Perjuangan Menembus Surga

Hadiah



Hadiah

1Suara tua Tetua Su, perlahan bergema, membuat semua pertarungan yang ada, terhenti saat ini. Para murid senior dari Akademi Dalam di lereng gunung membuka mulut mereka sedikit. Mereka ingin mengatakan sesuatu, tetapi mereka tidak bisa mengutarakan apapun.     

"Oh!"     

Keheningan di luar hutan berlanjut untuk sementara waktu, sebelum para murid yang tidak bergerak itu tidak bisa menahan perasaan gembira yang dahsyat di hati mereka. Mereka bersorak dengan keras dan di dalam kegirangan mereka, beberapa murid baru bahkan tidak peduli mengenai jenis kelamin saat mereka memeluk rekan yang berdiri di samping mereka. Perjuangan lima hingga enam hari mereka akhirnya terbayarkan. Bagaimana mereka tidak bahagia?     

Sebuah senyuman juga muncul di muka Xiao Yan yang pucat, ketika ia mendengar teriakan bahagia yang berbunyi di belakangnya. Ia memegang dadanya dan batuk dengan pelan beberapa kali. Ia menoleh dan memandang Xun Er dan dua lainnya, yang wajahnya juga penuh dengan perasaan bahagia. Dengan sebuah senyuman, ia berkata, "Sepertinya, kita tidak perlu menyerahkan benda - benda yang sudah dengan susah payah kita dapatkan."     

"Xiao Yan ge - ge, apakah kau baik - baik saja?" Xun Er bergegas melangkah ke depan, ketika ia melihat raut wajah Xiao Yan. Ia membantunya berdiri dan bertanya dengan hati yang pedih.     

"Tidak apa - apa. Aku hanya kehabisan kekuatan." Xiao Yan melambaikan tangannya. Tenaga 'Api Teratai Budha Marah' tidaklah kecil, dan penggunaan Kekuatan Spiritual dan Dou Qi - nya sungguh terlalu besar. Dengan kekuatan Xiao Yan yang sekarang, ia hanya bisa menggunakannya sekali dalam kondisi prima. Jika dia memaksa menggunakan hal itu untuk kedua kalinya, ia mungkin akan pingsan, karena kehabisan energi.     

"Sungguh tidak terkira, bahwa kau benar - benar memiliki strategi. Tidak heran, Xun Er terus memikirkanmu di benaknya. Sungguh disayangkan…" Hu Jia dengan santai menepuk pundak Xiao Yan. Bertarung berdampingan biasanya adalah cara terbaik untuk mempererat hubungan di antara orang - orang. Setelah beberapa hari hidup bersama, dendam beratnya yang terbentuk karena serangan keras Xiao Yan selama Kompetisi Kualifikasi, telah benar - benar hilang. Dari lubuk hatinya, berbagai macam hal yang telah Xiao Yan tunjukkan beberapa hari ini, telah benar - benar membuat Hu Jia mengaguminya.     

"Penglihatan Xun Er memang tidak buruk. Namun… aku akan bekerja keras untuk mengejarmu dalam hal pelatihan." Wu Hao mengangkat kepalanya dan mulutnya tersenyum kaku ke arah Xiao Yan. Jelas, orang yang gila bertarung, yang memiliki watak cuek dan sangat terobsesi dalam berlatih ini, jarang memberikan orang lain senyuman.     

Xiao Yan tersenyum. Ia tertawa dan berkata, "Jangan cuma puji diriku. Aku tahu kekuatanku. Tanpa bantuan kalian, aku tidak akan bisa sampai sejauh ini, terlepas seberapa kuat diriku. Seorang pahlawan kesepian tidak akan bisa berjalan jauh dan tidak akan cocok berada di sini."     

Hu Jia dan Wu Hao dengan tenang mengangguk, ketika mereka mendengar hal ini. Tidak angkuh karena keberhasilan. Keangkuhan dan kesombongan liar, yang biasanya dimiliki seorang pemuda, tampaknya tidak berhubungan dengan pemuda yang cepat dewasa ini. Watak ini sungguh membuat mereka terpana.     

"Tetua Su, kami belum kalah!"     

Ketika Xiao Yan berbicara, sebuah suara yang terdengar tidak puas tiba - tiba berbunyi. Mata semua orang teralih. Suara itu ternyata terdengar dari Luo Hou, yang duduk di atas tanah. Saat ini, wajahnya masih memerah. Jelas, harga dirinya tidak bisa menerima, dikalahkan di tangan seorang Da Dou Shi.     

"Betul. Kami belum kalah. Kami masih bisa bertarung!"     

Keempat anggota 'Regu Iblis Putih' lainnya juga berteriak bersama, mengulangi perkataan pemimpin mereka, setelah mendengarnya berbicara. Dari penampilan pertarungan tadi, selama mereka diberi waktu yang cukup, para murid baru itu akan benar - benar dikalahan. Oleh karena itu, sudah sewajarnya mereka tidak berniat untuk berakhir menerima sebuah situasi dimana mereka kalah.     

"Diam, kalian!" Raut muka Tetua Su serius ketika ia berteriak dingin.     

Melihat bahwa Tetua Su telah menjadi marah, semua bergegas dengan bijak menutup mulut mereka. Mereka tidak berani berkata apapun, termasuk Luo Hou.     

"Jika aku tidak menghalangi tadi, masihkah kau punya nyawa untuk bisa duduk di sini?" Tetua Su menoleh dan bertanya kepada Luo Hou dengan tegas, yang wajahnya penuh dengan perasaan tidak puas.     

Raut muka Luo Hou berubah menjadi putih. Ia menggertakkan giginya, tetapi menjadi putus asa beberapa saat kemudian. Dia jelas tahu, bahwa jika Tetua Su tidak ikut campur tangan, kemungkinan, Akademi Dalam tidak lagi memiliki murid bernama Luo Hou.     

"Kekalahan adalah kekalahan. Alasan apa lagi yang ingin kau buat?" Tetua Su mendengus dingin. Matanya melihat ke sekitarnya, saat ia berkata dengan suara yang dalam, "Aku sudah bilang, bahwa 'Kompetisi Berburu Energi Api' kali ini sudah berakhir. Jika kalian masih tidak puas, kalian bisa langsung menantang para murid baru, satu bulan setelah mereka masuk ke dalam Akademi Dalam. Selama mereka setuju, Arena Pertarungan Akademi Dalam terbuka setiap saat. Namun, untuk saat ini, kalian semua harus menutup mulut kalian."     

"Hmm."     

Tetua Su melirik Luo Hou sekali, sebelum mengarahkan pandangannya ke arah regu Xiao Yan sekali lagi. Baru saat itu, raut wajahnya menjadi lembut, ketika ia berkata, "Sebagai pemenang 'Kompetisi Berburu Energi Api' tahun ini, semua murid baru yang hadir masing - masing akan mendapat dua puluh hari 'Energi Api'. Xiao Yan, Xun Er, Hu Jia, dan Wu Hao masing - masing akan mendapat tambahan 'Kartu Kristal Api Hijau' dan tiga puluh hari 'Energi Api'.     

"Kartu Kristal Api Hijau?"     

Ada beberapa suara dari lereng gunung, setelah mendengar kata - kata yang keluar dari mulut Tetua Su. Sejumlah mata yang iri menyapu ke arah regu empat orang Xiao Yan.     

"'Kartu Kristal Api Hijau'? Apa itu?" Namun, regu empat orang milik Xiao Yan agak kebingungan mengenai benda yang disebut sebagai 'Kartu Kristal Api Hijau' ini. Mereka saling bertukar pandang, merasa sedikit tidak yakin.     

"He he. Di dalam Akademi Dalam, Kartu Kristal Api, dari bawah ke atas, dibagi menjadi hitam, biru, hijau, merah, dan ungu. Kartu Kristal hitam di tangan kalian adalah Kartu Kristal tingkat yang paling rendah. Kartu Kristal seperti ini hanya bisa memberimu hak untuk berlatih di tingkat pertama dan kedua dari 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara'. Kartu biru memberimu hak untuk memasuki tingkat ketiga dan keempat dan begitu seterusnya."     

"Jika seseorang ingin meningkatkan tingkat Kartu Kristal mereka, dia harus menukarnya dengan 'Energi Api' di Akademi Dalam. Biasanya, dia harus membayar seratus hari 'Energi Api' untuk menukar Kartu Kristal hitam dengan Kartu Kristal biru. Untuk dapat mengganti sebuah Kartu Kristal biru menjadi Kartu Kristal hijau, dia membutuhkan dua ratus 'Energi Api'… Sekarang, karena kau telah mendapatkan 'Kartu Kristal Api Hijau' sebagai hadiah, hal itu sama saja kau telah menghemat tiga ratus hari 'Energi Api'. Jumlah ini tidaklah sedikit. Di antara para murid senior di Akademi Dalam, kebanyakan dari mereka saat ini memegang sebuah Kartu Kristal biru, kecuali Luo Hou, yang kebetulan merubah Kartu Kristal birunya menjadi sebuah Kartu Kristal hijau minggu lalu." Tetua Su tersenyum dan menjelaskan, setelah melihat keraguan Xiao Yan dan yang lainnya.     

Tiga ratus hari 'Energi Api'? Baru setelah mendengar angka ini, Xiao Yan dan yang lainnya mengerti mengapa pandangan di sekitar mereka penuh dengan perasaan iri. Mereka telah merenggut dari semua murid - murid senior di hutan, hingga mereka tidak memiliki apapun. Ditambah hadiah itu, masing - masing Kartu Kristal mereka hanya memiliki lebih dari seratus. Dari sini, dapat dilihat bahwa ada kesulitan dalam mendapatkan 'Energi Api' di dalam Akademi Dalam.     

Setelah Tetua Su selesai menjelaskan, ia menggoyangkan tangannya dan empat Kartu Kristal hijau muncul di tangannya. Ia menjentikkan jarinya dan kartu - kartu itu melesat ke arah regu empat orang Xiao Yan, akhirnya mengambang dan terhenti di depan mereka.     

"Hadiahnya sudah ada di sana. Ambillah 'Energi Api' di dalam Kartu Kristal Hitam kalian. Setelah itu, kembalikan Kartu Kristal Hitam kepadaku."     

Xiao Yan dan yang lainnya langsung melakukan apa yang diperintahkan, ketika mereka mendengar perkataannya. Beberapa saat kemudian, mereka menyerahkan Kartu Kristal Hitam mereka, yang telah terkuras kosong, kepada Tetua Su.     

Tetua Su mengangguk pelan, saat ia menerima 'Kartu Kristal Api' hitam itu. Ia tersenyum dan berkata, "Baiklah. Karena kalian telah berhasil menyelesaikan 'Kompetisi Berburu Energi Api', ikuti aku ke dalam Akademi Dalam." Setelah ia selesai bicara, ia berbalik dan perlahan berjalan ke arah tangga yang terbuat dari pecahan batu, yang menuju lereng gunung.     

"Kita akhirnya bisa memasuki Akademi Dalam… hal ini sungguh tidaklah mudah. Ah." Xiao Yan menghela nafas panjang, ketika ia melihat punggung Tetua Su. Ia tidak tahu, seberapa besar usaha yang mereka keluarkan untuk bisa masuk ke dalam Akademi Dalam. Pertama, ada Kompetisi Kualifikasi, lalu ada 'Kompetisi Berburu Energi Api'. Akademi Dalam ini… memang tidak mudah untuk dimasuki, seperti yang ia duga.     

"Ayo kita pergi."     

Di hadapan semua orang, Xiao Yan melambaikan tangan kepada Xun Er dan yang lainnya dan memimpin jalan, mengikuti di belakang Tetua Su, saat ia menaiki tangga tadi.     

Tangga batu yang terpisah - pisah itu tidak bisa dianggap terlalu tinggi. Regu Xiao Yan berhasil naik ke anak tangga terakhir, hanya dalam satu hingga dua menit. Setelah itu, mereka mengangkat tubuh mereka dan berdiri di puncak lereng gunung. Saat itu, mata mereka menatap area di depan mereka. Pemandangan yang tampak di depan mereka, membuat mereka perlahan menghirup dalam - dalam, udara yang sedingin es.     

"Ini adalah Akademi Dalam?" Sebuah gumaman pelan terdengar dari mulut para murid baru di lereng gunung.     

Di belakang lereng gunung itu, terdapat sebuah cekungan yang luar biasa besar, dengan sebuah lekukan ke bawah. Bentuk dari cekungan ini tampak seperti tempat itu telah dihantam dan dibentuk oleh sebuah batu raksasa yang terjatuh dari langit…     

Gedung - gedung tinggi berdiri di dalam cekungan raksasa itu. Melihat ke bawah dari ketinggian, semua orang bisa melihat banyak sekali bayangan yang seperti kutu, melesat dan melompat di atas gedung - gedung itu. Mata mereka terfokus ke depan mereka dan mereka mendapati, bahwa ukuran dari cekungan ini sangatlah besar. Ujung dari penglihatan mereka hanya bisa melihat gedung - gedung tinggi dan warna hijau lebat, namun tidak terlihat sisi lain dari cekungan tersebut.     

Sulit dibayangkan, bahwa ada sebuah tempat yang begitu unik, tersembunyi di dalam pegunungan tak bertepi di belakang Akademi Jia Nan.     

"He he, anak - anak muda, selamat datang di inti pusat Akademi Jia Nan: Akademi Dalam!" Tetua Su tersenyum, saat ia memandang wajah terkejut para murid baru, ketika ia bertepuk tangan dan berucap.     

"Orang kuat di sini… sangat banyak." Sebuah antusiasme fanatik muncul di wajah Wu Hao, saat ia berbisik kepada dirinya sendiri.     

Xiao Yan hanya dapat tersenyum, ketika mendengar hal ini. Orang ini sungguh, tanpa ragu lagi, adalah maniak perang…     

Xiao Yan mengangkat wajahnya dan perlahan memandang cekungan raksasa itu. Beberapa saat kemudian, ia menghirup udara dalam - dalam, ketika bergumam di dalam hatinya, "Api Hati Gugur… apakah benar ada di sini? Semoga saja, kau tidak mengecewakanku."     

"Baiklah. Karena 'Kompetisi Berburu' sudah berakhir, semua murid baru, ikuti aku kembali ke Akademi Dalam. Aku akan membantu kalian semua menyesuaikan diri untuk menetap di sana. Setelah itu, kalian semua akan menjadi anggota sejati 'Akademi Dalam'. Percayalah padaku. Selama kalian bisa bertahan di sini, kalian akan merasa, bahwa semuanya bermanfaat, ketika kalian melihat peningkatan kalian, saat kalian akhirnya meninggalkan tempat ini nanti." Mata Tetua Su terhenti pada regu Xiao Yan, saat ia berkata perlahan.     

Semua murid baru mengangguk pelan. Dari para murid senior tadi, mereka bisa mengerti manfaat besar seperti apa yang akan mereka peroleh, jika mereka berlatih di Akademi Dalam ini!     

"Ayo! Semuanya, ikuti aku!"     

Tetua Su melambaikan tangannya. Tubuhnya berubah menjadi bayangan yang samar, saat ia dengan sigap bergegas ke arah cekungan raksasa itu. Di belakangnya, para murid baru juga seketika menggerakkan tubuh mereka. Seperti belalang yang melintas, mereka bergegas turun dari lereng gunung itu. Sejumlah teriakan kegirangan, terdengar di tempat ini dan tidak menghilang untuk waktu yang cukup lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.