Penjelajahan dan Pertemuan
Penjelajahan dan Pertemuan
Ukuran lantai dua dari 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' tidak berbeda jauh dari lantai satu. Namun, jika dibandingkan dengan lantai satu, lantai ini tampak lebih sunyi. Terlebih lagi, lantai ini tidak memancarkan suasana ramai seperti lantai sebelumnya. Meskipun ada beberapa regu murid yang berulangkali berjalan lewat, tempat ini, tanpa diragukan lagi, jauh lebih baik dibanding situasi di lantai satu, dimana untuk berjalan saja susah.
Penampilan Xiao Yan membuat murid - murid yang keluar dari ruangan pelatihan di sekitar untuk beristirahat sejenak, merasa agak aneh. Namun, tidak banyak keributan yang terjadi. Mata semua orang beralih, setelah mereka melirik tubuh Xiao Yan. Mereka berbincang di antara mereka sendiri, tampak curiga mengapa Xiao Yan masih bisa turun saat ini.
Xiao Yan mengalihkan pandangannya, yang tadinya menyapu sekitarnya. Ia tidak memperdulikan tatapan di sekitarnya, saat ia berjalan perlahan dan mengarah ke lantai dua di dalam menara itu.
Xiao Yan menghirup udara yang agak panas, setelah memasuki menara. Ia dapat merasakan, bahwa panas membara yang terkandung di udara lantai dua ini jauh lebih besar dibandingkan lantai satu. Tampaknya, setiap menuruni satu lantai di dalam 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' ini, suhunya akan menjadi jauh lebih tinggi. Ia sungguh tidak tahu, seberapa panas lantai terakhir yang ada. Kemungkinan, hanya beberapa Tetua, yang berani memasuki tempat seperti itu.
Xiao Yan menggerakkan kakinya dan perlahan berjalan melalui koridor yang memiliki jalan melingkar ini. Di sisi kiri koridor itu terdapat ruangan - ruangan tingkat bawah di bagian paling luar menara. Namun, tujuan Xiao Yan bukanlah di sini. Karena itu, dia tidak menghentikan langkah kakinya dan lanjut berjalan di sepanjang koridor, lalu masuk ke bagian dalam menara. Setelah tujuh hingga delapan menit, ia tiba di ruang pelatihan tingkat menengah yang menuju bagian dalam menara.
Xiao Yan berdiri di depan ruangan itu, dengan sebuah tanda tergantung di luar, yang menandakan, bahwa tak ada orang di dalamnya,. Ia ragu sebentar dan tidak langsung masuk ke dalam untuk berlatih. Setelah merenung untuk sesaat, ia diam - diam mengarah ke area tengah lantai ini. Karena ia memiliki niat untuk mendapatkan 'Api Hati Gugur', ia harus mencari tahu, seberapa dalam tepatnya jurang hitam yang berada di tengah itu.
Xiao Yan berjalan keluar dari area ruangan pelatihan tingkat menengah dan melaju ke area ruang pelatihan tingkat tinggi. Ruangan - ruangan pelatihan di sini, tak diragukan lagi, tampak jauh lebih indah dibanding yang di luar. Terlebih lagi, ruangan - ruangan itu jauh lebih sedikit jumlahnya. Xiao Yan dengan cermat menghitung dan menyadari, bahwa hanya ada delapan belas ruangan pelatihan tingkat tinggi. Terlebih lagi, sebuah tanda spesial yang menunjukkan, bahwa ada seseorang yang sedang berlatih di dalam, tergantung di luar pintu - pintu ruangan pelatihan ini, saat ini juga. Jelas, ruangan - ruangan pelatihan ini telah ditempati oleh orang - orang.
Sebuah tembok tinggi, berdiri jauh di dalam area pelatihan tingkat tinggi. Tiga pria paruh baya yang mengenakan lencana instruktur di tiap dada mereka berdiri tegap di dekat pintu logam, pada bagian bawah tembok tertutup itu, sambil menunjukkan raut muka acuh. Ketika mereka melihat Xiao Yan, yang berada di persimpangan di sisi lainnya, mereka bertiga memandangnya bersamaan. Mata mereka penuh dengan kewaspadaan.
Melihat pertahanan yang ketat, Xiao Yan hanya dapat menggelengkan kepalanya. Ia hanya bisa menyingkirkan rencananya untuk memeriksa tempat itu. Matanya hanya memandang secara acak di sekitarnya, sebelum ia berbalik, seolah - olah tak terjadi apapun, lalu berjalan ke area ruangan pelatihan tingkat menengah, yang ia lewati ketika berjalan kemari.
Meskipun langkah kaki Xiao Yan perlahan pergi, ia masih bisa merasakan, bahwa pandangan tiga guru itu masih mengarah dengan kuat ke tubuhnya. Pertahanan penuh dan kewaspadaan ini sungguh membuat Xiao Yan agak tertegun.
"Sepertinya, ada sebuah rahasia yang tidak boleh diketahui oleh umum di area tengah. Jika tidak, maka tidak akan ada penjagaan seketat itu. Ah, 'Api Hati Gugur' terkutuk ini memang merepotkan." Xiao Yan menggumam di hatinya. Langkah kakinya perlahan terhenti ketika ia mendongak untuk memandang ruang pelatihan tingkat menengah kecil yang tidak jauh. Ruang pelatihan kecil seperti ini hanya bisa menampung tiga hingga lima orang untuk berlatih. Hal itu jelas tidak bisa dibandingkan dengan ruangan seperti di lantai pertama.
Xiao Yan melihat ke kiri dan ke kanan dan mendapati, bahwa hanya ruangan ini yang terdapat sebuah tanda yang menunjukkan bahwa masih ada satu tempat sisa di dalam. Seketika, ia menggerakkan kakinya ke arah ruang pelatihan tingkat menengah dan bergegas berjalan mendekat.
Ketika ia mendekati ruang pelatihan tingkat menengah ini, Xiao Yan dengan lembut mendorong pintu ruang itu. Setelah itu, ia memasuki ruangan dengan pelan, memutar tangannya dan menutup pintu.
Cahaya hangat bersinar di setiap sudut ruang berlatih ini. Di tengah - tengah ruangan, terdapat lima panggung batu yang berjarak sekitar setengah meter antara satu dengan yang lainnya. Ada orang - orang yang duduk bersila dan berlatih di keempat panggung batu ini. Karena itu, Xiao Yan hanya bisa berjalan ke arah panggung batu kosong yang tersisa.
Mungkin, ini karena suara pintu yang terbuka, tetapi ketika Xiao Yan memasuki ruangan pelatihan itu, mata keempat orang murid itu terbuka. Mata mereka menunjukkan kewaspadaan ketika mereka memandang Xiao Yan yang berjalan mendekat. Mereka menghela napas lega ketika mereka tidak mendapati lencana apapun, yang melambangkan sebuah faksi, di tubuhnya.
Mata Xiao Yan menatap mereka berempat. Ia juga mendapati, bahwa mereka tidak memiliki lencana apapun yang mewakili faksi manapun di dada mereka. Kemungkinan, mereka adalah orang - orang bebas, para murid yang tidak bergabung dengan faksi manapun.
Meskipun Xiao Yan tidak mengenakan lencana faksi manapun, keempat orang itu tidak berinisiatif untuk berbicara. Mereka hanya mengamati setiap tindakan Xiao Yan.
"Empat Da Dou Shi. Tetapi, melihat Qi mereka yang tidak stabil, kemungkinan, mereka baru saja meningkat ke kelas Da Dou Shi." Xiao Yan duduk bersila di atas panggung batu hitam. Matanya dengan acak melirik punggung mereka berempat dan seketika, bergumam di hatinya,
Xiao Yan menjentikkan tangan dan sebuah Kartu Kristal Api muncul.
"Kartu Kristal Api Hijau?" Ketika Kartu Kristal itu muncul di tangan Xiao Yan, keempat suara yang terkaget, seketika berbunyi di ruangan pelatihan ini. Terdapat perasaan terkejut, iri, dan keinginan untuk memilikinya, di dalam suara - suara ini.
Xiao Yan tak bisa menahan untuk mengangkat alisnya ketika ia merasakan tatapan berhasrat yang melesat dari sekitarnya. Ia mendengus ketika sebuah Qi kuat menggelora keluar dari dalam tubuhnya.
Ketika mereka merasakan Qi kuat yang bergelora keluar dari tubuh Xiao Yan, raut muka mereka berempat, tanpa disadari, berubah sedikit. Mereka segera menarik kembali tatapan penuh ketamakan mereka dan tidak lagi berani menunjukkan sedikitpun kerakusan. Melihat Qi yang ditunjukkan Xiao Yan, ia, tak diragukan lagi, jauh lebih kuat dari mereka.
Melihat bahwa orang - orang ini terkejut, Xiao Yan perlahan menarik kembali Qi - nya. Kartu Kristal Api Hijau ditancapkan ke dalam torehan di depannya. Seketika, sebuah cahaya redup terpancar. Selama cahaya ini melesat kencang, Xiao Yan mendadak menyadari, bahwa dua hari 'Energi Api' telah dikurangi dari jumlah 'Energi Api' di dalam Kartu Kristal Api - nya sekaligus!
Xiao Yan sedikit mengerutkan dahi dan bergumam di hatinya, "Jangan bilang semakin ke bawah, biaya yang diperlukan untuk berlatih selama satu hari juga meningkat? Akademi Dalam ini sungguh keras."
Xiao Yan, dengan tak berdaya, menggelengkan kepalanya. Ia berangsur - angsur menutup matanya, ketika tangannya membentuk segel latihan di depan tubuhnya. Beberapa saat kemudian, napasnya perlahan menjadi tenang dan ia kembali memasuki kondisi berlatihnya.
…..
Lebih dari sepuluh pria tua duduk dengan rapi di ruangan terang yang besar dan luas. Di bawah sorotan cahaya hangat, dapat dilihat dengan jelas lencana yang mereka kenakan di dada mereka. Secara mengejutkan, hal itu adalah lencana spesial yang hanya bisa dikenakan oleh para Tetua.
Meskipun ruangan ini besar, suasana di sana agak suram. Beberapa waktu kemudian, seorang pria tua yang duduk di kursi pemimpin, dengan penampilan yang tidak bisa dilihat dengan begitu jelas, terbatuk pelan. Ia memecah keheningan di ruangan, ketika suara tuanya perlahan menggema menyeberangi bagian dalam ruangan, "Makhluk itu mulai menjadi tidak stabil lagi selama beberapa hari ini…"
Pria - pria tua lainnya mengerutkan dahi mereka, ketika mereka mendengar kata - katanya.
"Setelah mengamati makhluk itu selama ini, saya menemukan, bahwa gejolak yang dipancarkan oleh 'makhluk' itu jauh lebih intens dibanding sebelumnya. Terlebih lagi, dari emosi yang dipancarkan 'makhluk' itu, hal ini juga menjadi semakin pemarah…" Suara tua itu melanjutkan bicara ketika memohon, "Dilihat dari situasi yang ada, aku rasa, dalam beberapa tahun ini, sebuah serangan balik akan muncul. Jika tidak ditangani dengan benar, aku takut, hal ini akan menjadi masalah yang sangat besar."
"Bagaimana jika kita bekerjasama dan meningkatkan pertahanannya sekali lagi? Jika hal itu tidak mempan, mari kita beritahu para Kepala Sekolah dari Akademi Dalam dan Luar. Makhluk ini tidak boleh terbongkar keberadaannya. Jika tidak, orang - orang dari 'Daerah Pelosok Hitam' mungkin akan menginginkannya dan menyerang kemari untuk merebutnya. Meskipun Akademi Dalam kita ini berada jauh di dalam pegunungan, tempat ini secara kebetulan juga tidak jauh dari wilayah utara 'Daerah Pelosok - Hitam'. Jika sesuatu terjadi, orang - orang tua itu yang telah memperhatikan Akademi Dalam akan seketika bergegas kemari setelah mendengar beritanya. Dengan pengalaman mereka, segel pada 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' mungkin tidak akan terhindar dari perhatian mereka…" Seorang pria tua menyampaikan pendapatnya.
"Sudah pasti kita harus memperkuat pertahanan… akan tetapi, Kepala Sekolah sedang bertapa. Kepala Sekolah Akademi Luar juga kemungkinan sedang bepergian. Tidak ada yang tahu di mana ia sekarang." Pria tua di bangku pemimpin, perlahan menggelengkan kepalanya. Ia merenung untuk sesaat, sebelum mendadak mendongak dan memandang seorang Tetua di pojok. Ia berkata, "Tetua Liu, bagaimana keadaan anak muda yang memiliki 'Api Surgawi' itu sekarang?"
"Ia kini sedang berlatih di lantai dua. Mungkin, ini karena ia juga memiliki sebuah 'Api Surgawi', ia benar - benar tidak takut akan penggerusan Racun Api. Sebagai Tetua Kepala, saya juga sudah mengarahkan dan memberikannya perhatian yang cukup." Tetua Liu, yang bertemu dengan Xiao Yan sekali, bergegas berdiri dan menjawab dengan hormat.
"Ah." Pria tua berjubah hitam di kursi pemimpin mengangguk pelan. Suara tuanya terdengar bernada rendah, "Ah, sungguh tak terduga. Dulu, sebuah 'Api Hati Gugur' membuat Akademi kita bangkit. Namun, seorang anak muda yang bahkan belum berumur dua puluh tahun, sungguh memiliki benda misterius seperti itu untuk dirinya sendiri. Hal ini sungguh membuat orang iri."
"Tetua sekalian, jika kalian bertemu dengan anak muda ini, kalian bisa coba hal - hal menjadi mudah untuknya. Mungkin, ketika 'Api Hati Gugur' memberontak lagi di masa depan, kita kemungkinan harus bergantung pada kekuatan anak itu… Ah, kita tidak bisa meremehkan kekuatan dari sebuah 'Api Surgawi'. Objek misterius seperti itu terlahir dari penggabungan roh Langit dan Bumi. Hal itu memiliki kekuatan penghancur. Jika tidak berhati - hati, aku khawatir, bahkan Akademi Dalam akan terancam hancur." Tetua Kepala yang seluruh tubuhnya terbungkus jubah hitam menghela napas dan berkata.
"Baik!"
Puluhan Tetua, yang sangat dihormati oleh murid - murid Akademi Dalam, semuanya berdiri saat ini dan menjawab bebarengan.
"Ya, baiklah. Kalian semua bisa bubar. Oh, ya betul juga. Ingat untuk mengawasi pergerakan faksi - faksi besar itu di wilayah utara 'Daerah Pelosok - Hitam' setiap saat. Apalagi beberapa orang itu. Sudah ada aksi yang tidak biasa di Sekte Darah, baru - baru ini. Aku dengar, hal ini karena kematian anak pak tua itu. Hal itu benar - benar tidak membuat kita bisa tenang…" Tetua Kepala melambaikan tangannya dan batuk beberapa kali, sebelum berbicara.
Semua Tetua mengangguk pelan. Tubuh mereka seketika bergoyang dan mereka berubah menjadi bayangan - bayangan hitam samar yang menemani angin sepoi - sepoi, lalu menghilang dari ruangan sempit ini.
Ketika semuanya telah menghilang dari ruangan, Tetua Kepala itu, yang seluruh tubuhnya dibungkus jubah hitam, akhirnya berdiri perlahan. Ketika tubuhnya menjadi tegap, badannya tersebut ternyata menjadi semakin samar. Ketika ia benar - benar telah berdiri dari kursinya, tubuhnya, dengan misterius, menghilang dari ruangan tersebut…