TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Terungkapnya Rahasia {2}



Terungkapnya Rahasia {2}

2"Pertama, aku bukan tidak ingin memberikan benihku kepadamu. Kau tentu tahu setiap kali kita melakukan hubungan suami istri aku selalu memberimu lebih dari apa yang kau mau. Namun, apa kau ingat ketika kau jatuh sakit di malam pengantin kita dulu? Waktu itu aku memanggil Tabib Istana untuk memeriksa keadaanmu, dan Tabib Istana bilang apa yang terjadi. dan Tabib Istana itu sekarang aku suruh datang kesini. Sebab jika mulutku yang mengatakan kebenarannya, kau tidak akan pernah percaya kepadaku, Selir Cheng. Dan pada akhirnya kau akan mengatakan jika aku adalah pembual, pembohong, dan pendusta hanya karena aku masih dendam kepadamu atas apa yang telah kau lakukan kepadaku. Padahal semuanya tidak benar sama sekali," Chen Liao Xuan menelan ludahnya, kemudian dia menyuruh Jiang kang Hua untuk memanggil Tabib Istana lama kembali datang di hadapan mereka. "Tabib Istana, kaulah yang menjadi saksi dan memeriksa keadaan Selir Cheng waktu itu. jadi, kau juga harus memberitahukan apa yang terjadi pada tubuh Selir Cheng agar semua yang ada di sini tahu keadaan yang sebenarnya,"     

"Baiklah, Yang Mulia!" jawab Tabib Istana itu dengan sangat lantang. "Waktu malam pengantin, Selir Cheng sempat tak sadarkan diri dan jatuh sakit. Itulah sebabnya Yang Mulia Raja memanggil hamba beserta beberapa Tabib Istana wanita lainnya. Untuk memastikan apa yang terjadi kepada Selir Cheng. Namun setelah beberapa kali pemeriksaan, kami mendapati jika Selir Cheng merupakan sosok wanita dengan organ yang tidak sempurna. Entah apa yang terjadi namun kami tidak menemukan adanya tanda-tanda rahim di dalam perut Selir Cheng. Bisa kemungkinan jika ini adalah suatu pertanda langit, atau karena suatu kesengajaan pengambilan rahim agar Selir Cheng tidak hamil, hamba juga tidak tahu. dan di sana juga bukan hamba saja yang memeriksa namun beberapa Tabib juga, hasilnya pun sama. Waktu itu kami ingin mengatakan kepada Selir Cheng. Namun Yang Mulia Raja mengatakan jika kami diam saja lebih baik. karena di dalam hati Yang Mulia begitu menyayangi Selir Cheng, Yang Mulia tidak mau kalau Selir Cheng akan hancur mendengar kenyataan pahit ini. itulah mengapa Selir Cheng tidak bisa dan tidak akan pernah bisa memiliki seorang anak bagaimanapun caranya," jelas Tabib Istana.     

"Kau berdusta, kau berbohong! Bagaimana bisa aku tidak memiliki rahim! Aku ini wanita, Tabib Istana! Jangan mempermalukanku dengan memberikan pernyataan yang begitu merendahkanku! Semua itu bohong!" teriak Cheng Wan Nian. Kemudian dia memandang ayahnya yang tampak berdiri mematung di tempatnya itu. "Ayah, kau lah orangtuaku, kau tentu tahu apa yang terjadi kepadaku, bukan? Jadi beritahu aku apa yang terjadi kenapa sampai aku menjadi seperti ini, Ayah! Katakana!" kata Cheng Wan Nian kesetanan.     

Kasim Agung Cheng hanya bisa diam, namun lamunannya kembali tertuju pada kejadian beberapa ratus ribu tahun yang lalu. Di mana, saat itu dia bertemu dengan seorang Selir dari kerajaan langit. keduanya bertemu secara tak sengaja saat keduanya berada di alam manusia untuk tujuan yang benar-benar berbeda. Kasim Agung Cheng yang tergoda dengan kulit mulus dan kecantikan Selir Langit itu pun langsung memperdaya Selir Langit dan memperkosanya berkali-kali dengan cara brutal. Selir Langit yang tak terima dan murka, dia mengutuk Kasim Agung Cheng ketika memiliki seorang putri maka putri itu akan lahir tanpa memiliki rahim. Sebuah hukuman agar Kasim Agung Cheng lebih menghargai wanita. Dan bahkan kabarnya, Selir itu mengandung setelah Kasim Agung Cheng perkosa. Suatu hal yang sangat luar biasa, meski sampai detik ini Kasim Agung Cheng tidak tahu kelanjutan kabar dari Selir tersebut.     

"Melihat Kasim Agung Cheng terdiam tentunya kau tahu jika Tabib Istana sedang tidak berdusta, bukan? Dan yang kedua kenapa aku mengatakan jika Dayang Liu adalah wanita satu-satunya dalam hidupku adalah, karena memang di kehidupan sebelumnya pun Dayang Liu adalah takdirku."     

Li Zheng Xi langsung mendongak, matanya terbelalak lebar mendengar ucapan dari Chen Liao Xuan. Dia benar-benar tak menyangka jika Chen Liao Xuan akan mengatakan hal itu. dan jika benar Chen Liao Xuan mengatakan hal itu, itu berarti jika Chen Liao Xuan sudah tahu dan ingat kalau dirinya adalah Putra Mahkota Kerajaan Langit.     

Namun, Li Zheng Xi tidak lantas mengatakan siapa dirinya. Dia memilih diam dulu, dia harus menguasai situasinya sekarang, dia harus menguasai keadaan yang ada sekarang. dia tidak mau kalau salah langkah dan salah pilih, hingga membuat dirinya terjerumus dalam lubang yang sama. Apalagi Liu Anqier, sosok itu, setelah dia bertemu dan bermalam bersama dengan wanita itu, entah mengapa Li Zheng Xi merasa jika wanita itu tak seburuk yang dia pikirkan selama ini. pasti ada hal yang mungkin membuat Liu Anqier terlihat buruk, Li Zheng Xi harus menetralkan semua perasaannya agar dia bisa melihat semuanya dengan cara yang baik dan benar.     

"Omong kosong, omong kosong macam apa itu, Yang Mulia? Apa yang telah Yang Mulia ingin lakukan ini bukannya membuat semuanya menjadi lebih baik malah akan membuat semuanya semakin runyam dan hancur saja. Hamba tidak mau, hamba tidak sudi, dan hamba sama sekali tidak peduli kalau sampai Yang Mulia mengatakan kata-kata yang memuakkan lagi. Sebab apa pun yang terjadi, hambalah yang akan menjadi Ratu di istana ini, hanya hamba… dan bukan Selir mana pun. jika tidak ada Raja yang bisa berada di samping hamba untuk mendukung hamba. Maka hamba akan menjadi Ratu atas diri hamba sendiri tak peduli apa pun itu. hamba telah hancur, dan yang menghancurkan hamba adalah Yang Mulia Raja. Hamba harap, Yang Mulia selalu ingat perkataan hamba ini dengan baik dan benar. Sebab bagaimanapun juga, hamba tidak akan pernah terima segala sesuatu yang pada akhirnya hanya menyakiti dan mempermalukan hamba."     

"Kau lakukan apa yang akan kau lakukan. namun ada satu hal yang harus kau tahu, Selir Cheng. Bagaimanapun caramu untuk mendapatkan kedudukan ini. selama itu, kau tidak akan pernah bisa menyentuh Selir Lim dan janin yang akan segera lahir dari rahimnya. Hingga saat janin itu menjadi Putra Mahkota dan Raja penggantiku, sampai saat itu tiba dia akan berada dalam lindunganku sampai titik darah penghabisanku. Aku tidak akan pernah mau peduli jika kau marah dan tak terima, jika kau emosi dan menganggapku pilih kasih atau semacamnya. Sebab takdir, tidak akan pernah aku biarkan berubah menjadi lebih buruk, selain takdir itu berubah menjadi lebih baik atau tidak berubah sama sekali."     

Setelah mendengar Chen Liao Xuan mengatakan itu, Cheng Wan Nian menyeringai, kemudian dia menundukkan wajahnya dan tiba-tiba berubah dengan mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.