Perjuangan Menembus Surga

Memperjuangkan Sepuluh Besar



Memperjuangkan Sepuluh Besar

2Malam perlahan berlalu seiring mengalirnya waktu. Ketika bulan perak terakhir menghilang dari ufuk langit, sebuah cahaya samar mulai menghilangkan kegelapan tanah itu.     

Mengikuti sinar pertama cahaya matahari yang menyebar ke Akademi Dalam, suasana yang hening seketika mengumumkan kepergiannya. Hari ini adalah hari di mana sepuluh besar Kompetisi Besar 'Peringkat Kekuatan' ditentukan. Dengan pergerakan Kompetisi Besar hingga saat ini, bisa dikatakan acara ini telah mencapai puncak sejatinya. Seluruh murid Akademi Dalam sedang menunggu dipilihnya sepuluh besar baru pada 'Peringkat Kekuatan'.     

Stadion luas penuh oleh banyak orang dalam kurun waktu yang sangat singkat. Suara bising yang bersemangat berulang kali menggema di telinga semua orang. Suasana panas membara itu menjangkit semua orang yang masuk ke arena.     

Ketika Xiao Yan dan yang lain telah tiba pada panggung tinggi, tempat itu telah menjadi sesak. Lebih dari setengah pesaing telah tereliminasi setelah dua hari penyisihan, tetapi sangat bagus bagi orang - orang itu untuk melihat sebuah pertandingan pada tingkat setinggi itu, bahkan jika mereka tidak lagi bisa berpartisipasi.     

Saat ini, Xiao Yan, tak dapat dipungkiri, telah menjadi kuda hitam terbesar pada Kompetisi Besar 'Peringkat Kekuatan' musim ini. Ia telah memiliki kemampuan untuk menerjang ke dalam sepuluh besar setelah hanya masuk ke Akademi Dalam kurang dari satu tahun lalu. Kekuatan ini cukup untuk membuat orang biasa terkejut. Karena itu, ia menarik perhatian banyak pasang mata ketika ia masuk.     

Dengan mengabaikan tatapan mata dari sekitarnya, kelompok Xiao Yan tiba pada kursi yang mereka tempati kemarin, sebelum duduk. Mereka berbincang dan tersenyum satu sama lain, sembari menunggu kompetisi itu dimulai.     

Regu Xiao Yan baru saja duduk ketika sesosok kecil menawan, dengan aneh muncul di depan mereka. Ia memiliki rambut ekor kuda ungu pucat panjang dan penampilan lucu seperti terukir dari giok, tetapi memiliki kemampuan mematikan bagi baik laki - laki maupun perempuan.     

Zi Yan terus tersenyum diam - diam kepada Xiao Yan ketika ia muncul.     

Xiao Yan melirik Zi Yan di depannya yang telah menghilang seharian penuh. Wajahnya seketika penuh dengan keterkejutan. Saat ini, pakaian Zi Yan sedikit compang camping. Luka - luka memar menutupi tangan dan lengannya yang lembut.     

"Apa yang kau lakukan?" Xiao Yan tidak bisa menahan untuk bertanya ketika ia melihat kondisi menyedihkan Zi Yan ini.     

"Aku berkeliling di sekitar kedalaman pegunungan dan menemukan sebuah obat spiritual yang menarik perhatianku setelah bersusah payah. Pada akhirnya, aku bertemu seekor Binatang Magic kelas Dou Huang yang sedang menjaganya. Aku bertarung dengan makhluk itu. Aku tidak bisa mengalahkannya, jadi aku kabur kembali." Zi Zan mengerutkan bibirnya dan berkata dengan sikap yang tidak tertarik.     

Xiao Yan dan yang lain awalnya tidak tahu bagaimana harus bereaksi saat mendengar hal ini. Gadis ini memang tidak normal. Ia ternyata berani pergi mencari masalah dengan seekor Binatang Magic kelas Dou Huang. Hal itu memang contoh seorang anak muda yang pemberani.     

"Chi. Makhluk itu tidak jauh lebih baik daripadaku. Makhluk itu telah menerima beberapa pukulan kuat dariku dan kuhajar hingga kulitnya terkelupas, sampai daging mentahnya terlihat." Ketika ia melihat raut muka Xiao Yan, Zi Yan seketika menjadi tidak senang saat ia mencibir.     

Xiao Yan mengangkat alisnya. Ia tidak berpikir bahwa Zi Yan berbohong. Meskipun kekuatannya berada pada kelas Dou Wang di permukaan, kekuatan aneh miliknya itu begitu menakutkan sehingga hal itu membuat bulu kuduk berdiri. Kemungkinan bahkan tubuh kuat seekor Binatang Magic akan terluka, setelah diserang oleh pukulan tenaga penuh.     

"Hee hee, Xiao Yan, haruskan kita pergi bersama lain kali? Aku akan menahan makhluk itu dan kau bisa pergi mengambil obat spiritual tersebut." Zi Yan mendadak maju dan berhenti dengan wajah yang dekat dengan wajah Xiao Yan. Ia memberikan usul saat ia tertawa.     

Xiao Yan seketika memutar matanya dengan lemah ketika ia mendengar kata - kata ini. Terakhir kali, ia telah menghabiskan banyak usaha hanya untuk menghadapi seekor 'Kera Langit Iblis Salju' kelas Dou Wang. Tidakkah hal itu layaknya memintanya untuk cari mati dengan cara membuatnya menghadapi seekor kelas Dou Huang?     

Xiao Yan dengan santai menanggapinya dengan beberapa kalimat. Ia seketika merasakan kegemparan telah terjadi di suasana sekitar dan menoleh dengan terkejut. Sosok Lin Xiuya dan kelompoknya telah muncul di pintu masuk stadion. Sebagai bintang paling mempesona di Akademi Dalam, kegemparan yang ia ciptakan tentu saja bahkan lebih besar daripada Xiao Yan tadi. Banyak tatapan mata yang mendadak telah berganti sungguh membuat seseorang merasakan sejenis reputasi tak tersingkirkan dan status yang ia miliki di Akademi Dalam.     

Ketika Lin XIuya dan yang lainnya masuk, mereka langsung bergegas ke arah di mana Xiao Yan berada.     

"Semoga saja, kita tidak bertemu sebagai enam orang yang terpilih hari ini. Aku tidak berharap bertemu denganmu pada saat yang sangat penting." Tawa hangat terpacar ke dalam telinga Xiao Yan, sebelum Lin Xiuya tiba. Dari suaranya, ia menganggap Xiao Yan dengan sangat serius, membuat kerumunan di sekitar mereka menatap Xiao Yan dengan terkejut. Orang - orang di Akademi Dalam yang bisa dianggap seserius ini oleh Lin Xiuya adalah keberadaan selangka tanduk unicorn atau sebuah bulu burung phoenix.     

"Jika memang begitu, aku rasa, akulah yang tidak beruntung." Xiao Yan tertawa. Ia juga tidak berharap bertemu dengan Lin Xiuya pada saat seperti itu. Sasarannya hanyalah sepuluh besar. Selama ia mampu berhasil masuk sepuluh besar, maka, ia tidak perlu lagi ketakutan akan apapun. Pada saat itu, ia juga tidak akan perlu khawatir mengenai bertemu dengan lawan yang sangat merepotkan.     

"Siapa yang berani membuatmu terluka, dengan adanya diriku yang melindungimu?" Sebuah suara yang keras terdengar dari belakang Xiao Yan. Seketika, Zi Yan melompat ke bangkunya dan memandang ke bawah dari titik tinggi, saat ia menepuk pundak Xiao Yan. Ia seketika menatap Lin Xiuya dengan penuh kebencian. Dua tinju kecil saling ditekan satu sama lain saat ia berkata, "Anak nakal, sebaiknya kita tidak bertemu nanti. Jika tidak, meskipun kau melompat turun dari arena, aku juga akan mengejar dan menghajarmu."     

Zi Yan, yang tiba - tiba telah melompat ke atas, membuat senyum di wajah Lin Xiuya dengan hebat ditarik kembali. Ia berbicara dengan sikap yang malu, "Tentu saja. Siapa di Akademi Dalam ini yang berani melawan Senior Zi Yan?"     

"Kau memang berakal sehat." Zi Yan tersenyum bangga. Ia baru saja berpikir akan menyusun beberapa kata - kata kejam, ketika Xiao Yan di sampingnya bergegas menarik rambut ekor kudanya dan membuatnya turun dari kursi. Xiao Yan tak menghiraukan perlawanannya saat ia menekan gadis kecil itu di belakangnya, sebelum mengangkat pundaknya dan tersenyum kecut kepada Lin Xiuya.     

Lin Xiuya tercengang saat ia memandang Zi Yan yang dipaksa ditekan di belakang Xiao Yan. Meskipun ia melawan, sudah jelas hal itu hanyalah seperti seorang anak kecil yang berkelakuan nakal. Sejak kapan 'Ratu Kekuatan Kasar' ini tidak marah setelah diperlakukan seperti ini oleh orang lain? Jika hal ini terjadi di masa lalu, siapapun yang berani menekan kepalanya kemungkinan akan ditangkap dan dihajar hingga wajah mereka hitam dan biru, bahkan jika mereka kabur ke Akademi Luar.     

"Obat macam apa yang anak muda Xiao Yan ini berikan kepada 'Ratu Kekuatan Kasar'? Ia sungguh bisa memiliki hubungan sebaik itu dengannya?" Lin Xiuya bergumam sejenak di dalam hatinya dan tidak berani berhenti lama - lama. Jika Zi Yan menunjuk pada hidungnya dan mengumpat dengan lantang di tempat ini, kemungkinan semua orang akan diam - diam tertawa meskipun mereka tahu kengerian dari gadis kecil ini. Karena itu, ia dengan cepat mengutarakan beberapa kalimat kepada Xiao Yan, sebelum bergegas memimpin beberapa orang ke kursi mereka.     

Kelompok Xiao Yan tidak bisa menahan senyum ketika mereka memandang Lin Xiuya mundur dengan tergesa - gesa. Sungguh tidak terduga orang dengan reputasi yang paling mempesona di Akademi Dalam ternyata akan setakut ini kepada Zi Yan. Hal itu sungguh merupakan contoh seseorang yang tunduk pada orang lain.     

Seorang pesaing yang sangat terhormat lainnya, Liu Qing, juga masuk ke stadion tidak lama setelah Lin Xiuya tiba. Awalnya, jalannya juga mengharuskan dirinya berjalan melewati titik di depan kelompok Xiao Yan. Akan tetapi, matanya yang tajam melihat pemandangan bahwa gadis kecil dengan rambut ekor kuda ungu pucat duduk di samping Xiao Yan ketika ia masuk ke arena. Raut mukanya sedikit berubah saat itu juga. Seketika, ia berbelok dengan acuh dan berputar mengelilingi kelompok Xiao Yan.     

Meskipun perubahan rute Liu Qing ini begitu tidak jelas, hal itu masih disadari oleh beberapa orang yang bermata tajam. Seketika, mereka tidak bisa menahan tawa mereka. Semua orang teratas di Akademi Dalam ini telah sikap yang seharusnya dimiliki orang kuat di depan gadis kecil yang lucu ini.     

Jumlah orang di stadion juga meningkat seiring mengalirnya waktu. Suara - suara bising tercampur sebelum membumbung ke angkasa.     

Setelah para Tetua di kursi para juri duduk, suara 'gong' akhirnya bergema di stadion.     

Ketika gong itu berbunyi, kebisingan yang telah menyebar di seluruh arena menghilang. Banyak tatapan mata terarah kepada kursi para juri.     

Su Qian mengatur bajunya di depan perhatian seluruh stadion. Ia perlahan berdiri dan berkata dengan suara jernih yang lantang, "Setelah dua hari penyisihan, masih ada tiga belas orang tersisa di Kompetisi Besar 'Peringkat Kekuatan'. Untuk bisa masuk ke sepuluh besar, harus ada tiga orang yang disingkirkan hari ini. Menurut peraturan Kompetisi Besar, kita akan secara acak memilih enam orang untuk bertarung. Pemenangnya akan masuk ke sepuluh besar, sementara mereka yang kalah hanya bisa berperingkat di belakangnya."     

Ketika saura Su Qian terdengar, ia mengeluarkan sebuah silinder bambu dan menaruhnya di depannya. Terdapat tiga belas kertas undian di dalam silinder itu.     

"Tiga belas undian kertas terdapat nama tiga belas pesaing terakhir. Aku akan secara acak mengambil enam orang yang harus bertarung." Suasana di stadion telah menjadi semakin tegang, setelah pengenalan silinder bambu itu. Banyak orang memandang dengan tidak berkedip ke arah kursi para juri. Faktor penentu nama sepuluh besar seluruhnya ditentukan oleh hal ini.     

Su Qian perlahan menarik secarik kertas di hadapan tatapan mata semua orang. Ia melihat sekilas sebelum seketika membacakan dengan keras, "Yan Hao."     

Ketika suara Su Qian berbunyi, semua orang bisa dengan jelas melihat wajah Yan Hao mendadak mengencang pada panggung tinggi.     

"Nama berikutnya yang diundi akan menjadi lawan Yan Hao untuk menentukan siapa yang masuk ke sepuluh besar." Su Qian kembali menarik secarik kertas saat ia berbicara dengan sikap yang tak acuh. Ia seketika membukanya dan tatapan - nya melayang ke atasnya. Ia berkata, "Qian Mo."     

Banyak tatapan mata mengikuti suara itu dan berpaling ke arah seorang pria yang agak gemuk pada panggung tinggi. Qian Mo berperingkat ke - 8 pada 'Peringkat Kekuatan', dan memiliki kekuatan yang sangat besar. Ia juga berada pada puncak kelas Dou Ling seperti Yan Hao. Namun, jika mereka benar - benar bertarung, ia jauh lebih lemah daripada Yan Hao. Karena itu, ketika Qian Mo mendengar lawannya adalah Yan Hao, alisnya seketika mengernyit.     

Su Qian tak menghiraukan tatapan yang ada di stadion. Ia lanjut menarik secarik kertas dan membukanya, dan terkejut. Seketika, ia menggelengkan kepalanya agak tak berdaya. "Zi Yan."     

Semua penonton berteriak.     

Ketika nama itu berbunyi, bahkan, hati Lin Xiuya, Liu Qing, dan yang lainnya pada panggung tinggi mendadak berdegup kencang.     

Su Qian jelas memahami perasaan mereka. Ia diam - diam tersenyum dan perlahan menarik undian yang akan membuat seseorang sangat merasa tertekan, "Qin Zhen."     

"Hu…" Semua orang pada panggung tinggi menghembuskan napas panjang. Seketika, wajah mereka terlihat bersimpati, ketika mereka memandang seorang pria berwajah pucat. Orang yang malang ini. Meskipun ia berperingkat ke - 6 pada 'Peringkat Kekuatan', kemungkinan, tidak ada sedikitpun kompetisi ketika bertemu dengan 'Ratu Kekuatan Kasar'.     

"Undian terakhir."     

Su Qian mengguncangkan tangannya dari kursi para juri. Sebuah undian kertas terhisap ke dalam telapak tangannya, sebelum ia perlahan membukanya dan membuka mulutnya dengan sedikit terkejut, "Liu Qing."     

Seluruh stadion kembali hening. Beberapa orang bergumam di dalam hati mereka. Sepertinya akan ada orang lain yang tidak beruntung lagi yang muncul.     

Rau muka Liu Qing tidak bergejolak bahkan sedikitpun. Selama lawannya bukan Zi Yan, ia tidak akan sedikitpun takut, bahkan jika ia bertemu Lin Xiuya pada titik ini.     

Tampak berusaha meningkatkan antisipasi semua orang, Su Qian perlahan mengeluarkan undian yang terakhir. Ia mengayunkannya ke arah semua orang, sebelum tertawa pelan dan membukanya. Segera setelah ini, senyum di wajahnya menghilang dan ia benar - benar tertegun.     

Hati semua orang di stadion seperti cakar kucing ketika mereka melihat sikapnya itu.     

"*Uhuk*..." Su Qian akhirnya kembali pulih sesaat kemudian. Tatapannya perlahan dilontarkan ke arah suatu titik pada panggung tinggi dan dengan tak berdaya menggelengkan kepalanya.     

"Xiao Yan!"     

Seluruh stadion hening. Di hadapan gelombang helaan napas yang penuh penyesalan, mereka seketika memandang pemuda berjubah hitam pada panggung tinggi dengan alis yang mengernyit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.