Perjuangan Menembus Surga

Liu Fei



Liu Fei

1Di hadapan kata - kata Xiao Yan yang dingin dan acuh, raut muka Liu Fei berangsur - angsur menjadi memberengut. Membuat Akademi Dalam membangun sebuah ruang pelatihan khusus untuknya? Jika perkataan ini menyebar, kemungkinan, kelompok besar orang - orang itu akan tertawa setengah mati. Dengan posisi Akademi Jia Nan di benua Dou Qi, lupakan tentang masalah dirinya, yang menjadi satu - satunya murid, yang dapat dikatakan, memiliki bakat luar biasa, bahkan kakak sepupunya, Liu Qing, yang bisa dianggap cukup terkenal di Akademi Dalam pun tidak memiliki kemampuan seperti itu. Oleh karena itu, kata - kata yang diutarakan Xiao Yan, tak dapat dipungkiri, penuh dengan cemoohan yang diarahkan kepadanya.     

Seluruh area itu menjadi sunyi di hadapan kata - kata Xiao Yan. Terdapat tekanan badai yang diam - diam bergejolak di udara, menyelimuti area di luar ruang pelatihan ini.     

Lei Na di samping juga pulih dari keterkejutan akan kata - kata Xiao Yan. Raut mukanya seketika menjadi begitu gelap dan serius hingga tampak menakutkan. Matanya menatap dengan saksama ke arah Xiao Yan, ketika suaranya paraunya yang membawa amarah, berubah menjadi sebuah teriakan, "Anak kurang ajar, kau berani juga!"     

"Tidakkah kau tahu peraturannya? Sebelum kau mengeluarkan tantangan, kau harus bembunyikan lonceng tantangan di luar ruang pelatihan. Apakah kau berusaha menunjukkan, bahwa kekuatanmu besar, dengan menggunakan kekuatanmu untuk menggedor pintu seperti orang barbar?" Xiao Yan mengangkat wajahnya. Hawa dingin samar melintas di biji mata hitamnya yang gelap. Jarinya menunjuk ke arah tombol hitam tidak jauh di samping pintu, ketika ia berkata dengan suara yang gelap dan dingin.     

Meskipun siapapun yang memiliki tinju paling keras di dalam 'Menara Pemurnian Qi Langit Membara' akan menikmati kondisi pelatihan terbaik, jika seseorang telah memasuki ruang pelatihan lebih awal dan ada orang lain yang ingin bergabung setelah itu, ia harus membunyikan lonceng tantangan di luar ruang pelatihan tersebut. Sebagai tambahan, dia harus memasukkan Kartu Kristal Api miliknya, sebelum membunyikan lonceng tantangan dan satu hari 'Energi Api' akan dikurangi.     

Selama ada seseorang yang membunyikan lonceng tantangan, orang yang berlatih di dalam ruang pelatihan akan berangsur - angsur merasakan penurunan Api Hati. Ketika Api Hati melemah, orang yang sedang berlatih itu akan bisa keluar dari keadaan berlatihnya tanpa mendapatkan masalah apapun. Hal ini adalah tindakan perlindungan yang Akademi Dalam pasang, untuk orang yang sedang berlatih. Namun, Lei Na jelas telah tak menghiraukan hal yang disebut sebagai lonceng tantangan itu tadi dan alih - alih, memilih cara yang paling mudah untuk mengejutkan seseorang dalam keadaan pelatihannya hingga terbangun: Dengan paksa menggedor pintu!     

Meskipun Akademi Dalam telah menggunakan bahan khusus untuk membuat pintunya, jika seseorang menggunakan tenaga yang besar untuk mengetuknya, suara memekakan yang akan berbunyi, akan tetap mengganggu orang yang berlatih di dalam dan bahkan, memaksanya untuk keluar dari keadaan berlatihnya.     

Inilah alasan kenapa raut wajah Xiao Yan gelap dan serius, ketika ia keluar tadi. Ini juga kenapa kata - katanya sedikit tajam.     

Lei Na terpaku ketika ia ditegur oleh Xiao Yan seperti ini. Kemarahan di wajahnya menjadi semakin pekat. Karena ia biasanya bersifat menguasai, ia jarang memikirkan tentang peraturan yang ada. Terlebih lagi, dari sudut pandangnya, seberapa kuatkah seseorang yang berlatih di lantai tiga? Karena inilah, ia langsung tak menghiraukan lonceng tantangan itu dan menggunakan cara yang paling tidak beradab, tetapi paling efektif, untuk membangunkan orang yang berlatih di dalam.     

Lei Na menunjuk ke arah Xiao Yan. Ia akhirnya tertawa, karena amarahnya yang hebat, "Bagus, kau boleh juga… tanganku telah gatal selama beberapa hari. Aku bisa melemaskan otot - otot dan tulangku dengan benar hari ini." Ketika suara Lei Na terdengar, tenaga menekan kuat membuat beberapa murid di samping, tanpa disadari, mundur dua langkah.     

"Sekitar Dou Ling bintang empat. Sedikit lebih kuat daripada Fu Ao…" Xiao Yan menunjukkan raut wajah datar, ketika ia merasakan tenaga dari dalam Lei Na. Namun, benaknya telah menentukan kekuatan lawannya.     

Raut wajah Liu Fei di samping, akhirnya sedikit pulih. Ia tidak membuka mulutnya untuk menghentikan Le Na, ketika ia melihat Lei Na melangkah ke arah Xiao Yan. Hari ini, paku lunak yang dikenal dengan nama Xiao Yan, sungguh telah menusuknya hingga ia merasa sakit. Karena itu, ia tentu saja senang melihat seseorang memberikannya pelajaran.     

"Kakak Lei Na, jangan serang terlalu keras. Jika tidak, kakak sepupu akan menyalahkanku." Liu Fei melirik Xiao Yan acuh, saat ia berbicara kepada Lei Na.     

"Hee hee, baiklah." Lei Na tersenyum dan mengangguk. Seketika, ia menoleh dan tersenyum kejam ke arah Xiao Yan. Dou Qi kuat di tinjunya dengan cepat menggumpal.     

Melihat akan segera ada pertarungan yang pecah di tempat ini, orang - orang di sekitar bergegas melangkah mundur, karena mereka takut terkena dampak pertarungannya.     

Raut muka Xiao Yan, sekali lagi, telah menjadi jauh lebih suram, ketika ia memandang dingin senyum keji Lei Na. Ia dengan lembut menghirup udara yang agak panas dan berkata dingin, "Kau sungguh ingin bertarung?"     

"Apakah kau takut?" Lei Na tersenyum dan melanjutkan, "Cepat keluarlah dari ruang pelatihan ini dan minta maaf kepada Fei-er. Terlebih lagi, kau tidak diperbolehkan memasuki area pelatihan tingkat tinggi ini di masa depan. Aku akan membiarkanmu pergi jika kau setuju."     

Xiao Yan menunduk sedikit, setelah mendengar hal ini. Ia dengan tenang mengangguk, menggoyangkan tangannya dan sebuah pil obat ungu, ia masukkan ke mulutnya. Dia perlahan mulai mengunyah pil itu dengan lembut diam - diam.     

"Hei, anak kurang ajar, kau ingin mengonsumsi sebuah pil obat untuk dengan paksa meningkatkan kekuatanmu?" Melihat aksi Xiao Yan, Lei Na, tanpa disadari, tertawa dingin. Terdapat kebencian di senyuman di wajahnya itu. Ia dapat merasakan aura Xiao Yan berada di sekitar tingkat Da Dou Shi dan tak akan bisa menahan, bahkan sepuluh serangan dengannya.     

Xiao Yan tak menghiraukannya dan membuka mulutnya. Sebuah api ungu dimuntahkan dan ia menggenggamnya di telapak tangannya.     

"Hm?" Lei Na terkejut, ketika ia melihat Api Ungu di tangan Xiao Yan. Ia seketika mengerutkan dahinya sedikit dan tertawa dingin, "Sepertinya, kau memang kuat. Tak heran kau begitu angkuh. Namun, masih kurang, jika kau hanya bergantung pada benda ini untuk mengalahkanku."     

Xiao Yan masih saja tak menghiraukannya. Ia perlahan membuka tangan kanannya dan sebuah api hijau mendadak melesat keluar.     

Melihat Xiao Yan yang sedang memegang Api Ungu dengan satu tangan dan Api Hijau di tangan lainnya, keterkejutan akhirnya melintas di mata Lei Na. Meskipun ia adalah seorang yang angkuh, ia tidak bodoh. Panas yang terpancar dari dua macam api ini cukup untuk membuatnya diam - diam, mulai menganggap kedua benda itu dengan serius.     

"Aku tidak bisa menunda lagi…" Sebuah pemikiran melintas di benaknya. Tubuh Lei Na bergetar sedikit. Sebuah energi berwarna kuning, yang dapat dilihat oleh mata telanjang, melonjak keluar. Akhirnya, energi itu membungkus seluruh tubuhnya.     

"Anak kurang ajar, hari ini, akan kuberitahu kau, bahwa jika kau ingin bertahan di Akademi Dalam, sebaiknya, kau tidak terlalu mengundang perhatian!" Tawa Lei Na yang dingin, tiba - tiba terpancar dari gumpalan energi berwarna kuning. Kakinya seketika menghantam dengan keras ke tanah, saat tubuhnya menjadi seperti seekor Binatang Magic yang mengamuk, membawa angin menekan yang ganas, ketika ia menerjang dengan hebat ke arah Xiao Yan.     

Xiao Yan memandang Lei Na yang sedang menerjang mendekat, dengan tatapan dingin. Angin kuat yang berhembus ke arahnya membuat jubah hitamnya menempel erat pada tubuhnya. Tubuh Lei Na, dengan cepat membesar di biji mata hitam Xiao Yan yang gelap, saat wajah Xiao Yan menjadi lebih dingin. Api hijau dan ungu di tangannya mendadak saling bertabrakan dengan keras.     

Ketika api itu bertabrakkan, langkah kaki Xiao Yan bergeser satu langkah ke kiri dan kebetulan benar - benar menghindari serangan Lei Na.     

Kaki Lei Na dengan keras terseret di atas tanah. Ia tidak menoleh. Ia membalikkan tubuh dan deraan kaki yang mengguncang udara, hingga mengeluarkan suara guntur, diayunkan dengan keras ke arah kepala Xiao Yan.     

Tangan Xiao Yan dengan erat saling menekan satu sama lain. Api hijau dan ungu di tangannya saling terjalin satu dengan yang lainnya dengan cepat. Benih - benih api terlihat seperti percikan, yang berulangkali mendesis dan muncul. Ketika ia merasakan angin tajam yang melesat ke arah kepalanya, tubuh Xiao Yan mendadak bergetar. Kakinya yang sedikit gemetar, menekan ke tanah dengan lembut. Dalam sebuah ledakan energi, Xiao Yan, yang sedikit condong dari tanah, dengan sigap, bergerak mundur dengan tenaga ini.     

Kaki Lei Na menginjak tanah dan tubuhnya melompat ke udara. Setelah itu, tangannya berubah menjadi cakar. Seperti seekor elang ganas menerjang turun ke arah mangsanya, kedua cakar itu dengan cepat terjun ke arah Xiao Yan yang sedang mundur.     

Xiao Yan menggunakan satu kaki untuk menapak pada sebuah tembok batu di belakangnya. Menggunakan tenaga pantulan, ia sekali lagi menghindari serangan ganas Lei Na. Selain menghindar, sudut matanya melirik ke arah api di tangannya. Api hijau dan ungu telah berangsur - angsur melebur. Selama ia ada waktu, 'Api Teratai Buddha Marah' akan terbentuk. Hal itu juga akan bisa melukai musuhnya!     

Dirinya yang sekarang juga tidak menginginkan pertarungan yang berlarut - larut. Untuk bisa menghindari permasalahan di masa depan, ia harus menggunakan kekuatan mutlaknya untuk bisa memiliki reputasi yang menakutkan. Jika tidak, akan ada banyak orang yang akan mengganggu pelatihannya di masa depan!     

Rasa takut yang akan diciptakan 'Api Teratai Buddha Marah' jauh lebih berguna dibandingkan hal lainnya!     

Cakar Lei Na mendarat di atas tanah. Tenaga tajam di cakar itu langsung membuat garis - garis retakan terbentuk di permukaan bebatuan hitam yang keras.     

Hanya dalam waktu kurang dari dua menit, mereka telah saling bentrok sepuluh kali, satu menyerang dan satunya bertahan. Tenaga tajam dan sosok manusia yang melesat, membuat penonton di sekitar, tanpa disadari, berseru karena terkejut. Alasan pertama mengapa mereka berseru, adalah karena keganasan serangan Lei Na, sementara yang kedua, adalah karena Xiao Yan ternyata dapat menahannya untuk waktu yang lama hanya dengan kekuatan seorang Da Dou Shi. Harus diketahui bahwa orang ini adalah Dou Ling tingkat tinggi empat bintang. Bahkan, di seluruh Akademi Dalam, tidak ada lebih dari seratus orang yang bisa mengalahkannya.     

"K - k - r - r - e - e - k - k!"     

Serangan ganas, sekali lagi datang. Kali ini, ujung jubah hitam Xiao Yan, yang agak lambat, dengan keras dirobek oleh Lei Na. Untungnya, tubuhnya tidak cedera.     

Melihat serangannya, yang telah ia persiapkan dalam waktu yang cukup lama, dihindari, amarah di wajah Lei Na menjadi semakin dalam. Ia mendongak dan mengejek Xiao Yan yang berulangkali menghindar, "Jangan bilang kau adalah seekor kelinci(1)? Jika kau memang punya nyali, lawan aku langsung!"     

(1) kelinci = pengecut     

Setelah mendengar kata - kata Lei Na, beberapa murid yang mengamati di sekitar mereka tidak bisa menahan tawa mereka diam - diam. Kau menggunakan kekuatan seorang Dou Ling untuk menyiksa seorang Da Dou Shi dan masih meminta orang itu untuk tidak menghindar? Apakah dia sungguh berpikir bahwa orang itu tolol?     

Namun, ketika para murid yang mengamati di sekitar mereka diam - diam tertawa, Xiao Yan, yang tubuhnya dari tadi bergerak cepat, sungguh berhenti. Wajah yang lembut dan tampan itu, saat ini, dipenuhi dengan hawa dingin. Biji mata hitam gelap itu, dengan tajam, menatap Lei Na di depannya.     

Lei Na seketika bergembira setelah melihat Xiao Yan yang ternyata mendengarkannya dan berhenti menghindar. Kakinya dengan keras menapak tanah dan tubuhnya melesat mendadak secara eksplosif.     

Xiao Yan memandang Lei Na melesat meledak - ledak ke arahnya dengan tatapan yang cuek. Tubuhnya tidak bergerak sedikitpun, ketika tangannya perlahan terangkat. Ia mengibaskan telapak tangannya dan sebuah teratai api hijau - ungu, seukuran telapak tangan, terbang di atasnya.     

Setelah kemunculan teratai api hijau - ungu itu, ruang di sekitar telapak tangan Xiao Yan mendadak mulai membentuk gerakan bergejolak yang mengombak. Semua orang memandangnya, hanya mendapati ruangan di sana telah menjadi bergetar. Seketika, mereka tertegun.     

Lei Na, yang sedang melesat keras ke arah Xiao Yan, juga mendapati fenomena ganjil yang diperlihatkan oleh teratai api di telapak tangan Xiao Yan. Raut muka terkejut dengan cepat melintas di wajahnya. Ia bisa samar - samar merasakan kekuatan mengerikan macam apa yang terkandung di dalam teratai api itu.     

"Ini gawat… mengingat kekuatannya, bagaimana mungkin, dia bisa menunjukkan Teknik Dou semengerikan ini?" Sebuah pemikiran melintas di benak Lei Na. Dalam keterkejutannya, kakinya terseret di tanah. Kedua tangannya meledak keluar dengan sebuah tenaga, di depannya, menggunakan tenaga pantulan dari hal tersebut untuk menghentikan tubuhnya yang melesat ke depan. Setelah itu, ia menggunakan kedua kakinya untuk bergegas mundur.     

"Bum!"     

Xiao Yan dengan lembut melesat maju, setelah dengan acuh memandang Lei Na. Sebuah ledakan energi terpancarkan dari bawah kakinya, saat kakinya menyentuh tanah. Seketika, tubuh Xiao Yan berubah menjadi sebuah bayangan hitam samar. Tubuhnya terlihat seperti petir hitam, saat ia dalam sekejap muncul di depan Lei Na. Raut mukanya dingin, saat ia menggunakan teratai api di tangannya untuk menghantam kepala lawannya dengan keji.     

Teratai api hijau - ungu itu dengan cepat membesar di pantulan mata Lei Na, menyinari wajahnya yang piuh, dimana keterkejutan dan kengerian terpancarkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.