Perjuangan Menembus Surga

Tetua Berwajah Merah



Tetua Berwajah Merah

2"Ini memang layak menjadi 'Daerah Pelosok Hitam'...dalam satu hari, dua ahli kimia setaraf itu telah muncul… sepertinya aku memang tidak sia-sia datang kemari hari ini."     

Kemunculan tetua berwajah merah ini menyebabkan suara-suara banyak ahli kimia di aula menjadi jauh lebih lembut. Beberapa dari mereka yang kemampuannya sedikit lebih kuat menunjukkan raut wajah yang agak tidak alami.     

Pemilik Yao yang berada di panggung sedikit terkejut. Sebuah senyum hangat seketika terdorong ke wajahnya, saat ia bergegas menuruni panggung dan pergi menuju tetua berwajah merah itu. Mulutnya tertawa dengan penuh kasih, "Pak Tua Qi membuat kita tersanjung dengan kehadiranmu. Kali ini, Kota Kaisar Hitam sedang menggelar sebuah pelelangan berskala besar dan aku pikir Pak Tua Qi tidak memiliki waktu luang untuk datang…"     

"Hee hee, Pemilik Yao ini berkata apa? Kualitas bahan-bahan obat Rumah Seribu Obat ini luar biasa. Bahkan diriku yang tua ini tidak bisa menahan perasaan tertarik. Terlebih lagi, Perkumpulan Pertukaran Pil ini tidak sering diselenggarakan. Oleh karena itu, diriku yang tua ini pasti akan datang dan melihat-lihat, terlepas seberapa sibuknya diriku." Pria tua yang dipanggil sebagai Pak Tua Qi itu tertawa lantang. Suaranya sangat jernih. Ketika ia tertawa keras, cukup banyak orang di dalam aula mengernyitkan alisnya. Akan tetapi, karena posisi dan latar belakang pria tua itu di dalam Kota Kaisar Hitam, tidak seorangpun berani menyuarakan pemikirannya.     

"Qie-shen sangat bahagia bahwa Pak Tua Qi bisa mengunjungi toko ini. Untungnya, Perkumpulan Pertukaran Pil belum dimulai secara resmi. Pak Tua Qi, mohon duduklah." Pemilik Yao tersenyum saat ia berbicara. Ia seketika memiringkan tubuhnya dan membuat gerakan mengundang yang penuh hormat.      

TL: Qie-shen - cara yang sopan seorang wanita memanggil dirinya sendiri. Sederhananya, hal itu bisa dianggap sebagai kata ganti Aku/diriku     

Melihat hal ini, tetua berwajah merah itu dengan blak-blakan tertawa lantang dan tanpa basa-basi mengarah ke barisan depan panggung. Setelah itu, ia duduk di sebuah kursi di tempat yang paling penting. Tatapan matanya memandang ke sekitar sekali, sebelum akhirnya terhenti pada Xiao Yan yang berada di dekatnya. Setelah itu, ia seketika berpaling.     

Pemilik Yao menghela nafas pelan tanpa disadari orang lain, setelah melihat pria tua berwajah merah duduk. Hatinya diam-diam mengumpat, "Setiap kali pak tua ini datang, ia selalu bergantung pada latar belakangnya di dalam Kota Kaisar Hitam yang menyebabkan para pesaing takut menawar melawannya."     

Tetua berwajah merah ini memiliki latar belakang yang cukup kuat. Ia adalah ahli kimia teratas di dalam Sekte Kaisar Hitam. Dikatakan bahwa ia telah mencapai tingkat 6 tidak lama lalu. Ia bisa dianggap sebagai orang yang memiliki kemampuan pemurnian obat terhebat di dalam Kota Kaisar Hitam. Terlebih lagi, dengan bergantung pada kekuatan Sekte Kaisar Hitam, ia bisa dianggap sebagai seorang penting yang kata-katanya sangat berpengaruh kepada semua orang di Kota Kaisar Hitam. Orang biasa tentu saja tidak berani menawar melawannya. Dengan begini, tak dapat dipungkiri bahwa ini tidaklah baik dari sudut pandang Rumah Seribu Obat. Lagipula, mereka membutuhkan kedua belah pihak untuk saling menawar agar bisa memaksimalkan keuntungan mereka. Tindakan orang itu tentu saja melanggar peraturan.     

Meskipun Pemilik Yao merasa tidak puas, ia tidak berani berkata terlalu banyak karena pengaruh tetua berwajah merah di dalam Kota Kaisar Hitam. Oleh karena itu, ia tidak merasakan begitu banyak kegembiraan atas kedatangan orang besar ini yang telah datang tak diundang.     

"Pak tua ini punya mata tajam. Aku penasaran bahan obat apa yang akan ia bawa pergi kali ini…" Tangan Pemilik Yao secara refleks mengencang di bawah lengan bajunya. Bahan-bahan obat ini didapatkan setelah Rumah Seribu Obat mempertaruhkan nyawa cukup banyak pemanen obat. Harga itu cukup dahsyat…     

Pemilik Yao menggelengkan kepalanya sedikit saat pemikiran-pemikiran ini melintasi hatinya. Ia menekan emosi yang ada di dalam hatinya, sebelum dengan cepat berjalan ke belakang panggung tinggi itu. Sebuah senyuman kembali menggelora ke wajahnya, saat ia mulai memimpin Perkumpulan Pertukaran Pil ini.     

Regu Xiao Yan duduk di tempat yang mengarah ke belakang. Bahan-bahan obat yang muncul tadi bukanlah yang ia butuhkan, dan sebagian besar waktu tatapan matanya telah berhenti pada tetua berwajah merah. Dari raut wajah para ahli kimia di sekitar ketika pria tua ini muncul tadi, sepertinya ia memiliki posisi yang cukup tinggi di dalam Kota Kaisar Hitam, dan orang ini sepertinya tidak disukai. Namun, banyak orang tidak berani menyuarakan amarah mereka untuk alasan tertentu.     

Dengan bergantung pada Penglihatan Spiritualnya, Xiao Yan bisa merasakan bahwa tingkat ahli kimia tetua berwajah merah ini kemungkinan sedikit lebih tinggi daripada Fa Ma dari Aliansi Yan. Namun, ketika dibandingkan dengan Gu He, ia kemungkinan tampak sedikit lebih lemah. Ia bisa dianggap sebagai seorang grandmaster ahli kimia sejati yang akan sangat dicari oleh banyak faksi yang bersaing di dalam 'Daerah Pelosok Hitam'.     

Perkumpulan Pertukaran Pil tersebut telah dimulai secara resmi sembari pemikiran-pemikiran ini berdiam di hati Xiao Yan. Beberapa tatapan mata ahli kimia terarah pada bahan-bahan obat yang dipajang. Jika mereka menemukan yang cocok, mereka akan melangkah maju. Namun, agar bisa mengambil bahan obat yang mereka butuhkan, mereka harus membayar dengan sebuah pil dengan nilai yang sama dengan bahan obat tersebut.     

Xiao Yan samar-samar memahami sesuatu saat ia mengamati Perkumpulan Pertukaran Pil ini. Ia mendapati bahwa nilai dari bahan-bahan obat ini sekitar setengah atau kurang dari nilai pil obat yang bisa dihasilkan dari pemurnian bahan tersebut. Sebagai contoh, jika itu adalah sebuah bahan obat yang bisa memurnikan sebuah pil obat tingkat 4, akan diperlukan sebuah pil obat tingkat 3 untuk bisa menukarnya. Namun, jenis pil obat tingkat 3-nya ditentukan oleh Rumah Seribu Obat, dan jika orang sudah menyiapkannya untuk ditukar, orang itu bisa langsung menukar saja bahan obatnya. Jika belum, terdapat sebuah kuali obat dengan tingkat yang cukup tinggi yang disiapkan bagi mereka pada sebuah panggung batu di samping. Jelas, itu digunakan untuk memurnikan pil di tempat.     

Tumpukan pertama bahan obat yang ada tidak menarik bagi mata Xiao Yan yang tajam. Namun, masih ada cukup banyak ahli kimia tingkat 3 dan 4 yang tertarik dengan bahan-bahan itu. Setelah itu, mereka mulai menukar sesuai dengan peraturannya. Jika orang-orang ini tidak memiliki pil obat yang sudah dibuat, beberapa ahli kimia akan memilih untuk memurnikan di tempat. Dalam sekejap, suhu dari aula itu meningkat. Beberapa orang yang tidak tertarik dalam tumpukan pertama bahan obat hanya berpaling ke api yang membara di dalam kuali obat. Mereka akan mengamati metode-metode pemurnian orang lain sembari merasa bosan.      

Regu Xiao Yan secara acak memandang para ahli kimia lain memurnikan pil di tempat di dalam perasaan bosan mereka. Tidak lama setelah itu, Xiao Yan berpaling dan menggelengkan kepalanya. Dengan kemampuannya sekarang, metode-metode pemurnian para ahli kimia di tingkat ini tampak sangat sederhana dan kasar di matanya. Tidak ada sedikitpun yang ia bisa pelajari dari mereka.     

Juga ada cukup banyak ahli kimia yang duduk di aula tanpa bergerak. Kemampuan orang-orang ini bisa dianggap tingkat tengah menengah di tempat ini. Set pertama bahan-bahan obat dengan kualitas rendah ini jelas tidak bisa membuat mereka tertarik. Orang yang merasakan kesenggangan terbesar di antara mereka tentu saja adalah tetua berwajah merah. Wajahnya nyaris penuh dengan dengan ketidaksabaran sembari memandang bahan-bahan obat yang benar-benar tidak membuatnya tertarik itu. Dari penampilannya, ia tampak seperti ia tidak bisa menunggu Rumah Seribu Obat untuk segera mengeluarkan bahan-bahan obat dengan kualitas tertinggi.     

Seiring mengalirnya waktu yang bergerak lambat, bahan-bahan obat berkualitas rendah ini lambat laun dipilih dan dibawa pergi. Setelah itu, lebih banyak bahan-bahan obat terus muncul. Kualitasnya menjadi semakin baik. Para ahli kimia yang lebih kuat, yang semula duduk di kursi mereka tanpa bergerak akhirnya mulai menunjukan ketertarikan. Mereka mulai bergerak maju dan menegosiasikan pertukaran benda-benda.     

Bahan-bahan obat di panggung batu berkurang seiring berjalannya waktu. Namun, dari aroma-aroma obat yang pekat yang merembes dari kotak-kotak giok itu, dapat diketahui bahwa bahan-bahan obat itu kualitasnya tinggi. Beberapa dari bahan itu bahkan menyebabkan tetua berwajah merah tergerak. Namun, ia tidak melakukan apapun. Sepertinya, ia telah datang dengan siap kali ini.     

Ketika bahan-bahan obat di panggung batu berkurang hingga kurang dari sepuluh kotak, hanya ada beberapa orang yang masih duduk di kursi mereka tanpa bergerak. Ini termasuk Xiao Yan dan tetua berwajah merah itu.     

Tetua berwajah merah itu terkejut ketika ia melihat regu Xiao Yan tidak bergerak. Ia seketika mengerutkan dahi dan melirik Xiao Yan.     

Xiao Yan sedikit menolehkan kepalanya ketika ia merasakan tatapan mata itu melesat ke arahnya. Mata mereka bersentuhan. Sesaat kemudian, Xiao Yan berpaling layaknya tak terjadi apa-apa. Wajahnya bahkan tidak menunjukkan sedikitpun rasa takut yang ditunjukkan ahli kimia lain ketika mereka memandang tetua berwajah merah.     

Sikap tenang Xiao Yan ini menyebabkan pria tua berwajah merah itu terkejut. Hatinya menjadi sedikit marah. Dengan kemampuan dan reputasinya saat ini, sudah lama sejak ia merasakan perasaan dihiraukan oleh orang lain.     

Para ahli kimia yang telah mendapatkan bahan-bahan obat yang diperlukan tidak meninggalkan aula itu. Alih-alih, mereka melirik ke arah Xiao Yan dan tetua berwajah merah yang masih duduk di kursi mereka dengan tatapan mata yang terlihat tertarik. Biasanya, bagian terakhir dari Perkumpulan Pertukaran Pil semacam ini adalah titik tinggi sejatinya…     

"He he, berikutnya adalah angkatan bahan obat dengan kualitas tertinggi di Rumah Seribu Obat-ku. Rumah Seribu Obat kami telah membayar harga yang sangat tinggi untuk bahan-bahan obat ini…" Pemilik Yao tersenyum saat ia memandang beberapa kotak giok yang tersisa di panggung batu itu. Ia bertepuk tangan pelan, dan beberapa pelayan wanita bergegas keluar. Setelah itu, mereka menyingkirkan kotak-kotak giok yang tersisa dan membawa lima kotak giok-zamrud.     

Sebuah aroma obat pekat mendadak melayang di atas aula ketika lima kotak giok itu muncul. Cukup banyak ahli kimia dengan lembut menghirup nafas saat keterkejutan menggelora ke wajah mereka.      

Tetua berwajah merah yang bersandar di kursinya itu berdiri pada saat ini. Matanya panas membara saat ia memandang kotak-kotak giok itu.     

Mata Pemilik Yao menatap ke aula dan seketika berhenti pada Xiao Yan. Ia tertawa, "Jika kalian tertarik dengan kelima bahan-bahan obat ini, tolong tawarlah."     

Tatapan mata Xiao Yan saat ini sedang menatap dengan saksama ke arah tiga kotak giok di panggung. Dengan penglihatannya, ia tentu saja bisa melihat bahwa bagian dalam dari tiga kotak giok ini adalah sasaran dalam perjalanannya ini. Bahan-bahan itu adalah tiga bahan obat terakhir yang diperlukan untuk memurnikan 'Pil Tulang Darah Jiwa Surga'.     

Xiao Yan menghirup nafas dalam-dalam dan berdiri di hadapan tatapan mata semua orang di aula. Akhirnya, ia berjalan menuju panggung batu itu.     

Tatapan-tatapan mata di aula seketika berkumpul pada Xiao Yan setelah melihat tindakannya ini. Kualitas beberapa bahan obat ini sangatlah tinggi. Jika seseorang ingin menukarnya, kemungkinan ia harus mengeluarkan sebuah pil obat tingkat 4 atau 5. Bisakah orang ini yang tampak begitu muda mengeluarkan sebuah pil obat setaraf itu?     

Xiao Yan berhenti di depan panggung batu di depan banyak tatapan mata. Ia tersenyum kepada pemilik Yao yang langsing dan menarik, sebelum perlahan menarik tiga kotak giok di depannya. Ia berkata, "Pemilik Yao, mohon beritahu aku sebenarnya pil obat macam apa yang aku harus ciptakan agar bisa menukar tiga bahan obat ini."     

Pemilik Yao tersenyum manis ketika ia mendengar hal ini. Ia mengangguk dan baru saja hendak berbicara ketika wajahnya sedikit berubah.     

Sebuah tangan besar mendadak menjulur menuju Xiao Yan ketika wajah Pemilik Yao sedang berubah. Tangan itu dengan tidak sopan menekan pada salah satu dari tiga kotak giok. Suara kerasnya bergema di aula.     

"Buah Tulang Giok ini… aku menginginkannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.