Terbentuknya Pil
Terbentuknya Pil
Medusa duduk bersila di atas batu raksasa tidak jauh dari kepompong bercahaya itu. Tatapan matanya terpusat dengan saksama pada pergerakan kepompong itu. Setelah waktu yang agak lama, ia menjadi sedikit lebih tenang. Ia menoleh dan mengamati gua di bawah dinding gunung, di mana aroma pil yang kuat terus mengalir keluar. Ia dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya. Sudah sebulan semenjak Xiao Yan masuk ke gua untuk memurnikan pil obat. Akan tetapi, sepertinya tidak ada tanda - tanda bahwa proses itu akan berakhir. Di waktu yang bersamaan, Zi Yan berhenti menunjukkan respon apapun setelah berubah menjadi sebuah kepompong cahaya tiga hari lalu. Ia berulang kali menyerap energi alami di sekitar setiap harinya. Namun, tidak ada sedikitpun perubahan di tubuhnya. Dilihat dari situasi yang ada, sepertinya, waktu yang diperlukan Zi Yan untuk meningkat kemungkinan tidak akan pendek.
Satu orang sedang memurnikan pil, sembari yang lain berubah menjadi sebuah kepompong untuk meningkatkan tingkatnya. Dengan begini, hanya Medusa yang menjaga lembah gunung ini. Ia tentu saja agak bosan pada saat ini. Jika mereka diganggu dalam kurun waktu ini, masalah yang muncul bisa membawa petaka. Karena itu, ia hanya bisa menjaga lembah ini seharian. Bahkan ketika ia terkadang meninggalkan tempat itu, ia berusaha sebaik mungkin untuk bergegas kembali secepat mungkin. Penjagaan membosankan semacam ini menyebabkan dirinya merasa luar biasa tak berdaya.
Penjagaan membosankan semacam ini terus berlanjut selama sekitar lima hari, sebelum dipecahkan oleh sebuah pergerakan yang tidak biasa yang terpancar dari gua gunung.
Pada hari ini, Medusa masih berlatih dengan mata tertutup seperti biasanya. Ia tentu saja memisahkan sebagian perhatiannya kepada kepompong cahaya itu sembari ia berlatih. Pada saat inilah, gua itu, yang sebelumnya sunyi, tiba - tiba memancarkan sebuah ledakan yang mengguncang bumi. Seluruh lembah berguncang akibat ledakan ini.
Medusa membuka matanya dengan terkejut. Ia memandang gua itu dan melihat asap keluar dari gua. Seketika, sosok yang terlihat agak menyedihkan perlahan berjalan keluar, sembari terbatuk hebat.
Xiao Yan berjalan keluar dari gua yang dipenuhi asap. Sinar matahari menyilaukan yang berhamburan turun dari langit membuat Xiao Yan secara naluri menutupi matanya. Setelah sesaat membiasakan diri dengan sinar itu, ia akhirnya membuka matanya, menundukan kepala, dan memandang bajunya yang compang camping. Ia tidak bisa menahan senyum kecutnya. Efek obat 'Pil Huang Kuat' ini terlalu besar. Proses pemurniannya penuh dengan kekuatan obat yang liar dan ganas. Jika seseorang bahkan sedikit sembrono selama pemurnian itu, ia akan menyebabkan pil obat itu meledak dengan sendirinya. Kekuatan dari ledakan semacam ini cukup kuat dan sebanding dengan sebuah serangan bertenaga penuh dari seorang Dou Wang ahli. Ketika Xiao Yan sedang memurnikan pil obat selama beberapa percobaannya tadi, ia dengan cepat akan menyebarkan apinya ketika kekuatan obat di dalam pil obat menunjukkan tanda - tanda tidak stabil. Meskipun hal ini akan menghancurkan bahan - bahan obat di dalam kuali, hal ini setidaknya lebih baik karena lebih aman. Hanya sedikit masalah yang terjadi selama beberapa percobaan Xiao Yan untuk memurnikan 'Pil Huang Kuat' di bawah kewaspadaan seekstrem itu.
Beberapa hari lalu, tiga 'Pil Huang Kuat' yang Xiao Yan perlukan telah berhasil dimurnikan olehnya. Agar bisa memurnikan tiga 'Pil Huang Kuat' ini, Xiao Yan pada dasarnya nyaris tidak menyisakan bahan - bahan obat yang ia siapkan. Meskipun begitu, tujuan Xiao Yan kali ini telah tercapai. Ketika ia sedang menghela nafas lega, ia melihat bahan - bahan yang tersisa dan sebuah pemikiran menyambar benaknya. Ia ingin memurnikan sebuah 'Pil Huang Kuat' untuk digunakan sendiri di masa depan. Masalahnya ada di sini. Karena bahan obat yang ada hanya cukup untuk memurnikan satu 'Pil Huang Kuat', Xiao Yan enggan menghabiskan sisa rangkaian bahan obat ini, ketika pil obat itu kembali menunjukkan pergerakan liar ketika sedang dimurnikan. Setelah itu, ia dengan paksa berusaha memurnikannya. Tentu saja, hasil akhirnya adalah ledakan mengguncang bumi yang ia ciptakan…
Jika kuali obat yang luar biasa itu tidak menghalangi sebagian besar tenaga dari ledakan besar ini, kemungkinan, Xiao Yan tidak hanya akan menghadapi masalah di mana bajunya robek.
Xiao Yan merasa cukup beruntung ketika ia memikirkan hal ini. Pertahanannya saat itu tidaklah kuat. Jika ia terkena tenaga raksasa ini secara langsung, kemungkinan, ia akan menambahkan cedera baru di luka lama yang ada di tubuhnya itu.
Xiao Yan menyeka abu yang ada di wajahnya dengan lengan baju, sebelum mengarahkan matanya ke lembah itu. Kemudian, ia menatap dengan terkejut pada kepompong cahaya ungu raksasa yang sangat mencolok itu. Baru setelah sesaat, ia berpaling menuju Medusa di samping. Ia bertanya, "Ini adalah?"
Medusa juga terkejut ketika ia melihat penampilan menyedihkan Xiao Yan. Ia seketika tersenyum sedikit dan menjawab pelan, "Ini adalah perubahan Zi Yan."
Xiao Yan terkejut saat mendengar hal ini. Ia bergembira sesaat kemudian, "Ia hendak meningkat?"
"Seharusnya begitu. Namun, sudah beberapa hari semenjak ia berubah menjadi sebuah kepompong, tetapi tidak ada pergerakan bahkan sampai sekarang. Sepertinya peningkatan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama." Medusa mengangguk saat ia menjawab.
Xiao Yan tersenyum tetapi tidak terkejut. Seringnya, seekor Binatang Magic membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meningkat. Bahkan, wujud asli Zi Yan bukanlah makhluk yang biasa. Tentu saja sedikit lebih sulit baginya untuk berevolusi.
"Apakah kau sudah berhasil dalam pemurnian obatmu?" Mata cantik Medusa menatap Xiao Yan saat ia bertanya.
"Ya." Xiao Yan menganggu. Ia seketika tertawa kecut, "Namun, aku sedikit tamak. Jika tidak, aku tidak akan berakhir seperti ini."
"Auramu juga menjadi semakin tidak stabil. Aura itu berubah - ubah antara kuat dan lemah. Juga ada perasaan samar bahwa Dou Qi di dalam tubuhmu merembes keluar. Sepertinya kau akan mendobrak dari kelas Dou Wang segera." Mata Medusa berhenti pada tubuh Xiao Yan. Ia merasakan Dou Qi kuat yang merembes keluar dari tubuhnya ketika ia berbicara dengan terkejut.
"Segera. Pemurnian pil kali ini memang cukup bermanfaat bagiku. Menurut perkiraanku, saat itu akan datang dalam sepuluh hari." Xiao Yan tersenyum. Matanya juga menunjukkan kepuasan.
"Celah di antara seorang Dou Wang dan Dou Huang sangatlah besar. Biasanya, bahkan jika seseorang memiliki kekuatan untuk mendobrak, ia akan membutuhkan setengah tahun atau bahkan satu tahun agar bisa benar - benar menjalani perubahan itu. Sepertinya, kau akan perlu melakukan pertapaan mendalam berikutnya." Medusa mengarahkan matanya ke bawah dan menjawab perlahan.
Xiao Yan sedikit mengangguk. Ia juga sadar bahwa pertapaannya kali ini mungkin cukup lama.
"Pemurnian pil kali ini hanya berlangsung sebulan. Aku rasa, orang yang dikirim kakak pertama itu sudah mencapai tempat yang aku tunjukkan. Aku akan kembali melakukan pertapaan mendalam setelah aku mengirimkan pil obatnya. Aku tidak akan meninggalkan pertapaan ini hingga aku mendobrak ke kelas Dou Huang!" Xiao Yan tertawa pelan. Tangannya dengan lembut menyentuh segel api putih di keningnya. Ia baru menghela nafas lega setelah merasakan kehangatan samar yang terpancar dari segel api itu. Ia menggumam di dalam hatinya, "Guru, tunggu aku. Muridmu akan meningkatkan kekuatannya secepat mungkin dan menyelamatkan dirimu dan ayah!"
Medusa mengangguk ketika ia mengamati hawa dingin kelam yang melintas di mata Xiao Yan. Ia pun berkata, "Tenang. Aku akan membantu melindungimu sembari menjaga Zi Yan."
Xiao Yan tersenyum ketika ia mendengar hal ini. Ia seketika mengepalkan tangannya memberi hormat kepada Medusa dan tertawa pelan, "Jika begitu, aku akan berterima kasih kepadamu. Aku akan mengirimkan pil obatnya dahulu, dan akan mulai pertapaan yang dalam setelah beristirahat sejenak saat aku kembali."
"Ya." Mata Medusa berpaling ke kepompong cahaya itu. Hidungnya yang mancung memancarkan sedikit suara.
Xiao Yan tidak mengatakan apapun lagi ketika ia melihat hal ini. Ia berjalan mengelilingi kepompong cahaya itu sekali. Baru setelah mendapati bahwa tidak ada yang salah, ia berhenti merasa khawatir. Ia melompat ke atas dan terbang keluar dari lembah itu sendirian.
Sosok Xiao Yan berhenti di angkasa setelah meninggalkan lembah tersebut. Tatapan matanya memandang ke segala arah. Setelah memahami keadaannya, sayap api di punggungnya mengepak dan ia berubah menjadi cahaya yang melesat menuju langit utara secepat kilat.
Xiao Yan terbang untuk beberapa saat sebelum ia melambat. Ia menatap ke sekitar sebelum seketika berhenti di sebuah puncak gunung. Terdapat jejak samar manusia yang bergerak - gerak di tempat itu.
Dengan sebuah pemikiran, Xiao Yan muncul di atas puncak gunung itu dalam beberapa kali hembusan nafas. Ketika ia baru saja muncul, ia merasakan belasan aura di puncak gunung mendadak menjadi sangat samar.
"Tunjukkan diri kalian." Xiao Yan melirik ke sana saat ia memerintah pelan.
Sebuah kegaduhan seketika terpancar dari puncak gunung ketika suara Xiao Yan terdengar. Lusinan sosok seketika melesat muncul. Seorang pria tua yang memimpin mereka memandang Xiao Yan di langit. Kegembiraan muncul di wajah tuanya saat kedua lututnya terjatuh di tanah dan ia berkata dengan hormat, "Salam Ketua."
Lusinan orang di belakang pria tua itu dengan teratur berlutut. Suara mendalam yang teratur bergema di hutan gunung yang ada.
Mata Xiao Yan menatap orang - orang ini. Akhirnya, matanya berhenti di dada mereka. Terdapat sebuah lencana hijau giok yang ada di sana, dan sebuah teratai api indah terlukis di lencana itu.
Xiao Yan perlahan mendarat saat ia bertanya dengan acuh, "Apakah kalian orang - orang yang dikirim oleh Kakak Pertama?"
Pria tua itu dengan cepat membungkuk memberi hormat dan melangkah maju, ketika ia mendengar hal ini. Ia mengeluarkan sebuah gulungan dari cincin penyimpanannya dan menyerahkannya dengan kedua tangannya sembari berbicara dengan hormat, "Ketua. Pria tua ini dipanggil Bai Lisheng. Aku saat ini adalah diaken Aliansi Yan. Aku kali ini memang dikirim oleh Tetua Xiao Ding."
Xiao Yan menerima gulungan itu dan perlahan memindainya. Baru setelah itu ia mengangguk sedikit seraya tersenyum dengan maksud yang tersirat, "Jika begitu, aku akan merepotkanmu. Aku masih punya beberapa hal untuk dilakukan dan tidak bisa kembali ke ibu kota. Karena itu, regumu akan bertanggung jawab mengawal benda - benda ini kembali. Terdapat Jejak Spiritual-ku di dalam benda - benda ini. Aku tentu saja mampu mencarinya jika kau mengalami kemalangan dirampok di sepanjang jalan."
"He he, ketua, kau bisa yakin. Benar - benar tidak ada seorangpun di dalam Kekaisaran Jia Ma ini yang berani menyentuh benda - benda milik 'Aliansi Yan' kita." Bai Li Sheng bergegas mengangguk dan menjawab. Ia tentu saja jelas paham makna tersirat di dalam kata - kata Xiao Yan.
"Ya. Jika begitu, kau sebaiknya cepat bergegaslah pergi. Beritahu Kakak Pertama setelah kau kembali, bahwa aku akan melakukan pertapaan selama setengah sampai satu tahun. Beritahu dirinya untuk membuat keputusan bagi seluruh masalah Aliansi Yan selama kurun waktu ini." Xiao Yan melambaikan tangannya dan memerintah.
"Baik!"
Jawaban penuh hormat terpancar dalam radius lima puluh kilometer. Pria tua itu seketika pergi. Baru setelah ia mundur beberapa belas meter, ia melambaikan tangannya dan memimpin beberapa belas orang yang cukup kuat itu ke dalam hutan dengan gerakan yang sangat terlatih. Akhirnya, mereka dengan cepat meninggalkan gunung itu di bawah perlindungan lautan pepohonan.
Xiao Yan menghantarkan regu pengawal ini dengan matanya. Ia sedikit mengangguk, Orang terkuat di antara mereka adalah pria tua itu yang berada di puncak kelas Dou Ling. Akan tetapi, kualitas keseluruhan mereka masih membuat Xiao Yan puas.
"Karena aku telah menyelesaikan masalah mengenai pil obat, hal berikutnya yang harus aku lakukan adalah kembali dan melakukan pertapaan mendalam…" Xiao Yan dengan lirih menggumam. Ketika tubuhnya baru saja terangkat ke angkasa dan hendak kembali ke lembah, sebuah suara mendadak terdengar. Matanya menatap titik yang berjarak lebih dari lima puluh kilometer jauhnya. Sebuah Jejak Spiritual yang ia tinggalkan terpancar dari sana.
"Tempat itu…" Mata Xiao Yan sedikit berkedip. Sesaat kemudian, ia berbisik, "Kota Qingshan…"