Tetua He
Tetua He
"Berhenti!"
Tetapi, ketika teratai api hanya berada di pada jarak setengah meter dari Lei Na, sebuah teriakan suara tua yang bernada rendah, mendadak terdengar dari kejauhan. Karena kekuatan Dou Qi yang terkandung dalam teriakan itu kuat, hal itu membuat gendang telinga para murid di area ini terguncang hingga terasa sakit.
Wajah Xiao Yan berubah sedikit ketika ia mendengar teriakan itu. Sebuah pemikiran, dengan cepat melintas di benaknya. Xiao Yan memaksa menghentikan hantaman tangannya, yang kencang, di udara. Meskipun begini, suhu yang tinggi dari teratai api itu masih membakar rambut Lei Na menjadi setumpuk abu, dalam sekejap.
"Chi!"
Ketika telapak tangan Xiao Yan berhenti, tenaga yang sangat kuat melintas dari udara. Namun, tenaga itu tidak diarahkan kepada Xiao Yan. Alih - alih, hal itu, dengan keras melesat ke tubuh Lei Na. Seketika, terkena tenaga yang ganas ini, tubuh Lei Na seperti sebuah layang - layang yang benangnya putus. Ia berputar beberapa kali di udara, sebelum menghantam dengan keras ke tembok. Seketika, ia memuntahkan seteguk darah segar, menodai lantai hitam gelap hingga berwarna merah gelap.
Karena Lei Na, yang di depannya, terbang hanya dengan satu serangan, Xiao Yan telah kehilangan sasarannya. Ia hanya bisa perlahan menegakkan tubuhnya, sembari tangannya menarik kembali sebuah teratai api hijau ungu seukuran telapak tangan. Ia mengikuti pandangan semua orang yang ada dan berbalik ke arah sumber teriakkan tadi.
Di ujung gang yang terang, beberapa sosok manusia telah melesat kemari. Orang yang berada di depan, jelas merupakan seorang pria tua. Kecepatannya begitu luar biasa. Semua orang baru saja melihat tubuhnya melompat beberapa kali dan melesat, ketika ia muncul di tempat ini, di mana kejadian itu terjadi.
"Tetua He! Kenapa dia terganggu? Dia bahkan muncul?"
Melihat kemunculan pria tua ini, yang tubuhnya sedikit membungkuk, beberapa raut muka para murid yang menonton, tanpa disadari berubah dan mereka berteriak secara refleks. Para Tetua penjaga menara ini memiliki posisi yang sangat tinggi di Akademi Dalam. Mereka biasanya tidak akan menunjukkan diri mereka di situasi, dimana ada pertarungan yang terjadi di antara para murid. Sungguh tidak terduga, orang yang memegang tanggung jawab paling tinggi pada lantai tiga, akan sungguh - sungguh muncul hari ini. Hal ini membuat para murid merasa terkejut.
Tidak lama setelah pria tua itu melesat muncul, empat hingga lima sosok manusia, dengan cepat muncul setelah dirinya. Beberapa orang ini adalah guru di menara itu. Mereka telah bergegas kemari, karena mereka sama - sama merasakan gejolak energi menakutkan di sini.
"Apa yang kau lakukan?" Tatapan tajam dari pria tua yang agak membungkuk itu memandang sekitarnya, ketika ia berteriak dingin dengan keras.
Murid - murid di sekitar menutup mulut mereka dengan erat, ketika mereka mendengar pertanyaan dari pria tua itu. Perintah para Tetua dalam Akademi Dalam merupakan sesuatu yang tidak bisa dilanggar. Seseorang yang menghina mereka akan menderita.
"Tetua He, mana mungkin kami mengganggu dirimu ini? Hanya ada pertarungan latihan biasa di sini." Suara menawan, yang agak manis itu memecahkan keheningan. Ternyata, itu adalah Liu Fei yang dengan cepat berjalan ke depan dan berbicara dengan senyuman kepada Tetua He.
"Pelatihan pertarungan biasa? Jika aku terlambat datang, walaupun hanya sedetik, aku khawatir, akan ada nyawa yang hilang!" Tetua He memarahinya. Ia mengalihkan pandangannya dan berhenti pada Xiao Yan. Ketika matanya melirik teratai api hijau ungu pada tangan Xiao Yan, matanya mendadak menciut. Ia dapat merasakan energi mengerikan yang terdapat di dalam teratai api tersebut.
"Anak muda, bisakah kau menghilangkan teratai api di tanganmu itu? Aku akan menegakkan keadilan untuk insiden di sini." Tetua He maju satu langkah ke arah Xiao Yan, sebelum dia berhenti. Di dalam jarak seperti ini, ia bisa dalam sekejap menolong, jika ada kejadian yang tidak terduga.
"Akan saya lakukan sesuai perintah Tetua." Xiao Yan ragu untuk sesaat, setelah mendengar perkataan Tetua He. Setelah itu, ia mengangguk. Ia jelas tahu, kekuatan yang dimiliki para Tetua di dalam Aademi Dalam. Tentu saja, ia tidak mau menyinggung mereka begitu saja.
Tangan kanan Xiao Yan menutupi teratai api hijau-ungu di telapak tangannya. Kemudian, Kekuatan Spiritual miliknya melonjak keluar dan menyerbu api itu, membelah jalinan erat dari energi api di dalamnya. Dengan peningkatan hebat kekuatannya saat ini, pengendalian Xiao Yan terhadap 'Api Teratai Buddha Marah' ini juga telah mencapai tingkat keahlian yang lebih tinggi. Di masa lalu, ia bahkan tidak bisa memahami bagian peleburannya, tetapi sekarang, ia memiliki kemampuan untuk menarik dan melepasnya sesuai keinginan hatinya.
Penggerusan yang dibentuk oleh Kekuatan Spiritual, membuat api hijau ungu itu membuat sebuah gerakan mengombak yang hebat. Saat melihat gejolak api itu, wajah Tetua He seketika menjadi jauh lebih khawatir. Tangannya yang gemetar, melengkung sedikit, seperti cakar elang dan sebuah Dou Qi tajam, yang sebagian tampak di telapak tangannya, siap untuk beraksi kapanpun.
Tetapi, sungguh beruntung, bahwa kemungkinan terburuk yang diperkirakan Tetua He tidak muncul. Setelah api hijau-ungu itu bergejolak sedikit, api tersebut berangsur - angsur memudar. Sesaat kemudian, api tadi benar - benar menghilang dari tangan Xiao Yan.
Melihat bahwa api mengerikan itu akhirnya menghilang, Tetua He menghela napas lega. Tubuhnya yang tegang juga perlahan menjadi jauh lebih santai.
"Anak muda, kau adalah Xiao Yan, kan?" Sembari menghela napas lega, Tetua He melihat dari atas ke bawah dan menilai Xiao Yan. Ia mengingat teratai api mengerikan tadi dan keterkejutan melintas di matanya, ketika ia bertanya kepada Xiao Yan.
Xiao Yan sedikit kaget. Ia tidak mengira, bahwa bahkan Tetua He telah mendengar namanya. Seketika, ia bergegas mengangguk. "Saya, anak muda ini, Xiao Yan, menyapa Tetua He."
"He he." Tetua He tersenyum dan mengangguk. Raut muka dingin dan tajam milik Tetua He menjadi jauh lebih lembut, ketika menghadap Xiao Yan. Ia bertanya, "Apa yang terjadi di sini?"
"Tetua He, anda tahu, bahwa ruang pelatihan ini adalah tempat yang Fei-er sering gunakan. Hari ini, tempat itu secara paksa digunakan oleh orang ini. Kakak Lei Na hanya membantu Fei-er menegakkan keadilan. Namun, sungguh tak terduga, bahwa orang ini begitu ganas ketika menyerang. Jika Tetua He tidak berteriak tadi, aku rasa, Kakak Lei Na sudah kehilangan nyawanya di sini." Mendengar Tetua He menanyakan seluruh ceritannya, Liu Fei bergegas melangkah maju. Wajahnya yang cantik menunjukkan kesedihan ketika ia menjelaskan apa yang telah terjadi.
Dia telah berlatih di lantai tiga untuk waktu yang lama, oleh karena itu, Liu Fei dan Tetua He telah bertemu beberapa kali sebelumnya. Terlebih lagi, karena kecantikan Liu Fei, Tetua He bertindak hangat kepadanya, ketika mereka terkadang saling berbincang. Ia tentu saja memiliki niat agar Tetua He menghukum Xiao Yan, setelah ia membuka mulutnya untuk bicara terlebih dahulu.
Jika hal ini terjadi di waktu biasa dan melibatkan seorang murid biasa, Tetua He mungkin akan memberinya sebuah hardikan, bahwa seorang pria tidak seharusnya berdebat dengan seorang wanita. Namun, pelanggar hari ini adalah Xiao Yan. Tetua Pertama telah menyebut nama orang ini dan menginginkan mereka semua merawat murid ini. Karena itu, harapan Liu Fei jelas akan membuatnya kecewa.
Benar saja, setelah mendengar penjelasan Liu Fei, Tetua He hanya memutar kelopak matanya pelan dan tak menghiraukannya. Ia hanya melirik Xiao Yan dan tersenyum saat ia berkata, "Xiao Yan, coba kau jelaskan apa yang terjadi."
Melihat Tetua He ternyata tak menghiraukan Liu Fei, Liu Fei secara refleks terkejut dan seketika, melangkah mundur dengan wajah kecut. Ia jelas tahu kekuatan para Tetua ini. Jika hal ini terjadi pada kakak sepupunya, Tetua itu mungkin masih akan menunjukkan rasa hormat. Namun, dengan kemampuan dan bakatnya… ia hanya bisa mengurungkan usahanya.
Xiao Yan melirik cuek ke arah Liu Fei, orang keji yang langsung menuduh itu. Sebuah senyum dingin, yang tidak ia sembunyikan, melintas di wajahnya. Ia mengepalkan tangan memberi hormat kepada Tetua He dan menjelaskan semua yang telah terjadi tadi secara rinci, dari awal hingga akhir. Karena ada sejumlah penonton, Xiao Yan tidak melebih - lebihkan apapun, tetapi hanya memberitahu cerita yang sesungguhnya.
Raut muka Tetua He, tanpa disadari, menjadi sedikit buruk, saat Xiao Yan menceritakan ceritanya. Ia menoleh sedikit dan memandang dingin Lei Na yang berusaha berdiri di sudut tembok. Tatapannya itu membuat raut wajah Lei Na, yang awalnya agak gelisah, menjadi lebih pucat.
Liu Fei di sampingnya, juga mendengar Xiao Yan mengungkapkan keterlibatannya. Wajah cantiknya, secara refleks memberengut sekali lagi.
Setelah Xiao Yan mengungkapkan seluruh ceritanya, Tetua He mengangguk. Di hadapan sejumlah pasang mata, ia mengalihkan pandangannya kepada Lei Na dan berbicara dengan nada marah. "Lei Na, sebagai seorang senior, kau ternyata gagal untuk mengikuti peraturan yang ada di menara ini. Kau akan didenda tiga puluh hari 'Energi Api' yang harus kau bayar dalam waktu tiga hari. Jika tidak, kau akan dihukum dengan tidak diperbolehkan masuk ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' selama satu bulan."
Setelah mendengar hukuman yang keluar dari mulut Tetua He, murid - murid di sekitar tidak bisa menahan keterkejutan mereka. Seketika, mereka mengalihkan pandangan penuh perasaan kasihan ke arah Lei Na yang berwajah pucat. Orang ini akan benar - benar terluka hebat kali ini.
"Liu Fei, meskipun kau bukanlah pelanggar utama, kau juga salah, karena berperan sebagai penghasut dan akan didenda sepuluh hari 'Energi Api'. Kau harus membayarnya dalam waktu tiga hari, atau kau juga akan menerima hukuman yang disebutkan tadi." Tatapan dingin itu, sekali lagi terarah kepada Liu Fei. Namun, teriakan itu membuat Liu Fei sedikit terpaku. Ia tidak mengira, bahwa Tetua He juga akan menghukumnya.
"Xiao Yan, meskipun kau memiliki alasan yang baik, seranganmu terlalu ganas. Kau akan didenda lima hari 'Energi Api' sebagai peringatan." Tetua He memalingkan pandangannya kepada Xiao Yan dan berkata dengan lembut.
Mendengar hukuman yang diberikan Tetua He kepada Xiao Yan tidak begitu berarti, orang - orang di sekitar, sekali lagi terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain. Seketika, mereka tampaknya telah memahami sesuatu dan tetap terdiam. Menurut peraturan, menggunakan serangan yang menimbulkan kematian ketika melakukan latih tanding, akan menerima hukuman yang sangat berat. Beberapa orang yang tidak beruntung, bahkan tidak diperbolehkan memasuki 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' untuk berlatih selama satu hingga dua bulan. Dibandingkan dengan denda Xiao Yan, yang mana adalah lima hari 'Energi Api', hal itu tentu saja seperti perbedaan antara Langit dan Bumi…
Tidak ada yang menduga, Xiao Yan memiliki dukungan seperti itu. Liu Fei dan Lei Na bisa dianggap telah menendang piringan logam kali ini.
"Tetua He, tidakkah hukumanmu untuk Xiao Yan sedikit terlalu ringan? Seseorang yang menggunakan gerakan mematikan ketika berlatih tanding, akan dilarang masuk ke 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara!" Wajah Liu Fei pucat dan suaranya telah menjadi jauh lebih tajam.
"Jika kau tidak puas dengan keputusanku, kau bisa pergi dan mencari Tetua Kepala atau Kepala Sekolah…" Tetua Liu melirik Liu Fei, sebelum berbicara dengan acuh.
Liu Fei sangat marah ketika ia mendengar hal ini. Tetua Kepala jarang muncul, di mana ia akan mencarinya? Untuk Kepala Sekolah, ia bahkan belum pernah melihat Kepala Sekolah misterius ini sejak ia masuk ke Akademi Dalam, apalagi mencarinya untuk mengganti rugi ketidakadilan.
"Baiklah, masalah hari ini selesai di sini. Jika ada seseorang yang melanggar peraturan di menara kedepannya, jangan salahkan aku jika aku beri hukuman berat." Mata Tetua He memandang ke sekitarnya. Mata orang - orang yang bertemu dengan tatapannya itu bergegas menundukkan kepala mereka.
Tetua He melirik Xiao Yan, sebelum berbalik dan berjalan turun ke jalan di mana ia datang tadi.
"Anak muda, lain kali, jika kau berlatih dengan seseorang, jangan mengerahkan segala kekuatanmu seperti ini. Memang baik jika kau ingin menunjukkan kehebatanmu, tetapi seseorang tidak akan mendapatkan apa yang ia inginkan jika ia terlalu melebih - lebihkan hal - hal yang ia lakukan…" Xiao Yan memandang Tetua He yang sedang berjalan pergi. Ia hendak membungkuk dan mengiringi kepergiannya dengan hormat, ketika suara tua yang bernada rendah itu menggema pelan di sebelah telinganya. Xiao Yan terkejut ketika ia mendengar suara ini dan dengan diam mengangguk.
Saat Tetua He pergi, area ini kembali terisi keheningan yang penuh rasa malu. Ada rasa hormat dan perasaan takut yang hadir di mata orang - orang yang menatap Xiao Yan. Perasaan itu tidak dibentuk dari Tetua He yang melindungi tindakannya, tetapi terbentuk karena teratai api yang Xiao Yan telah tunjukkan. Seseorang dengan mata yang tajam akan bisa melihat, jika serangan Xiao Yan tadi tidak dihentikan Tetua He, Lei Na kini mungkin telah menjadi mayat.
Xiao Yan tidak memperdulikan pandangan di sekitarnya. Ia sekali lagi berbalik dan berjalan ke dalam ruangan pelatihan tingkat tinggi. Ketika ia melewati Liu Fei, ia menghentikan langkah kakinya dan berkata pelan, "Aku tidak menyerangmu hanya karena kau adalah seorang wanita. Jika kau adalah lelaki, kau akan berakhir tidak lebih baik daripada Lei Na…"
Setelah ia mengatakan hal ini, Xiao Yan membersihkan lengan bajunya dan berjalan ke dalam ruang pelatihan, meninggalkan Liu Fei yang bermuka pucat, yang sedang menggertakkan giginya.