Perjuangan Menembus Surga

Ketakutan



Ketakutan

2Hawa membunuh dingin kelam yang mendadak memenuhi langit juga membuat raut wajah cukup banyak orang berubah. Meskipun mereka tidak yakin mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi, jelas, dengan melihat penampilan Han Feng ia telah benar - benar membentuk pemikiran bahwa Xiao Yan harus dibunuh.     

Su Qian mengibaskan lengan bajunya dan memukul mundur Saudara Emas Perak yang menerkam seperti serigala yang buas. Ia memiringkan kepalanya dan memandang pemuda berjubah hitam di udara dan sebuah perasaan aneh melintas di matanya. "Perasaan ini…"     

"Xiao Yan, tahan dia sebentar. Aku akan datang membantumu setelah menghabisi dua orang tua ini." Mata Su Qian berangsur - angsur pulih setelah sebuah kilatan perlahan melintas. Tawa kerasnya bergema di langit.     

"He he, Tetua Kepala hanya perlu mengurus mereka. Xiao Yan tidaklah lemah." Xiao Yan mengepalkan tangannya ke arah Su Qian saat ia tertawa keras.     

"Hee hee, kau punya nyali. Semua orang telah meremehkanmu, anak muda." Su Qian tertawa dengan sikap yang menunjukkan keberadaan makna tersembunyi, sebelum Dou Qi meledak dari tubuh Su Qian ke segala arah. Ia seketika memandang wajah serius dari Saudara Emas Perak dengan raut wajah yang sedingin es. Dengan tawa dingin, tubuhnya melesat dan menerjang maju secepat hantu. Melihat serangan tajamnya itu, Saudara Emas Perak tidak berani meremehkannya. Mereka bergegas bekerja sama untuk melawan musuhnya itu.     

Xiao Yan berpaling dari tubuh Su Qian. Ia tersenyum dingin saat ia menghadap Han Feng di sisi yang berlawanan, yang menunjukkan hawa membunuh di wajahnya. Dengan satu jentikan jarinya, sebuah gumpalan api hijau mulai menari dengan riang di depannya, tampak seperti sebuah roh. Ia memandang api itu dan tertawa pelan, "Kau ingin membunuhku?"     

Wajah Han Feng berkedut sedikit. Ia dengan paksa menahan dorongannya untuk segera menerjang dan membuat Xiao Yan menghilang dari dunia ini. Suaranya kering dan memekakan telinga, "Kau… di mana kau mendapatkan Metode Qi ini?"     

Xiao Yan tersenyum. Ia belum sempat menjawab ketika sebuah Kekuatan Spiritual yang kuat tiba - tiba masuk ke dalam tubuhnya. Ketika Kekuatan Spiritual itu memasuki tubuhnya, Xiao Yan dapat dengan jelas merasakan bahwa kekuatan yang bisa ia kendalikan kembali melonjak dengan pesat.     

"Guru… kau?" Perubahan mendadak itu juga menyebabkan Xiao Yan terkejut. Tidakkah Han Feng di sisi yang berlawanan itu akan mengetahuinya setelah Yao Lao menuang seluruh kekuatannya ke dalam Xiao Yan pada saat ini?     

"He he, ia akan mengetahuinya cepat atau lambat. Karena begitu, mari kita berikan dia sebuah 'kejutan'." Tawa samar Yao Lao terdengar di dalam hati Xiao Yan. Akan tetapi, beberapa kata terakhir itu terdengar mengandung keganasan.     

Xiao Yan ragu sedikit, sebelum menganggukkan kepalanya. Segel di tangannya bergerak dan benar - benar membatalkan tekanan Kekuatan Spiritual raksasa itu dan membiarkannya melebur dengan tubuhnya.     

Dengan seluruh Kekuatan Spiritual Yao Lao dipinjamkan kepada Xiao Yan, api hijau yang bergelora di tubuhnya juga menjadi semakin energik, berulang kali memancarkan suara 'hu hu' saat hal itu dengan cepat menggeliat.     

Aura itu, yang tiba - tiba melonjak di atas Xiao Yan, membuat raut muka Han Feng sedikit berubah. Matanya menatap tubuh Xiao Yan dengan saksama. Sesaat kemudian, tubuhnya menyusut mendadak. Ia tampak bisa dengan samar merasakan kekuatan yang tidak asing saat api hijau itu bangkit…     

Ia mencari - cari di pikirannya dengan cepat, sebelum akhirnya memusatkan perhatiannya kepada sesosok manusia tua di dalam relung benaknya.     

Dalam sekejap kemudian, keterkejutan dan kepanikan seketika menyebar dari dalam lubuk hati Han Feng. Ingatan yang datang dari masa lalunya dulu kembali muncul di matanya, membuat sekujur tubuhnya gemetar hebat.     

Wajahnya yang penuh dengan niat membunuh telah tergantikan dengan kepucatan yang penuh keheranan. Keterkejutan memenuhi mata Han Feng saat ia memandang Xiao Yan di sisi yang berlawanan. Sesaat kemudian, ia tampak telah menggunakan seluruh kekuatannya untuk memancarkan suara yang sangat terkejut dan penuh kepanikan, "Kau… kau tidak mati! Bagaimana hal itu mungkin?"     

Tatapan mata Xiao Yan agak acuh ketika ia menatap Han Feng yang wajahnya tiba - tiba telah menjadi putih. Ia menjawab, "Semua berkatmu, aku diberi kesempatan untuk bertemu Guru. Jika tidak, perjalanan pelatihanku ini mungkin sangat tidak menarik."     

"Guru?" Mata Han Feng sedikit menyipit. Tatapannya menatap Xiao Yan tanpa berkedip. Kepucatan yang baru saja muncul di wajahnya berangsur - angsur berkurang. Mata itu berkedip dan niat membunuh yang bahkan lebih pekat muncul di wajahnya. Berita bahwa Yao Lao tidak mati terdengar layaknya guntur baginya. Sebagai mantan murid Yao Lao, ia jelas tahu kemampuan seperti apa yang dimiliki Yao Lao di dunia kala itu. Bahkan hingga sekarang, para ahli yang benar - benar berada di puncak masih memiliki ingatan hebat tentang 'Yao zun - ze' yang dahulu mengguncang benua. Han Feng tidak ragu tepatnya seberapa banyak orang kuat di puncak yang akan datang jika berita bahwa Yao Lao masih hidup tersebar.     

Yang lebih penting, Yao Lao memiliki hubungan yang cukup baik dengan para ahli yang berada di puncak itu. Sebagai contoh, orang yang disebut sebagai Feng zun-ze berhutang kepada Yao Lao karena telah terlahir kembali. Karena itu, bahkan setelah Yao Lao menghilang bertahun - tahun, orang ini masih mencari jejak - jejak Yao Lao tanpa henti. Ia bahkan menyelidiki Han Feng beberapa kali. Karena ia tidak memiliki sedikitpun bukti, ia tidak bisa melakukan apapun kepada Han Feng. Namun, Yao Lao tidak menghilang bersama angin seperti yang dibayangkan Han Feng. Alih - alih, Yao Lao selamat. Han Feng tidak berani membayangkan keadaan mengerikan seperti apa tepatnya yang akan menimpanya, jika Yao Lao diam - diam menyebarkan berita bahwa Han Feng membunuhnya kala itu!     

Pada saat itu, kemungkinan, orang yang dipanggil sebagai Feng zun-ze itu akan mengiris kulitnya dan menarik keluar ototnya. Seorang ahli legendaris kelas Dou Zun adalah seseorang yang tidak berani dilawan oleh Han Feng yang sekarang.     

Raut muka Han Feng menjadi berubah saat pemikiran ini berguling di benaknya. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi buas dan membulatkan tekad unutk menghabisi mereka. Jika ia ingin hidup, ia harus membuat Xiao Yan dan Yao Lao menutup mulut mereka selamanya. Hanya orang mati yang bisa benar - benar dipercaya.     

Hawa membunuh menggelora di wajah Han Feng. Ia tampak seperti seekor ular berbisa yang bersembunyi di suatu sudut gelap, saat ia berbicara dengan suara yang parau, "Tua bangka yang tak mati juga, hari ini, aku akan menutup mulut kalian berdua selamanya, terlepas apakah kalian hidup atau mati."     

Xiao Yan tak menunjukkan ekspresi apapun. Ia membalikkan tangannya dan sebuah api hijau yang bahkan lebih ganas menggelora keluar dari dalam tubuhnya. Akhirnya, api itu berdiam dan berputar cepat seperti angin topan di atas kepalanya.     

"Aku khawatir kau tidak akan mampu." Api hijau itu menari di jari Xiao Yan, saat suaranya menjadi sedalam sebuah sumur tua tanpa riak, tepat seperti raut wajahnya yang sekarang.     

"Hee hee, jadi alasan mengapa kau sekuat ini adalah karena kau telah meminjam Kekuatan Spiritual pak tua yang tidak mau mati ini. Akan tetapi, sungguh tak terduga bahwa 'Mantra Api' yang ia tolak untuk diwariskan kepadaku, meskipun telah memohon dengan pahit kala itu, kini ternyata milik seorang anak keparat sepertimu. Apakah ia pikir bahwa kau lebih baik dariku?" Han Feng tersenyum pekat. Suaranya dengan samar mengandung kecemburuan dan kebencian yang sulit untuk disembunyikan.     

Sudut mulut Xiao Yan terangkat menjadi senyum dingin samar. Akan tetapi, ia tidak bertele - tele lagi.     

"Jika ia telah mewariskan 'Mantra Api' kepadaku saat itu, aku akan masih memperlakukannya dengan hormat. Namun… siapa yang bisa menyalahkan penglihatan buruk pak tua yang tak mau mati itu? Tidakkah ia paham akan bakatku?" Wajah Han Feng agak memerah dan ia sedikit gelisah. Ia selalu berfikir bahwa jika Yao Lao bersedia menyerahkan 'Mantra Api' kepadanya kala itu, seluruh situasinya akan benar - benar berbeda.     

Xiao Yan bertingkah seperti ia tidak mendengar apapun ketika berhadapan dengan raungan mendesis Han Feng yang dalam. Akan tetapi, hawa membunuh yang berkerlip di mata hitam gelap itu menjadi semakin kelam dan dingin… Api hijau yang berputar di atas kepalanya mendadak menggelora turun dan terbentuk menjadi sebuah bola api hijau besar di tangan kanan Xiao Yan. Tangan kirinya seketika mulai terentang perlahan. Akhirnya, ia memanggil sebuah gumpalan api putih pekat di hadapan tatapan mata terkejut Han Feng, saat dirinya mendadak berhenti berbicara.     

Wajah Han Feng benar - benar kaku setelah kemunculan api berwarna putih pekat ini. Sesaat kemudian, kedua matanya berubah menjadi benar - benar merah saat ia mendesis, "'Api Pembeku Tulang'… pak tua yang tak mau mati itu bahkan menyerahkannya kepadamu? Atas dasar apa?"     

"Seorang bajingan yang membunuh gurunya sendiri sungguh layak berkata seperti itu?" Xiao Yan tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya. Api hijau dan putih di kedua tangannya perlahan mendekat. Akhirnya, mereka mulai bersentuhan di hadapan tatapan mata tertegun Han Feng.     

Dua warna itu saling terjalin dan suhu yang tidak biasa seketika menyebar di langit. Uliran petir yang seperti api berkerlip hingga dua gumpalan 'Api Surgawi' itu bersentuhan. Perpaduan dua 'Api Surgawi' ini menyebabkan ruang yang ada berguncang pada saat ini juga.     

Han Feng untuk sementara waktu menarik kecemburuan dan amarah di dalam hatinya saat ia memandang tindakan Xiao Yan. Bahkan, dengan pengalaman Han Feng, ia juga kesulitan memahaminya. Apakah Xiao Yan tidak tahu sifat 'Api Surgawi' yang tidak bisa melebur? Meskipun ia kebingungan di dalam hatinya, Han Feng tidak hanya duduk dan memandangnya. Ia mengepalkan tinjunya dan api biru tua dengan cepat menggumpal. Akhirnya, api itu mengeras menjadi sebuah trisula biru gelap.     

Han Feng menggenggam trisula api yang lebarnya lebih dari enam meter. Kepercayaan diri di dalam hatinya kembali sedikit melonjak. Tatapannya kelam dan dingin saat ia melotot ke arah Xiao Yan yang sedang berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan dua jenis 'Api Surgawi'. "Pak tua yang tak mau mati. Aku tahu kau berada di dalam tubuhnya. Akan tetapi, hari ini, aku tidak akan lagi memberimu kesempatan untuk kabur hidup - hidup!"     

Sebuah api biru yang agung mendadak menggelora keluar dari tubuh Han Feng ke segala arah, saat suaranya terdengar. Api itu bergolak seketika, ketika hal itu menghantam ke bawah dengan sebuah ledakan, layaknya sebuah ombak raksasa. Akhirnya, api itu seluruhnya tertuang ke dalam trisula api tadi.     

Dengan dituangnya api seagung itu, trisula api tersebut dalam sekejap membesar belasan meter. Api biru gelap yang panas, menggeliat tanpa henti di atasnya dan ledakan ombak - ombak, berulang kali berbunyi di telinga orang yang mendengarnya.     

"Adik, Kakak Tingkat - mu ini akan menguburmu dan gurumu di sini selamanya!" Trisula api raksasa itu muncul di tangan Han Feng. Ia secara refleks menggerakan mulutnya, saat ia merasakan kekuatan agung yang berada di dalamnya. Suara pelan yang membawa hawa dingin kelam terpancar ke dalam telinga Xiao Yan.     

Xiao Yan sedikit mengangkat alisnya. Matanya masih terhenti pada 'Api Surgawi' yang saling terjalin di tangannya. Dalam sekejap kemudian, matanya mendadak menjadi tegang, ketika telapak tangannya menghantam bersamaan dengan keras. Dua jenis 'Api Surgawi' yang menolak untuk melebur, bahkan setelah waktu yang cukup lama ini, akhirnya mempertahankan sebuah keseimbangan. Cahaya tajam terang seketika terpancar dari api itu, tampak tepat seperti matahari yang menarik perhatian banyak orang.     

Cahaya tajam yang mendadak muncul, membuat cukup banyak pandangan mata terarah ke cahaya tersebut. Sesaat kemudian, cahaya tajam itu menjadi lemah dan pemandangan itu akhirnya terlihat jelas di mata orang - orang yang melihatnya.     

Seorang pemuda berjubah hitam melayang di udara dengan teratai putih hijau selebar setengah meter yang perlahan melayang di atas telapak tangannya. Teratai putih hijau ini tidak terlalu mencolok. Dibandingkan dengan api ungu hijau yang Xiao Yan gunakan, api ini tampak jauh lebih tenang. Pada dasarnya, tidak terdapat energi yang merembes keluar dari api itu. Namun, selama seseorang memiliki mata yang tajam, ia akan mendapati bahwa saat teratai putih hijau itu perlahan berputar, ruang di sekitar akan menjadi piuh dengan aneh.     

Terlebih lagi, orang biasa mungkin tidak bisa merasakan seberapa mengerikan teratai api itu, tetapi Su Qian dan Saudara Emas Perak yang sedang berada pertempuran puncak di suatu tempat tertentu di langit, tiba - tiba menghentikan pertarungan mereka tanpa kesepakatan sebelumnya. Mereka tiba - tiba menoleh dan seketika melontarkan tatapan mata mereka ke arah teratai putih hijau di tangan Xiao Yan. Mata mereka penuh dengan ketakutan besar yang sulit untuk disembunyikan.     

Kekuatan ini adalah sesuatu yang bahkan membuat mereka merasakan semacam… kengerian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.