Qingshan
Qingshan
Ketika Xiao Yan membawa Zi Yan bersamanya dan hendak meninggalkan kekaisaran dengan cepat menggunakan sayap Dou Qi - nya untuk bepergian, Zi Yan di sampingnya menarik lengan bajunya. Tangan kecilnya menunjuk ke depan mereka dan ia pun tertawa dengan suara yang jernih, "Cai Lin 'jie'(kakak perempuan) di sana."
Xiao Yan seketika terkejut ketika ia mendengar kata - kata ini. Ia bergegas melayangkan pandangannya ke arah di mana ia menunjuk, dan memang melihat sosok Medusa yang menyihir itu bersandar dengan malas pada sebuah batang pohon. Matanya yang cantik sedang menatap mereka berdua.
"Mengapa kau berada di sini?" Xiao Yan bertanya dengan terkejut.
"Jangan pikir kau bisa membawa Zi Yan pergi sendirian. Aku khawatir mengenai dirinya yang mengikutimu." Medusa dengan pelan menjawab. Ia seketika berjalan mendekat perlahan dan mengangkat Zi Yan sambil mengabaikan mata Xiao Yan yang terlihat tertegun.
Xiao Yan dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya ketika ia melihat hal ini. Ia hanya bisa berkata, "Baiklah, kau bisa ikut. Aku akan melakukan pertapaan dan tidak akan bersenang - senang. Alasan aku membawa Zi Yan bersamaku juga karena ia akan membutuhkan energi yang luar biasa banyak agar bisa meningkat, dan tempat yang akan kutuju itu sangat cocok untuknya."
Ketika ia berbicara seperti ini, pundak Xiao Yan berguncang, sayap api hijau gioknya perlahan menjulur keluar. Akhirnya, mereka berubah menjadi sayap api cantik yang panjangnya lebih dari tiga meter.
"Kau bisa bawa Zi Yan dan ikuti aku." Xiao Yan berbicara kepada Medusa sebelum mengepakkan sayapnya. Tubuhnya terangkat ke angkasa, sebelum terbang menuju Pegunungan Binatang Magic di kejauhan.
Medusa memandang sosok Xiao Yan yang tidak berdaya itu dari belakang, dan sebuah lengkungan samar yang nyaris tak terlihat terangkat di bibir cantiknya yang dingin. Ia seketika menarik Zi Yan saat tubuhnya melesat dan muncul di langit. Jemari kakinya menekan ruang kosong dan dengan cepat terbang ke arah Xiao Yan.
Xiao Yan sudah mengambil sebuah peta Kekaisaran Jia Ma ketika ia pergi. Ia mengikuti rute tersebut dalam ingatannya dan dengan cepat terbang ke wilayah barat laut kekaisaran.
Kala itu, lembah gunung kecil itu terletak jauh di dalam bagian barat laut Pegunungan Binatang Magic. Tempat itu sangatlah jauh dari kekaisaran. Seekor binatang buas terbang biasa atau sebuah kereta kuda setidaknya akan menghabiskan lima atau enam hari, sebelum mereka bisa mencapai tempat ke mana mereka pergi. Namun, Xiao Yan yang sekarang bukan lagi Dou Zhe kecil yang dulu itu. Dengan kecepatannya sekarang, ia akan membutuhkan kurang dari sehari untuk bergerak ke manapun di Kekaisaran Jia Ma.
Menggunakan rute yang ditunjukkan oleh peta itu, Xiao Yan dan yang lainnya terus bergegas dalam perjalannya selama setengah hari. Mereka tiba di sebuah puncak gunung yang berada dekat dengan Pegunungan Binatang Magic di sore harinya.
Tubuh mereka perlahan mendarat dari langit. Xiao Yan berdiri di puncak gunung tersebut. Matanya membawa banyak jejak ingatan saat ia mengamati daratan yang tidak asing itu. Ia masih bisa mengingat di tempat inilah ia pernah dikejar oleh sebuah persekutuan tentara bayaran yang disebut sebagai Kepala Serigala hingga ia kabur jauh ke dalam pegunungan. Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Yun Yun, yang sedang menggunakan nama Yun Zhi pada saat itu…
Xiao Yan tenggelam dalam ingatannya. Baru setelah beberapa saat yang agak lama, ia menghela nafas pelan. Beberapa tahun telah berlalu. Ini memang merupakan situasi di mana aspek fisiknya mirip, tetapi orang - orang yang ada telah benar - benar berubah. (Tempatnya sama, tetapi orang yang mengunjunginya telah banyak berubah.)
Tatapan mata Xiao Yan mengikuti puncak gunung itu dan bergeser ke bawah. Akhirnya, matanya berhenti pada sebuah kota kecil yang berdiri di kaki gunung. Ia masih bisa mengingat kota kecil ini bernama Kota Qingshan. Ini adalah tempat berlatih pertamanya setelah ia meninggalkan Kota Wu Tan kala itu. Di sini, ia berteman dengan teman pertama di kehidupannya, gadis baik yang dipanggil Dokter Peri Kecil…
Gadis berbaju putih itu, yang dengan lembut duduk di sebuah toko obat dan menyembuhkan para tentara bayaran yang terluka itu, melintas di benak Xiao Yan. Ia menghembuskan nafasnya. Hampir enam sampai tujuh tahun telah berlalu, dan ia tidak tahu kabarnya sekarang. Apakah 'Tubuh Racun Sedih' itu, yang bahkan membuat Yao Lao agak takut, akhirnya meledak? Hati Xiao Yan terasa sakit saat ia mengingat gadis baik hati yang harus mengonsumsi racun setiap hari itu untuk mempertahankan fungsi tubuhnya.
Banyak emosi melintas di hati Xiao Yan. Sesaat kemudian, emosi - emosi itu berubah menjadi helaan nafas lembut yang terpancar dari mulut Xiao Yan. Ia memandang Medusa dan Zi Yan di sampingnya. Ia tersenyum dan berkata, "Ayo pergi. Pertama, mari kita pergi ke kota kecil itu…" Tubuhnya bergerak setelah mengatakan hal ini dan menjadi seperti daun yang terjatuh dalam hembusan angin sepoi - sepoi, saat bergegas turun dengan lembut. Medusa dan Zi Yan mengikuti tidak jauh di belakangnya.
Mengingat kecepatan beberapa orang ini, mereka muncul di kota kecil kita setelah beberapa kali hembusan nafas. Mereka memandang kata - kata yang terlihat agak kuno di pintu masuk kota kecil itu yang masih berada di sana. Benak Xiao Yan untuk sementara waktu sedikit linglung saat ia menggumam, "Kota Qingshan, sudah lama sejak kita bertemu…"
Beberapa tahun lalu, seorang pemuda telah meninggalkan klannya untuk berlatih. Ia kesulitan untuk berjalan sembari membawa pedang penguasa hitam raksasa itu di punggungnya. Ia tiba di tempat ini dengan kepala yang penuh dengan keringat. Wajah lembutnya menunjukkan senyuman layaknya ia telah melepaskan beban berat ketika ia memandang kota kecil itu.
"Tempat ini adalah tempat pertama yang aku datangi ketika berlatih kala itu. Diriku kala itu hanyalah seorang pemuda yang baru saja meningkat ke kelas Dou Zhe…" Xiao Yan tersenyum tipis dan berbicara kepada dua orang di sebelahnya.
Zi Yan dan Medusa terkejut ketika mereka mendengar hal ini. Mereka diam - diam tertawa, "Tidak terduga bahwa setelah tidak datang kemari beberapa tahun, anak muda yang merupakan seorang Dou Zhe kala itu sudah menjadi sekuat ini. Apakah kau merasa benda - benda yang ada tetap sama tetapi orangnya berbeda?"
Xiao Yan tersenyum dan menepuk kepala Zi Yan. Ia mendongak dan memandang ke segala arah. Ukuran Kota Qingshan saat ini jauh lebih besar dibandingkan kala itu. Bahkan, aliran orang - orang yang ada telah menjadi berlipat ganda kali lebih banyak daripada sebelumnya. Ada beberapa orang yang berlalu lalang dan para tentara bayaran yang bersiap untuk memasuki Pegunungan Binatang Magic untuk berburu Binatang Magic, yang melewati pintu masuk kota kecil ini. Aliran manusia ini secara refleks akan melambatkan langkah kaki mereka ketika melewati Xiao Yan dan dua orang lainnya. Tentu saja, alasan utama mereka melambatkan langkah kaki mereka tentu saja bukan karena Xiao Yan, tetapi karena Medusa dan Zi Yan di sampingnya.
Nyaris tidak ada wanita yang telah Xiao Yan temui, yang sebanding dengan Medusa dalam hal kecantikan. Terlebih lagi, digabungkan dengan sikap bangsawan sedingin esnya yang samar - samar terasa. Hal itu menyebabkan mata orang - orang secara refleks melayang ke arahnya. Terlebih lagi, karena ia adalah Medusa, seluruh tubuhnya memancarkan semacam daya pikat menyihir yang membuat seseorang menjadi seperti ngengat yang melompat tak terkendali ke dalam api, meskipun jelas tahu bahwa ia adalah seorang ular betina cantik yang tahu bagaimana cara memakan manusia.
Zi Yan saat ini masih memiliki penampilan seorang gadis kecil. Penampilannya yang seperti diukir dari giok itu sangatlah lucu. Matanya yang seperti permata mengkilat berulang kali, membuat seseorang merasa terlalu menyukainya hingga tak mau melepaskannya. Hal ini jelas bisa dilihat dari sikap Medusa terhadapnya.
Tentu saja, tatapan - tatapan mata yang memandang dua wanita itu masih tetap akan dilayangkan kepada pemuda berjubah hitam yang berdiri di antara mereka. Beberapa tentara bayaran yang tubuhnya dipenuhi oleh otot akan mengerutkan mulut mereka, saat melihat sosoknya yang kurus. Mereka diam - diam akan menggerutu tentang bagaimana orang yang lemah dan kurus ini punya keberuntungan semacam itu dengan wanita.
Hawa dingin Medusa juga menarik cukup banyak perhatian. Mungkin ini karena orang - orang ini sering menjilat darah dari pedang mereka (telah banyak membunuh), tetapi naluri tentara bayaran ini memberitahu mereka bahwa wanita ini cukup mengerikan, meskipun dengan nafsu panas yang terlihat di mata mereka…
Naluri mereka sangatlah akurat. Ini karena alis cantik Medusa sudah menjadi sedikit tegak lurus di hadapan fokus berpasang - pasang mata itu. Energi tujuh warna muncul sedikit di tangannya di bawah lengan bajunya.
"Lupakan saja…" Xiao Yan dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya ketika ia merasakan sedikit gejolak energi di sebelahnya. Aura membunuh wanita ini terlalu kuat.
Medusa ragu sejenak setelah mendengar kata - kata Xiao Yan. Meskipun ia tidak berkata apapun, energi di tangannya diam - diam telah berkurang.
Xiao Yan berjalan memasuki kota kecil itu. Jalan yang diaspal dengan pecahan batu itu menyebabkan suasana hati Xiao Yan diam - diam menjadi tenang. Ia sudah lama sekali tidak merasakan perasaan semacam itu. Setelah ia meninggalkan Kekaisaran Jia Ma, ia hidup dengan memanfaatkan setiap detik saat ia berpacu melawan waktu. Ia telah berlatih siang dan malam.
Xiao Yan berjalan di seluruh jalan itu, sebelum berbalik sekali lagi. Setelah beberapa saat yang agak lama, ia perlahan menghentikan langkah kakinya di luar sebuah toko obat raksasa. Tatapan matanya linglung saat ia memandang pemandangan yang masih terasa tak asing itu. Kala itu, ia bertemu Dokter Peri Kecil untuk pertama kalinya di toko ini. Toko obat ini saat ini bahkan lebih besar daripada dulu, tetapi kali ini tempat ini tidak mendapatkan senyum lembut itu untuk mencerahkan tempat tersebut.
Xiao Yan menghela nafas lembut. Ia mendadak merasa melankolis. Dengan satu kali ayunan tangannya, ia menoleh dan berbicara kepada dua orang di sebelahnya, "Lupakan saja, mari pergi. Kita akan masuk ke Pegunungan Binatang Magic hari ini."
Medusa dan Zi Yan tidak menunjukkan pendapat lain ketika mereka mengangguk.
Xiao Yan tidak menunda - nunda ketika ia melihat hal ini. Ia berbalik dan berjalan menuju jalur yang menuju kota kecil itu dan kemudian bergerak ke dalam Pegunungan Binatang Magic.
Namun, ketika Xiao Yan baru saja berbalik, kekacauan tiba - tiba terjadi di sebuah jalan yang berada tidak jauh. Dua sosok manusia tiba - tiba berlari menuju ke dalam keramaian, kabur dengan panik. Ketika dua sosok manusia itu bergegas melewati jalan kota itu, beberapa sosok manusia lainnya bergegas turun dari sebuah bangunan di sebelah mereka dan menghalangi mereka berdua.
"Ha ha, kalian ingin kabur? Hari ini, tidak seorangpun dari 'Persekutuan Tentara Bayaran Pertempuran Berdarah' milikmu akan bisa kabur!" Seorang pria paruh baya yang memiliki sebuah bekas luka di wajahnya perlahan berjalan maju, dan memperlihatkan tersenyum ganas kepada pria dan wanita yang ia halangi.
Dua orang yang dikepung itu adalah seorang pria dan wanita. Pria tersebut adalah seseorang paruh bayar dengan tubuh yang kekar. Wajah tenangnya saat ini menunjukkan kepahitan. Wanita di sampingnya cukup muda. Sosoknya yang menawan itu langsing dan penampilannya juga cukup cantik. Namun, wajahnya yang indah itu luar biasa pucat pada saat ini.
"Kau sebaiknya bergegaslah pergi. Aku akan menghentikan mereka!" Tatapan mata pria paruh baya itu menatap pria dengan bekas luka tadi dengan saksama, dan berteriak lantang, "Han Rui, 'Persekutuan Tentara Bayaran Pertempuran Berdarah' kami sudah menyerahkan sebagian besar wilayah Qingshan kepadamu. Haruskah Persekutuan Tentara Bayaran Sarang Ular milikmu memusnahkan kami? Tidakkah kau terlalu angkuh, meskipun kau punya dukungan klan He?"
"Apa yang bisa kau lakukan jika memang kami bersikap angkuh? Ketua sudah berkata bahwa kami tidak akan membiarkan satu pun orang di persektuanmu itu hidup! Jika kau bijak, kau akan serahkan gadis kecil itu secepat mungkin. Ketua sudah memutuskan untuk menyetubuhinya malam ini." Pria dengan bekas luka itu menunjukkan senyum buas saat ia berbicara.
"Kau mimpi!" Pria paruh baya adi berteriak marah. Namun, ia berbalik dan menghantamkan telapak tangannya pada tubuh wanita itu. Sebuah tenaga mendorongnya mundur lebih dari sepuluh meter. "Ling Er, kaburlah! Masuk ke Pegunungan Binatang Magic!"
Pria dengan bekas luka tadi memandang dingin tindakan pria paruh baya itu, saat ia tertawa dengan kejam. Ia melambaikan tangannya. "Bunuh dia!"
Beberapa sosok manusia seketika menjawab patuh saat mereka mendengar perintah tersebut. Mereka seketika mengacungkan senjata mereka dan menerjang ke arah pria paruh baya itu. Namun di sisi lain, pria dengan bekas luka itu berjalan menuju wanita dengan wajah pucat yang cantik itu. Sudut mulutnya menunjukkan senyum cabul.
Xiao Yan menyaksikan pemandangan mendadak yang tak terduga ini dari ujung jalan. Semula, ia tidak sedikitpun tertarik dalam masalah seperti ini, di mana orang - orang membunuh satu sama lain karena dendam. Namun, 'Persekutuan Tentara Bayaran Pertempuran Berdarah' yang disebutkan oleh pria dengan bekas luka itu membuatnya teringat sesuatu. Tatapan matanya mengamati pria paruh baya dan wanita itu. Ia mengernyitkan alisnya sedikit. Ling Er?
"Grek!"
Ketika Xiao Yan berpikir, ia mengerti bahwa pria paruh baya yang cedera itu tidak akan dapat menahan sebuah serangan dari beberapa lawan. Akhirnya, ia dipukul mundur dengan satu serangan telapak tangan dan seteguk darah disemburkan. Ia menoleh dan memandang pria dengan bekas luka yang sedang berjalan menuju wanita itu sambil tersenyum cabul. Sebuah tawa tragis terdengar saat keputusasaan muncul di matanya.
"Paman Ka Gang!" Wanita yang dipanggil Ling Er itu akhirnya tidak bisa mengendalikan dirinya saat ia berteriak sambil menangis, ketika ia melihat pria paruh baya itu terluka.
Xiao Yan, yang berada di ujung jalan, menghela nafas pelan ketika ia mendengar teriakannya. Ia akhirnya berhasil mengingat pertemuan yang tidak disengaja di Pegunungan Binatang Magic kala itu.
Meskipun ada cukup banyak orang yang mengamati kejadian yang sedang terjadi di jalan, tidak ada satu orang pun yang berani campur tangan. Jelas, orang - orang di sini sangatlah takut kepada orang - orang yang mendukung di belakang pria dengan bekas luka itu.
Pria dengan bekas luka itu sepertinya juga paham hal ini. Karena itu, ia tidak takut saat ia bertindak. Tawa angkuhnya yang memekakkan telinga menyebabkan cukup banyak orang mengerutkan dahi.
"Hee hee, percuma saja bagaimanapun kau berteriak. Nona Ling Er, kembalilah dengan patuh bersamaku. Setelah ketua kami bersenang - senang denganmu, aku akan melayanimu dengan benar…" Pria dengan bekas luka itu tertawa cabul. Tangan besarnya menggenggam wanita itu. Pada saat ini, wanita tersebut tampaknya tak punya kekuatan untuk membalas. Karena itu, ia hanya bisa memandang tangan besar tersebut mendekat ke arahnya. Matanya menunjukkan keputusasaan dan warna yang menyedihkan.
"Bajingan! Kau bahkan lebih buruk daripada binatang. Seekor hewan buas…" Pria paruh baya yang dipanggil Ka Gang itu memandang tindakan pria dengan bekas luka itu dan dengan marah membentak. Namun, ketika umpatannya baru saja terdengar, sesosok manusia menginjakkan kakinya ke dada Ka Gang dan menendangnya ke tanah, membuatnya kembali menyemburkan seteguk darah.
Pria dengan bekas luka itu tersenyum dingin saat ia menatap Ka Gang. Tangannya tiba - tiba terjulur dan menggenggam wanita di depannya.
Namun, tubuhnya dengan aneh berhenti ketika tangannya masih berada sekitar lima belas sentimeter dari wanita itu. Sebuah tenaga yang kuat bergegas mendekat dan dengan keras menghantam dadanya.
"Grek! Grek! Grek… grek… grek... "
Pukulan keras mendadak itu menyebabkan raut wajah pria dengan bekas luka tersebut menjadi pucat. Seteguk darah segar dimuntahkan ke langit saat tubuhnya terjatuh layaknya seekor anjing mati. Tubuhnya itu pun terseret di jalan sejauh lebih dari sepuluh meter, sebelum perlahan berhenti.
Perubahan kejadiaan yang tak terduga semacam ini membuat jalan itu dalam sekejap menjadi sunyi. Banyak sekali orang tertegun saat mereka memandang pria dengan bekas luka yang tiba - tiba menjadi seekor anjing mati. Pikiran mereka kesulitan memahami perubahaan itu.
Wanita menawan yang dipanggil Ling Er itu juga membuka mulut kecilnya dan memandang pria dengan bekas luka yang berulang kali mengerang di atas tanah. Sesaat kemudian, ia tampak telah merasakan sesuatu saat ia tiba - tiba menoleh. Sebuah jubah hitam perlahan muncul di matanya.