Perjuangan Menembus Surga

Dokter Peri Kecil?



Dokter Peri Kecil?

0Teriakan Xiao Yan seperti guntur yang bergema di pegunungan. Sosok hitam yang hendak menghilang itu berhenti sejenak karena suaranya.     

Xiao Yan memandang sosok manusia yang untuk sementara waktu berhenti di kejauhan itu. Dugaan di dalam hatinya dipastikan oleh keraguan sosok itu. Ia tidak menduga bahwa ia akan masih bisa bertemu dengannya di tempat ini setelah bertahun - tahun lamanya. Namun, mengapa dirinya yang sekarang benar - benar berbeda dibanding dulu? Mungkinkah… mungkinkah yang disebut sebagai 'Tubuh Racun Sedih' itu telah benar - benar meletus?     

Ketika pemikiran ini berguling di dalam benak Xiao Yan, ia mengepakkan sayap di punggungnya secara mendadak tanpa berpikir. Tubuhnya bergegas menuju sosok hitam itu.     

Sosok hitam itu sedikit terguncang setelah tampaknya merasakan tindakan Xiao Yan. Namun, ia tidak berbalik. Kabut abu - abu pekat menggelora keluar dari tubuhnya. Seketika, kabut abu - abu itu meletus di tengah - tengah suara teredam yang pelan. Sosok itu dengan aneh lenyap.     

Gumpalan kabut abu - abu yang meletus tadi dengan cepat berhamburan setelah sosok manusia tadi menghilang. Sesaat kemudian, hal itu lenyap.     

Sosok Xiao Yan terbang melintasi angkasa. Ketika ia mengejar dan melesat mendekat, sosok hitam itu sudah benar - benar menghilang tanpa jejak. Ia hanya bisa menegangkan wajahnya, dengan erat mengepalkan tinjunya dan mengumpat pelan, "Orang ini… mengapa ia tidak berani bertemu denganku?"     

Medusa pun dengan cepat mengikuti di belakang Xiao Yan. Tatapan matanya dengan berhati - hati menatap langit dan seketika bertanya dengan mengerutkan dahi, "Kau kenal orang itu?"     

"Jika tebakanku benar, orang itu seharusnya adalah temanku bertahun - tahun yang lalu. Namun…" Xiao Yan tertawa kecut. Ia memikirkan masalah itu. Pada akhirnya, ia tidak mengungkapkan masalah tentang Dokter Peri Kecil yang memiliki 'Tubuh Racun Sedih'.     

"Keterampilan penggunaan racun orang ini aneh dan tidak dapat diprediksi. Namun, gejolak emosinya sepertinya cukup hebat ketika aku saling serang dengannya tadi. Sepertinya, orang ini terkadang bangun dan terkadang tak sadarkan diri… mungkin, alasan ia enggan bertemu denganmu adalah karena hal ini." Medusa tidak menekan Xiao Yan mengenai masalah ini. Ia mengganti topik pembicaraannya dan menyuarakan pemikirannya.     

Wajah Xiao Yan tegang saat ia mencari - cari di sekitarnya sembari merasa tidak puas. Namun, usahanya sia - sia. Ia hanya bisa menghela nafas dengan lembut. Dilihat dari situasi yang ada, sepertinya situasi terburuk yang ia sebutkan tadi, ketika mereka berpisah, sudah terjadi…     

"Orang itu sudah pergi. Ayo kembali. Zi Yan masih berada di lembah." Medusa berkata.     

Xiao Yan hanya bisa menganggukan kepalanya ketika ia mendengar hal ini. Ia berbalik, ragu sesaat, sebelum kembali berbalik. Ketika ia memandang lautan pepohonan yang luas itu, ia tiba - tiba berbicara dengan suara yang dalam, "Dokter Peri Kecil, aku mungkin tidak tahu apa yang telah terjadi padamu selama ini, tetapi aku kala itu berkata bahwa bagaimanapun kau berubah, aku, Xiao Yan, masih akan menganggapmu sebagai temanku. Janji ini sedikitpun belum hilang sampai sekarang!"     

Suara Xiao Yan bergemuruh di pegunungan ini, sembari dibawa oleh Dou Qi. Setelah beberapa waktu yang agak lama, suara itu lambat laun menghilang.     

Masih tidak ada reaksi setelah suaranya berbunyi. Xiao Yan tertawa kecut. Ia hanya bisa berbalik dan terbang menuju lembah bersama Medusa.     

Sosok hitam itu memandang sosok yang baru saja berbalik, dari atas sebuah gunung di mana terdapat bebatuan yang berdiri. Tangan pucat sosok hitam itu menggenggam erat batu raksasa di sampingnya. Dapat dilihat batu raksasa itu ternyata memancarkan gelombang - gelombang kabut putih setelah tangan itu memegangnya. Suara 'chi chi' terus berbunyi tanpa henti.     

Mata sosok hitam itu memandang Xiao Yan hingga ia kembali ke lembah. Baru setelah itu tangannya perlahan dilepaskan. Sebuah cetakan tangan hitam yang sedalam tiga senti tertinggal di batu raksasa itu.      

Perasaan kehilangan muncul di dalam tatapan mata acuh di dalam mantel hitam itu. Sesaat kemudian, berbagai kejadian yang telah dipendam jauh di dalam ingatannya diam - diam bangkit. Pemuda yang bernama Xiao Yan itu juga muncul.     

"Xiao Yan…" Suara perempuan di kejauhan yang membawa ingatan terpancar dari dalam mantel itu. Suara ini benar - benar berbeda dari suara parau mengerikan tadi. Jelas, ia sengaja menggunakan suara itu untuk menyembunyikan identitasnya.     

"Tak terduga aku akan bertemu denganmu sekali lagi… Aku datang kemari untuk menunggu selama setengah bulan setiap tahunnya. Namun, karena kau telah muncul lagi, aku tidak akan lagi datang kemari kedepannya…" Tangan putih pucat itu perlahan membuka mantel yang menutupi kepalanya. Seketika, rambut seputih salju terjuntai ke bawah layaknya air terjun. Sebuah wajah kelabu yang agak kurus terlihat di udara.     

Wajah ini masih memiliki lekuk yang sama seperti dulu. Namun, wajah itu telah kehilangan senyum lembut dan sikap yang sangat halus yang menghangatkan hati orang. Alih - alih, matanya menunjukkan warna ungu keabu - abuan. Sekilas, mata itu tampak seperti dipenuhi jejak hawa dingin dan kekejaman yang terpancar dari penampilannya yang seperti iblis.     

Pada saat ini, wajah ini yang dipandang seperti sesosok malaikat maut di dalam Kekaisaran Chu Yun samar - samar menunjukkan kepahitan dan nostalgia.     

"Jangan salahkan aku karena tidak menemuimu. Aku hanya berharap untuk mempertahankan Dokter Peri Kecil yang baik itu di dalam hatimu, dan bukan yang sekarang, yang tangannya penuh dengan darah yang tak terhitung jumlahnya… Wanita Racun."     

"Hanya saja, aku tidak menduga kata - kata yang aku katakan kali itu menjadi kenyataan. Semoga saja, kita tidak akan bertemu lagi di masa depan… nasibku seperti ini. Dilahirkan dari bencana dan mati di tengah - tengah bencana…"     

Mata abu - abu keunguan itu mengamati lembah gunung kecil dari kejauhan. Ingatan dari kala itu bergejolak di benaknya, menyebabkan senyum hangat terangkat di wajahnya, yang mempertahankan sikap acuh selama beberapa tahun. Dari senyum ini, seseorang dapat melihat dengan samar kesamaannya dengan Dokter Peri Kecil. Ini adalah senyum yang sama yang membuat banyak sekali tentara bayaran di dalam Kota Qingshan menganggapnya sebagai peri di hati mereka…     

Senyum itu seperti sebuah bunga kaktus, menghilang setelah hanya dipertahankan sekejap. Ia perlahan menutup matanya. Sesaat kemudian, matanya kembali tampak acuh setelah dibuka. Mata itu melirik lembah untuk terakhir kalinya, sebelum ia mengenakan mantelnya dan berhenti merasakan nostalgia. Tubuhnya berubah menjadi kabut abu - abu dan menghilang tanpa suara…     

Ketika Xiao Yan dan Medusa kembali ke lembah kecil itu, mereka melihat wajah kecil Zi Yan telah menjadi agak merah keunguan. Mereka berdua seketika merasa gelisah. Tak terduga racun Dokter Peri Kecil itu ternyata semengerikan ini. Zi Yan hanya menghirup sedikit, tetapi gejala seperti itu telah muncul. Seorang ahli racun memang adalah sebuah pekerjaan yang hanya menciptakan rasa takut dan kebencian.     

Meskipun wajah Zi Yan merah keunguan, pikirannya masih sadar. Ia bergegas maju untuk menyapa Xiao Yan dan Medusa, ketika ia melihat mereka berdua kembali. Namun, pernafasannya jelas telah menjadi jauh lebih kasar dibandingkan sebelumnya.     

Xiao Yan menggenggam lengan Zi Yan dan memasukan seutas Dou Qi ke dalam tubuhnya. Ia mencari - cari di dalam tubuhnya, tetapi tidak bisa menemukan sedikitpun jejak racun. Wajahnya seketika terlihat putus asa. Tak terduga penawar racun yang ia murnikan ternyata tidak begitu berpengaruh pada udara beracun ini…     

"Bagaimana kondisinya?" Medusa bergegas bertanya setelah melihat tindakan Xiao Yan.     

"Aku tidak bisa menemukan masalahnya. Sepertinya, racun ini tersembunyi begitu dalam. Hanya saja aku tidak tahu racunnya seperti apa…" Xiao Yan menggelengkan kepalanya saat ia menjawab.     

"Racun orang itu adalah sesuatu yang bahkan aku takuti, apalagi Zi Yan. Apa yang kita lakukan sekarang?" Medusa bertanya dengan raut wajah yang buruk.     

Xiao Yan ragu sesaat. Ia membalikan tangannya dan botol giok yang telah dilemparkan Dokter Peri Kecil tadi muncul di tangannya. Medusa di sampingnya mengernyitkan alisnya dengan erat ketika ia melihat hal ini. Ia memaksa, "Kau ingin menggunakan benda yang diberikan sosok itu kepadamu? Siapa yang tahu apakah benda yang diberikan oleh orang aneh itu benar - benar sebuah penawar racun. Siapa yang akan bertanggung jawab jika ada kecelakaan yang terjadi dan Zi Yan terluka?"     

Xiao Yan dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya ketika ia melihat sikap Medusa yang protektif. Ia tidak berpikir bahwa Medusa sudah mulai menyayangi Zi Yan sejauh itu. Ia hanya bisa menjawab, "Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, aku percaya ia tak akan berbohong padaku. Bahkan, apakah kau punya cara lain jika kita tidak menggunakan ini? Keracunan adalah masalah yang tak bisa ditunda - tunda."     

Medusa pun ragu sesaat ketika ia mendengar hal ini. Sesaat kemudian, ia hanya bisa menganggukan kepalanya. Lagipula, tidak ada solusi lain untuk masalah ini.     

"Jika ada masalah dengan penawarnya, aku pasti akan mencabut nyawa orang itu siapapun dirinya!" Medusa dengan dingin berbicara dengan agak khawatir, ketika ia melihat Xiao Yan menuangkan pil obat merah terang dari botol giok tersebut.     

Xiao Yan mengangguk tak berdaya. Ia memasukkan pil obat itu ke dalam mulut Zi Yan. Ia dengan patuh menelannya. Namun, sepertinya rasa pil obat ini tidaklah enak, hal itu membuatnya memberengut.     

Meskipun pil obat itu tidak enak, efeknya jelas cukup bagus. Warna merah keunguan di wajah kecil Zi Yan seketika terlihat mulai lenyap setelah pil itu baru saja memasuki tubuhnya. Hal itu benar - benar lenyap hanya dalam sesaat.     

Xiao Yan dan Medusa menghela nafas lega ketika mereka melihat kejadian ini. Xiao Yan menyeka keringat dingin dari wajahnya. Ia tertawa kecut. Tidak terduga dengan keterampilan ahli kimianya sekarang, ia ternyata tidak berdaya karena gas racun Dokter Peri Kecil. Meskipun bidang mereka berbeda, racun dan pil obat memang memiliki beberapa kesamaan bagaimanapun juga. Karena itu, Xiao Yan tentu saja merasa agak tak berdaya.     

"Ugh, aku sungguh tidak tahu sebenarnya apa yang telah ia alami selama beberapa tahun ini. Tidak hanya kekuatannya melonjak sejauh itu, di mana bahkan Medusa pun harus menganggapnya dengan serius, tetapi keterampilan penggunaan racunnya juga telah menjadi begitu tidak dapat diprediksi…" Xiao Yan mengeluh pelan di dalam hatinya. Tatapan matanya terlontar menuju gubuk kecil tadi. Kala itu, ia diam - diam menyembunyikan dirinya di tempat ini dan menelan racun, ketika Xiao Yan sedang berlatih. Ketika ia berpikir betapa baik hati dan lucunya gadis yang harus menelan racun mematikan itu seharian, hati Xiao Yan secara refleks merasakan rasa sakit. Ia adalah seorang wanita yang memiliki nasib paling menyedihkan di antara orang - orang yang ia temui selama ini.     

Namun, dibandingkan dengan melonjaknya kekuatan dan keterampilan racun Doker Peri Kecil, hal yang membuat Xiao Yan paling gelisah adalah tatapan mata acuh yang bahkan bisa dikatakan membuatnya mati rasa itu. Sulit untuk dibayangkan bahwa sepasang mata ini akan muncul pada gadis hangat dan baik hati yang dulu itu.     

Xiao Yan mengayunkan kepalanya sekuat tenaga dan menyingkirkan pemikiran itu di kepalanya. Ia perlahan berjalan menuju gubuk jerami kecil tersebut. Bagaimanapun juga, ia pertama - tama harus membuat kekuatannya mendobrak kelas Dou Huang. Xiao Yan memiliki firasat di dalam hatinya bahwa ia mungkin masih akan bertemu Dokter Peri Kecil lagi di masa depan… namun, ia tidak tahu situasi macam apa yang akan ada ketika mereka bertemu berikutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.