Baju Zirah Api Hijau
Baju Zirah Api Hijau
Sosok manusia yang telah muncul itu pada dasarnya terbungkus di dalam api berwarna hijau. Jika dilihat dengan saksama, wajah dari sosok manusia di dalam api itu benar - benar kabur. Akan tetapi, dari garis tepi sosok itu, dapat dikenali bahwa orang di dalam api itu adalah Xiao Yan.
Api berwarna hijau saat ini jauh lebih kaya dan ganas dibanding ketika Xiao Yan menunjukkannya di kesempatan sebelumnya. Api itu menggeliat. Jika seseorang memiliki mata yang tajam, maka ia akan bisa mendapati bahwa api hijau itu tampak telah terbentuk menjadi baju zirah api hijau yang sangat keras pada tubuh Xiao Yan. Serangan apapun akan terhalang oleh suhu yang sangat panas ini.
Langkah kaki orang berbaju zirah api ini bersuara rendah dan dalam, ketika ia perlahan berjalan keluar dari area yang penuh debu. Udara di sana berangsur - angsur menjadi piuh setelah pergerakan langkah kakinya.
Seluruh stadion terdiam ketika mereka memandang orang berbaju zirah api hijau besar yang muncul di pandangan mereka. Meskipun mereka tidak yakin apa yang telah terjadi, aura Xiao yan kini jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Meskipun mereka terpisah jarak yang agak jauh, orang - orang di balkon penonton masih merasakan gelombang panas membara yang menyapu mendekat. Sulit untuk membayangkan seberapa tinggi suhu yang harus dihadapi jika bertabrakan langsung dengan api itu.
"Apakah ini 'Api Surgawi' anak muda ini…" Mata Tetua Su berkedip saat ia duduk di bagian para juri. Setelah beberapa saat yang agak lama, ia menggumam terkejut, "Sungguh tidak terduga bahwa ia ternyata mampu mengendalikan 'Api Surgawi' dengan begitu terampilnya dengan umurnya yang masih muda. Hal itu sungguh luar biasa."
Meskipun sebuah 'Api Surgawi' dianggap langka, Su Qian tentu saja memahami cukup baik mengingat pengalaman dan pengetahuannya. Oleh karena itu, ia juga paham benar seberapa mendominasi dan tidak biasa gerakan sebuah 'Api Surgawi' itu. Mencoba menjinakkannya sama sulitnya dengan naik ke surga. Terlebih lagi, walaupun setelah dijinakkan, sudah berbeda lagi tingkat kemampuan yang dibutuhkan untuk bisa mengendalikannya layaknya hal itu tangan sendiri. Jika tidak dilakukan dengan benar, pukulan balasan mungkin terjadi. Namun, api yang saat ini ditunjukkan Xiao Yan adalah api yang telah memadat sampai batasnya, sebelum akhirnya ditekan hingga berubah menjadi bentuk sebuah baju zirah. Metode semacam ini membutuhkan persyaratan yang keras terhadapan taraf pengendalian seseorang. Ia sungguh tidak menduga bahwa Xiao Yan mampu melakukan prestasi semacam itu pada umurnya.
Su Qian pernah berteman dengan banyak ahli kimia yang keterampilan pemurniannya luar biasa. Meskipun seluruh api yang mereka gunakan memiliki latar belakang yang hebat, mereka sangat lebih rendah ketika dibandingkan dengan sebuah 'Api Surgawi' sejati. Bahkan, tingkat pengendalian api mereka tidak melebihi Xiao Yan begitu banyak. Harus diketahui bahwa pengendalian sebuah 'Api Surgawi' setidaknya sepuluh kali lebih sulit dibanding api lain. Terlebih lagi, kebanyakan orang ini adalah grandmaster ahli kimia terkenal di benua itu. Di sisi lain, Xiao Yan masih seorang anak muda biasa yang tidak terkenal saat ini, meskipun memiliki bakat yang cukup besar.
Memadat menjadi baju zirah, hal ini bisa dianggap metode pengendalian api tingkat yang cukup tinggi, bahkan di antara 'Teknik Pengendalian Api' dari departemen ahli kimia. Tingkat pengendalian api yang sulit yang dibutuhkan dari benda ini cukup untuk membuat kebanyakan ahli kimia tidak bisa menyusulnya.
Tentu saja, pemadatan api menjadi baju zirah tidaklah sesuatu yang tiba - tiba dipahami Xiao Yan setelah sebuah ide datang kepadanya. Hal ini hanyalah sebuah proses sederhana yang mirip dengan Baju Zirah Dou Qi dari seorang Da Dou Shi. Hanya saja, tingkat kekuatan dari tipe armor ini, yang terbentuk dari api, sebagian besar ditentukan oleh pengendalian api pengguna dan kekuatan inti api-nya. Karena Xiao Yan memiliki Kekuatan Spiritual yang kuat, yang bahkan membuat Yao Lao takjub, tentu saja tidak ada masalah dengan kemampuan pengendaliannya. Sedangkan untuk inti api… api lain apa yang bahkan lebih ganas dari sebuah 'Api Surgawi'? Karena itu, kekuatan pertahanan baju zirah api ini, yang terbentuk dari 'Api Inti Teratai Hijau', kemungkinan, sudah mencapai tingkat yang cukup mengerikan.
Lin Xiuya, Liu Qing, dan yang lainnya yang berada di panggung tinggi menunjukkan wajah - wajah tertegun, ketika mereka memandang orang berbaju zirah api hijau besar di arena. Saat ini, mereka merasa bahwa hal itu agak terlalu sulit untuk dikendalikan, bahkan mengingat kekuatan mereka berdua. Api hijau yang menyelimuti baju zirah itu, tak dapat dipungkiri, adalah sebuah api yang begitu mengerikan. Walaupun mereka tidak pernah secara pribadi bersentuhan dengannya, mereka masih bisa merasakan bahwa kemungkinan, mereka akan berada dalam masalah besar jika mereka menyentuhnya…
Karena tidak bisa disentuh, orang - orang hanya bisa menggunakan serangan Dou Qi. Akan tetapi, hanya melakukan hal itu kemungkinan akan tidak berdampak banyak pada baju zirah yang seperti cangkang kura - kura ini. Hal ini dapat dilihat dari 'Delapan Cahaya Tanah Berdarah' yang Bai Cheng telah tunjukkan tadi; bahkan teknik itu tidak bisa merusak baju zirah itu dengan cukup parah. Benda ini memiliki kekuatan pertahanan yang membuat orang tertegun.
Tanpa basa - basi, dapat dikatakan bahwa, kini setelah Xiao Yan memiliki baju zirah api hijau ini, yang tidak bisa disentuh secara fisik, tetapi memiliki kekuatan pertahanan yang besar dan kemampuan bertarungnya telah melonjak pesat. Hal ini karena, bahkan Liu Qing dan yang lainnya tidak bisa memikirkan cara apapun untuk mengalahkannya dalam waktu yang singkat, ketika dihadapkan dengan pertahanan setangguh ini.
Orang berbaju zirah api hijau besar di arena itu tiba - tiba sedikit bergetar, ketika seluruh stadion menjadi hening. Api itu perlahan ditarik dan baju zirah berwarna hijau di bawah api itu juga dengan cepat memudar. Sesaat kemudian, hal itu benar - benar menghilang, kembali menunjukkan Xiao Yan di hadapan semua orang.
Baju Xiao Yan sedikit compang camping saat ini. Wajahnya juga pucat. Akan tetapi, mata hitamnya yang gelap, penuh dengan perasaan terkejut yang gembira, yang sulit untuk disembunyikan. Ia hanya bertindak sesuai keinginannya tadi. Tidak terduga bahwa ia sungguh bisa menekan 'Api Inti Teratai Hijau' hingga hal itu berubah menjadi sebuah bentuk baju zirah. Bahkan, kekuatan pertahanan dari baju zirah api hijau ini jauh melampaui perkiraannya. Hal ini tentu saja bisa dikatakan memberinya kekuatan pertahanan mutlak…
Akan tetapi, pemadatan baju zirah api itu sangat menguras Dou Qi dan Kekuatan Spiritual - nya. Dengan kemampuan Xiao Yan sekarang, ia hanya bisa mempertahankan hal itu kurang dari lima menit. Dari sini, bisa diketahui bahwa baju zirah api ini seperti sebuah jurang tak berdasar yang menelan Dou Qi dan Kekuatan Spiritual.
"Akan tetapi, hal itu bisa dianggap sebagai sesuatu menyenangkan yang tidak terduga. Hal itu seharusnya memiliki efek unik yaitu melindungi nyawaku pada saat - saat genting." Senyum puas muncul di wajah Xiao Yan yang pucat pasi. Ia perlahan mendongak dan memandang Bai Cheng yang berwajah pucat, yang sedang menggenggam tombak panjang di tangannya. Senyum Xiao Yan berangsur - angsur menjadi ekspresi serius. Pegangannya pada Pedang Penguasa Xuan mendadak menjadi lebih erat. Selama serangan tadi, Xiao Yan jelas dapat merasakan bahwa lawannya benar - benar berniat memberikan serangan maut. Walaupun ia dapat menggunakan 'Gerakan Tiga Ribu Petir' di saat - saat terakhir untuk menghindari serangan itu, bahkan jika ia tidak bisa membentuk baju zirah api tadi, niat membunuh orang ini membuat raut muka Xiao Yan menjadi benar - benar dingin.
Sudut mulut Bai Cheng sedikit berkedut ketika ia tampak telah merasakan hawa dingin kelam di wajah Xiao Yan. Sepasang matanya masih ganas dan kejam, saat ia memadatkan Dou Qi yang sedikit tersisa di dalam tubuhnya.
Dou Qi di dalam tubuh Xiao Yan mengikuti rute Metode Qi - nya saat hal itu beredar dengan cepat. Setelah itu, Dou Qi tersebut dengan tak henti - hentinya menyerap energi alami di sekitar. Saat ini, "Mantra Api' hanyalah berada pada tingkat Xuan Menengah. Akan tetapi, kecepatan teknik itu dalam menyerap energi dan menghasilkan Dou Qi, adalah sesuatu yang bahkan lebih hebat daripada sebuah Metode Qi Xuan Tinggi. Bahkan, dengan mengkoordinasi pemurnian dengan 'Api Inti Teratai Hijau', tingkat pemulihan Dou Qi di dalam tubuh Xiao Yan kemungkinan tidak tertandingi oleh seseorang dengan kelas yang sama dengannya. Hanya jika terdapat sebuah perbedaan besar di antara kekuatan mereka, kesenjangan baru mungkin terjadi.
Ketika mereka berdua saling menghadapi satu sama lain lagi, suasa di dalam arena kembali menjadi tegang dengan perasaan penuh amarah.
"Aum!"
Teriakan rendah terpancar dari tenggorokkan Bai Cheng. Matanya mengandung sisa - sisa warna merah darah tadi, saat tangannya mengencangkan pegangannya pada tombak panjangnya. Dalam sekejap, tubuhnya condong ke depan. Tangannya mendadak menyambar gagang tombak itu dan melemparkannya dengan ganas. Seketika, tombak panjang berwarna darah melintas di udara seperti sebuah cahaya berdarah, mirip dengan warna matahari terbenam, membawa suara tajam angin kencang saat hal tersebut melesat secara eksplosif ke arah kepala Xiao Yan!
Tombak panjang berwarna darah dengan cepat membesar di pantulan mata gelap itu. Saat benda itu hendak memasuki radius sepuluh meter dari Xiao Yan, ia dengan segera menginjak tanah dengan keras. Seketika, api berwarna hijau yang sangat dalam melesat keluar dengan meledak - ledak dari jemarinya.
Api hijau itu tidak terlalu cepat. Akan tetapi, kekuatannya membuat orang terkejut. Ujung tombak berwarna darah itu baru saja bertabrakan dengan api itu, ketika ujung tombak tadi, yang terbuat dari logam, dengan cepat berubah menjadi bentuk cairan di hadapan semua orang. Tombak itu mengeluarkan suara 'chi chi' saat terjatuh ke atas tanah, meninggalkan bekas kecil pada tanah.
Pangkal tombak itu ikut mencair setelah ujungnya, berubah menjadi logam meleleh sebelum akhirnya merambat ke gagang tombaknya… karenanya, sebuah tombak panjang yang terbuat dari logam terbakar oleh api hijau yang terlihat biasa dan pada akhirnya, berubah menjadi kolam logam cair di hadapan semua orang. Pemandangan ini membuat cukup banyak orang merasa ngeri di sekujur tubuhnya. Tidakkah hal itu akan menyebabkan mereka bahkan tidak bisa meninggalkan abu mereka jika disentuh oleh api ini?
Bai Cheng terpaku ketika ia memandang tombak panjang yang benar - benar berubah menjadi logam cair, kurang dari tiga meter dari wajah Xiao Yan. Tubuhnya seketika mulai berguncang. Ia telah menunjukkan seluruh taktiknya, tetapi pada akhirnya, keparat di depannya itu masih tidak jatuh juga…
Saat mata Bai Cheng menatap dengan serius ke arah Xiao Yan, ia menyadari bahwa mata Xiao Yan kelam dan penuh dengan niat membunuh. Mendadak ia merinding di sekujur tubuhnya. Perasaan ngeri sekali muncul, jauh di lubuk hatinya.
"Keparat ini ingin membunuhku?" Pemikiran mengejutkan melintas di benaknya. Bai Cheng bergegas mengangkat tangannya untuk berteriak bahwa ia mengaku kalah.
Akan tetapi, ketika tangannya bergerak, kaki Xiao Yan dengan lembut menghentak ke bawah. Raungan rendah dan dalam bergemuruh di arena. Seketika, semua orang dapat merasakan cahaya perak melintas di mata mereka, sebelum sosok manusia berwarna hitam muncul di depan Bai Cheng.
"Karena kau berniat membunuhku, tentu saja aku harus membalas hal itu juga." Xiao Yan membuka mulutnya dan tersenyum saat ia memandang wajah ketakutan yang berada dekat dengannya. Sebuah keganasan melesat ke dalam mata Bai Cheng, tampak tepat seperti iblis.
Tubuh Xiao Yan mendadak terhenti. Seluruh tubuhnya berada satu setengah senti dari tanah, saat tubuhnya berputar di udara. Kelima jarinya dengan erat mengepal saat ia meminjam tenaga putaran tubuhnya dan menerjang mendadak, sembari mengeluarkan suara ledakan suara yang rendah dan dalam!
"Ledakan Oktan!"
Teriakan dingin dan kelam itu membuat tubuh Bai Cheng membeku seketika. Sebuah tinju yang terbungkus oleh tenaga ganas yang tiada banding, dengan cepat membesar di pantulan matanya…
"Bum!"
Suara teredam rendah dan dalam mendadak bergema. Seluruh penonton memandang Bai Cheng, yang seperti karung pasir, saat ia terseret di atas tanah. Ia membentuk bekas torehan sepanjang puluhan meter di tanah yang keras, sebelum ia meluncur keluar dari arena dan bertabrakan dengan tembok. Tidak ada yang tahu apakah ia masih hidup atau tidak. Setelah itu, semua orang berpaling dan memandang pemuda berjubah hitam yang masih mempertahankan sikap meninjunya. Perasaan ngeri secara refleks merembes keluar dari tulang mereka…