Perjuangan Menembus Surga

Produk Setengah Jadi



Produk Setengah Jadi

3Raut muka Han Xian jelas menjadi lebih buruk ketika ia mendengar tawa yang berbunyi di stadion. Dengusan akibat menahan amarahnya, terdengar dari tenggorokannya. Matanya menatap api emas yang masih meningkat di dalam kuali obat. Sekali lagi, telapak tangannya dengan cepat menggenggam bahan - bahan obat di atas meja batu dan melemparkannya ke dalam kuali obat.     

Kali ini, Han Xian jelas lebih berhati - hati dibanding sebelumnya. Akan tetapi, pikirannya juga terguncang karena kegagalannya yang pertama.     

Xiao Yan di sisi lain, telah benar - benar menutup matanya saat ini. Dia bahkan tidak bergerak sedikitpun mengetahui aksi Han Xian. Ketika mereka melihat sikapnya yang aneh, keramaian di stadion tanpa sadar menjadi sedikit takjub.     

Di arena, bahan - bahan obat di atas meja batu dilemparkan ke dalam kuali obat satu per satu oleh Han Xian. Kali ini, ia jelas berhasil maju lebih jauh daripada sebelumnya. Di bawah fokusnya yang penuh perhatian, ia telah mengolah lebih dari dua puluh bahan obat dalam lima menit yang singkat. Melihat bahwa kondisinya kali ini sebagus ini, para anggota 'Geng Obat' yang datang untuk mendukungnya tidak bisa menahan tepukan tangan dan sorak - sorai mereka.     

"Han Xian ini memang pantas sebagai ahli kimia tingkat empat. Ia memang punya pondasi yang bagus… Apa yang sebenarnya dilakukan si Xiao Yan itu?" Hu Jia tanpa sadar mengerutkan dahinya dan bertanya pelan, saat ia memandang Han Xian yang berangsur - angsur melampaui jumlah bahan obat yang telah dimurnikan Xiao Yan dalam percobaan pertamanya. Suaranya menyiratkan sedikit kekhawatiran.     

Xun Er mengangguk. Biji matanya menatap Xiao Yan yang sedang menutup mata, saat ia berkata dengan lembut, "Tidak perlu gelisah. Masih ada banyak waktu. Terlebih lagi, Xiao Yan ge - ge masih punya dua kesempatan." Meskipun ia berbicara dengan sikap seperti ini, hatinya sedikit gelisah. Xun Er tidak mengetahui dunia para Ahli Kimia begitu dalam, Oleh karena itu, ia tidak bisa mempertahankan rasa percaya dirinya yang kuat, yang biasanya ia miliki kepada Xiao Yan.     

Melihat kecepatan mengolah Han Xian yang semakin cepat, beberapa tawa di stadion tadi benar - benar dimusnahkan. Tetapi, dibandingkan dengan para murid ini, beberapa Tetua yang bermata tajam merenung untuk sesaat, sebelum menggelengkan kepala mereka dengan pelan.     

"mengolah obat tidak bergantung pada kecepatan. Alih - alih, hal itu membutuhkan sebuah hati yang tidak terganggu oleh hal - hal lainya. Hati Han Xian telah bergejolak akibat kegagalannya tadi. Meskipun kemajuannya saat ini sangat bagus, tetapi… mungkin hal itu tidak bisa dipertahankan lama." Di arena, Tetua Hao menaruh kedua tangannya di belakang, ia memandang Han Xian yang sangat sibuk dan mengernyitkan alisnya sedikit ketika menghela napas pelan.     

"Xiao Yan bekerja sangat baik dalam hal ini. Namun, Han Xian telah terjatuh dalam posisi yang tidak menguntungkan. Xiao Yan memang pantas menjadi seseorang yang diminta Tetua Kepala, untuk diperhatikan langsung. Ia jelas memiliki kekuatan mental yang kuat dengan umurnya yang muda. Potensinya memang luar biasa." Tetua Hao berpaling ke arah Xiao Yan yang menutup matanya. Dari napas Xiao Yan yang semakin tenang, ia dapat merasakan kegagalannya tadi tidak mengguncang pikirannya sedikitpun.     

"Puff…"     

Suara rendah dan pelan, mendadak terdengar di arena. Setelah mendengar suara ini, semua orang yang ada di situ tiba - tiba kecewa. Mata mereka mengikuti suara itu dan mereka mendapati Han Xian yang berwajah pucat, dengan badan yang gemetaran. Seketika, mereka menghela napas. Sungguh tidak terduga, bahwa sebuah kesalahan akan muncul selama pemurniannya, yang tampaknya berjalan dengan sangat lancar.     

"Kenapa… kenapa aku gagal lagi?" Raut muka Han Xian begitu pucat. Matanya menatap dengan sungguh - sungguh ke arah kuali obat, saat mulutnya berulangkali menggumam. Tadinya, ia telah berhasil semua bahan obat yang ia butuhkan dan sedang menunggu untuk dengan cermat meleburkan semuanya menjadi satu. Akan tetapi, pada titik waktu ini, suasana hatinya diam - diam bergejolak. Api yang ditekan meledak bersamaan dengan sebuah gelombang bersuhu tinggi, benar - benar menghanguskan inti sari obat yang telah ia murnikan dengan susah payah, menjadi jelaga hitam yang gelap. Bagaimana tidak hal ini membuat Han Xian terpukul?     

Han Xian berulangkali menggumam. Karena telah gagal dua kali berturut - turut di hadapan banyak orang, hal itu membuat wajah pucat Han Xian berangsur - angsur membentuk kepucatan yang penuh amarah.     

"Hu…" Ketika Han Xian tenggelam dalam kegagalannya, Xiao Yan di sampingnya tiba - tiba menghembuskan napas panjang. Han Xian menoleh dan melihatnya. Xiao Yan, yang telah menutup matanya lebih dari sepuluh menit, kini ternyata telah membuka matanya. Terlebih lagi, ia bahkan meregangkan pinggulnya yang lemas; sikapnya seperti ia baru saja bangun tidur.     

Xiao Yan tersenyum kepada Han Xian ketika ia mendapati Han Xian melihat ke arahnya. Setelah itu, ia mengabaikan raut muka memberengut Han Xian. Ia melambaikan tangannya dan sebuah gumpalan api berwarna hijau tertuang ke dalam kuali obat. Setelah itu, sesekali tangan kirinya akan mengambil sebuah bahan obat dan melemparkannya ke dalam kuali obat. Dilihat dari sikapnya yang tenang ini, hal itu benar - benar berbeda dari sikapnya tadi yang tampak seperti sedang berhadapan dengan seorang musuh. Terlebih lagi, pil obat yang sedang ia murnikan di tangannya tidak terasa seperti pil obat tingkat lima, melainkan hanyalah pil obat bertingkat rendah.     

Melihat Xiao Yan terbangun dari keadaan menutup mata, kelompok Xun Er menghela napas lega. Mereka memandang wajah tersenyum Xiao Yan dan meskipun mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, mereka merasa, bahwa Xiao Yan yang sekarang tampak sangat berbeda dari dirinya yang sebelumnya. Ketika mereka merasa seperti ini, mereka tidak bisa mengutarakan perbedaan macam apa yang telah terjadi hanya dengan kata - kata. Hal itu agak misterius.     

Tetua Hao tidak bisa menahan untuk mengeluarkan suara terkejut 'huh', ketika ia melihat sikap Xiao Yan ini. Seketika, matanya melihat ke tempat di mana beberapa orang tua itu sedang bersembunyi dan mereka semua bisa merasakan keterkejutan di mata yang lainnya. Tidak perlu membahas apakah Xiao Yan akan berhasil mengolah pil atau tidak, hanya keadaan pikirannya saat ini saja, yang seperti sebuah sumur tua tanpa riak, cukup untuk memberikannya sebuah hadiah besar.     

Ketika Han Xian melihat Xiao Yan mulai mengolah kembali, ia sekali lagi melirik satu set bahan obat yang tersisa di atas meja batu. Tangannya yang menjulur, mendadak terhenti untuk sesaat, sebelum ia seketika menariknya kembali. Ia tidak bisa terus sembrono membuang kesempatannya terakhir ini.     

Han Xian menghentikan aksinya dan sekali lagi berpaling ke arah Xiao Yan. Ia tertawa jahat di hatinya, "Orang yang angkuh. Percaya padaku. Kau pasti akan gagal…"     

Mungkin kutukan Han Xian punya efek tertentu. Ketika Xiao Yan melemparkan beberapa bahan obat terakhir ke dalam kuali obat, gumpalan cairan berwarna merah yang menyatu dari puluhan inti sari bahan obat, mendadak mulai bergejolak dengan hebat. Seketika, cairan itu meledak dengan tenaga yang sangat kuat. Dengan sebuah suara ledakan, cairan itu melesatkan tutup kuali obat ke angkasa. Dengan melesatnya tutup kuali tadi, cairan obat di dalamnya juga tumpah sebelum pada akhirnya menyebar di atas tanah.     

"Uh…"     

Semua orang di stadion mengawasi pergerakan Xiao Yan. Mereka semua secara refleks membuka mulut mereka dan sekali lagi menghela napas kecewa.     

"Hee hee…" Han Xian akhirnya menghela napas lega setelah melihat kegagalan Xiao Yan. Ia memalingkan pandangannya ke rangkaian bahan obat terakhir di atas meja batu. Dia berkata di dalam hatinya, "Sepertinya kita berdua tidak akan bisa mengolah 'Pil Kekuatan Naga'. Aku juga tidak berniat untuk berhasil. Selama produk gagal yang aku murnikan lebih baik daripada Xiao Yan, hal itu sudah cukup…"     

Ketika pemikiran ini melintas di benaknya, Han Xian sekali lagi membangkitkan apinya. Setelah itu, ia memulai percobaan pemurnian terakhirnya.     

Tetapi, dengan keadaan mental seperti ini selama pemurnian pil, di mana ia telah memutuskan untuk mengolah sebuah produk yang gagal, bagaimana bisa ia mengolah sebuah pil obat sejati?     

Xiao Yan tidak memperdulikan helaan napas kecewa dari stadion. Ia menjulurkan tangannya dan sebuah tenaga penghisap menjalar keluar, menyedot kembali tutup kuali obat yang telah terjatuh di atas tanah. Setelah itu, ia dengan lembut menggunakan benda itu untuk menutupi kuali obat. Api berwarna hijau yang terpantulkan dari biji mata hitamnya yang gelap terlihat sedikit menari.     

"Jadi seperti ini…"     

Mata Xiao Yan menatap api hijau yang bangkit itu sebelum ia mendadak tertawa pelan. Setelah dua kali gagal, ia samar - samar memahami di mana kedalaman 'Pil Kekuatan Naga' ini terletak. Oleh karena itu, kali ini, ia tidak berhenti atau ragu sedikitpun. Tangan kanannya mengendalikan api di kuali obat, sedangkan tangan kirinya perlahan bergerak di atas meja batu. Tiba - tiba, tangannya terhenti. Tepat setelah itu, lengannya berubah menjadi sejumlah bayangan. Setelah kemunculan bayangan - bayangan ini, bahan - bahan obat mulai terlemparkan ke dalam kuali obat tanpa henti, di mana bagian ujung sebuah bahan obat saling menyentuh dengan yang berikutnya. Kecepatan ini bahkan jauh lebih cepat daripada percobaan mengolah pertamanya.     

Setelah melihat kecepatan pemurnian yang mengerikan ini, semua orang di stadion tertegun. Xiao Yan telah gagal, bahkan setelah berhati - hati dalam mengolah tadi. Sekarang, ia berani secepat ini? Apakah orang ini berniat menghancurkan kualinya dan menyerah?     

Regu Xun Er juga sedikit tertegun melihat aksi Xiao Yan. Mereka saling bertukar pandang satu dengan yang lainnya dan hanya bisa terdiam. Mereka tidak berani menyela.     

DI hadapan fokus mata semua orang, dua orang di arena, yang telah menuangkan seluruh perhatian mereka untuk mengolah, telah memulai pemurnian terakhir. Terlebih lagi, bahan obat di atas meja berangsur - angsur berkurang…     

Waktu perlahan mengalir dari sela - sela jari. Sepuluh menit singkat itu terasa lama di mata semua orang. Api hijau dan emas sedang bangkit secara terpisah di arena.     

Regu Xun Er memfokuskan mata mereka dengan sungguh - sungguh kepada Xiao Yan. Tangan mereka yang mengepal kuat, penuh dengan keringat tanpa mereka sadari. Namun, ketika mata mereka tidak berpaling, aroma obat samar mendadak terpancar dari arena. Semua orang seketika terkejut. Tepat setelah itu, raut wajah mereka agak berubah. Mata mereka mengikuti arah dari mana aroma tersebut muncul dan beralih ke bagian dalam kuali obat Han Xian.     

Aroma obat itu juga menarik perhatian mata yang lainnya di stadion. Dalam sesaat, sejumlah pandangan terkejut terarah pada Han Xian. Ia tampaknya hendak berhasil mengolahnya?     

Tetua Hao menciutkan matanya. Sesaat kemudian, ia menggelengkan kepalanya tak berdaya. Orang ini ternyata secara otomatis telah melepaskan kesempatan untuk bisa berhasil mengolah pil obat. Alih - alih, ia beralih bermaksud untuk mengolah semacam produk gagal. Tetua Hao paham apa yang dipikirkan Han Xian. Kemungkinan Han Xian berpikir, bahwa Xiao Yan juga tidak berhasil mengolah 'Pil Kekuatan Naga'. Oleh karena itu, karena semuanya tidak berhasil mengolah sebuah pil obat, mereka akan bertanding dalam hal produk gagal siapa yang lebih baik… pemikiran seperti ini… sungguh membuat orang terbungkam.     

"Dor!"     

Setelah dua atau tiga menit terlewati, Han Xian mengayunkan tangannya secara mendadak dan tutup dari pil obat itu jatuh. Pil obat berwarna burik dengan bentuk yang agak bundar melesat keluar dari kuali obat, dan seketika ia tangkap dengan tangannya.     

Han Xian menundukkan kepalanya untuk memandang pil obat di tangannya yang warnanya keruh dan berbentuk aneh. Terlepas dari seberapa tebal wajah Han Xian, warna kemerahan tanpa disadari muncul di wajahnya. Namun, ketika ia merasa, bahwa lebih baik baginya untuk punya sebuah produk setengah jadi dibanding produk yang benar - benar gagal, ia merasa sedikit lebih baik. Ia dengan cepat berjalan menjauh dari meja batu itu dan menyerahkan pil obat di tangannya kepada Tetua Hao.     

Tetua Hao tidak tahu harus senang atau sedih, ketika menerima pil obat dari tangan Han Xian. Bisakah benda ini disebut sebagai sebuah pil obat?     

"Ah…" Tetua Hao menghela napas dan dengan santai memegang pil obat itu. Namun, ia tidak menghiraukan Han Xian dan memalingkan pandangannya kepada Xiao Yan yang sedang terfokus pada kuali obatnya. Setelah beberapa saat yang cukup lama, ia tiba - tiba melirik Han Xian di sampingnya dan berkata pelan, "Aku rasa, kemungkinan menang Xiao Yan kali ini lebih besar darimu."     

Han Xian sedikit memberengut, ketika ia mendengar hal ini. Matanya menatap dengan serius ke arah Xiao Yan, sebelum ia berkata dingin, "Mungkin tidak begitu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.