya. Dicengkeramnya kuat-kuat botol minuman ditangan kanan itu agar tidak jatuh. Dirinya masih tidak bergeming dengan kalimat David yang memanggil namanya.     

"Amora Theicillia Browke..." Ucap David lagi, masih dengan satu tangan yang mencekal tangan kiri Amora yang membelakangi badannya. Kini, nafas Amora semakin naik turun, matanya mulai berkaca-kaca.     

"Deandra..."     

PRANGGG!!!     

Pintar juga David memancing emosi gadis itu untuk mengakui bahwa dirinya memang Amora yang dimaksud. Seketika saja, botol minuman beralkohol yang sedari tadi digengganm tangan kanan Amora jatuh juga. Shock mendengar kata terakhir yang David sebut. Amora Theicillia Browke Deandra.. Ya, seharusnya nama itu yang saat ini pantas dia sandang. Seharusnya dirinya yang menjadi nyonya Deandra. Bukan wanita lain yang sekarang menjadi istri sah dari laki-laki terbaik dalam hidupnya.     

Mawar yang sedaritadi melongo menyaksikan drama ala-ala sinetron antara David dan Amora kontan cemburu dan bingung. Baru saja dia akan bersenang-senang dengan mangsa kelas kakap ini, malahan gagal akibat ulah wanita lain!     

"Vid..."     

"Sssttttt!" Davis langsung memberikan isyarat diam pada Mawar. Gadis itu kontan manyun dan pergi meninggalkan David dan Amora.     

*****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.