Perjuangan Menembus Surga

Menang!



Menang!

0Wajah Yao Sheng pucat karena marah ketika ia memandang Xiao Yan di langit yang menunjukkan senyum mengejek yang terangkat di sudut bibirnya. Tangannya mengencangkan pegangannya pada belatinya saat ia berkata dingin, "Bahkan tanpa 'Dunia Air Hitam', kau akan kalah cepat atau lambat. Aku tidak percaya bahwa teknik rahasiamu itu yang meningkatkan kekuatanmu, bisa bertahan lama."     

"Hal ini cukup untuk menghabisimu." Xiao Yan tertawa pelan. Tangannya berguncang sedikit ketika Dou Qi berwarna hijau kuat membawa benang - benang api hijau, yang sulit untuk ditemukan, melompat dan memanjat pada pedang beratnya. Matanya melirik dengan saksama Yao Sheng di bawah, yang seluruh tubuhnya tegang. Dalam sekejap kemudian, Xiao Yan tiba - tiba mengepakkan sayapnya dan mendengar suara 'shua' pelan. Seketika, sebuah bayangan hitam samar dengan aneh muncul di belakang kepala Yao Sheng. Pedang berat di tangannya membawa tenaga liar dan hebat, saat benda itu dengan ganas menebas ke arah bawah. Angin ganas itu tampak berniat merobek udara di depannya.     

Yao Sheng merasakan sesuatu ketika angin dari belakangnya berbunyi. Kakinya menginjak dengan keras di atas tanah dan uap air hitam mendadak menggelora keluar dari bawah kakinya. Akhirnya, air itu bertabrakan dengan pedang berat itu.     

"Puf!"     

Ketika keduanya saling bersentuhan, pedang berat itu memanaskan air hitam gelap hingga berubah menjadi kabut yang berwarna kehitaman dengan sangat mudah. Akan tetapi, ketika air itu menghilang, ruang di depannya kosong. Setelah meminjam pengalihan singkat uap air tadi, Yao Sheng telah menggunakan kelincahannya untuk mundur beberapa meter.     

Serangan pedang berat Xiao Yan baru saja berhenti, ketika Yao Sheng yang kelam dan kejam kembali menerkam mendekat secepat kilat. Sepasang belati hitamnya yang gelap dengan cepat berputar di antara kesepuluh jarinya. Belati itu seperti dua ular beracun, sangat mematikan dengan penuh dengan kilauan dingin pekat.     

Xiao Yan mengangkat alisnya setelah melihat bahwa Yao Sheng datang menerjang langsung. Dou Qi di dalam tubuhnya seperti sebuah sungai yang deras, yang mana dengan cepat mengalir tanpa henti di dalam Jalur Qi - nya. Hal itu memenuhi berbagai macam bagian tubuhnya dan memberikannya kekuatan. Kedua tangannya menggenggam pedang berat dengan kencang, saat teriakan terdengar dari tenggorokannya. Seketika, pedang berat itu kembali dengan ganas menusuk ke depan.     

Ketika anginnya kuat, hal itu menarik seluruh udara di area di mana pedang berat itu lewat. Suara - suara ledakan gas yang rendah dan dalam berulang kali menggema, menusuk gendang telinga orang - orang.     

Di hadapan serangan ini, jarak di antara mereka berdua pada dasarnya terlampaui dalam sekejap mata. Akan tetapi, ketika dua belati Yao Sheng bersentuhan dengan pedang berat, badan mereka dengan aneh berputar. Tubuh belati itu bersikap aneh ketika bersarang dekat dengan permukaan pedang berat, dan berputar beberapa kali, sebelum belati tadi mendadak muncul di titik di mana Xiao Yan sedang memegang pedang berat. Dengan senyum dingin dan kelam, belati tajam di tangannya tanpa basi - basi meluncur ke depan di mana tangan Xiao Yan berada.     

Beberapa sorakan terdengar di stadion, saat semua orang memandang Xiao Yan.Yao Sheng mendadak memaksa maju untuk bisa mendekat kepadanya. Dalam jarak yang sedekat itu, kekuatan pedang berat pada dasarnya benar - benar dilumpuhkan oleh lawannya! Jika berada dalam situasi normal, Xiao Yan kemungkinan akan menekan Yao Sheng hingga ia kalah setelah ini. Bahkan, jika Xiao Yan sembrono, belati seperti ular berbisa yang ganas dan licik itu bahkan akan meninggalkan luka yang cukup dalam pada tubuh Xiao Yan.     

Hanya ada beberapa orang mengernyitkan alis mereka, sembari seluruh stadion berseru. Dengan pengalaman bertarung dan kecepatan Xiao yan, bagaimana bisa ia membiarkan lawannya masuk ke dalam titik buta serangannya sendiri semudah ini?     

Wajah Liu Fei begitu bersemangat hingga wajahnya agak memerah, saat ia memandang Xiao Yan menghadapi sebuah situasi yang berbahaya. Ia hampir bersorak. Akan tetapi, mata Liu Qing, yang duduk di sampingnya, menatap wajah Xiao Yan dengan saksama. Tidak terdapat sedikitpun kepanikan di sana. Alih - alih, wajah itu menunjukkan senyum dingin. Hatinya seketika sedikit putus asa.     

Di hadapan banyak tatapan mata di arena, dua belati Yao Sheng mendekati tangan Xiao Yan. Angin dingin pekat di belati itu membuat pori - pori di tangan Xiao Yan terbuka.     

Saat belati itu mendekati tangan Xiao Yan, kegembiraan di sudut mulut Yao Sheng melebar.     

Ketika belati itu berada sangat dekat dengan Xiao Yan, ia akhirnya bergerak. Ia tidak melakukan serangan balasan yang mengejutkan, tetapi alih - alih mengambil inisiatif untuk melepaskan pedang berat di tangannya. Pedang itu terbang menembus udara dan mendarat dengan keras di atas tanah. Suara jernih yang terdengar membuat beberapa orang terkesiap. Bisakah pertarungan ini masih berlanjut setelah ia kehilangan senjatanya? Tentu saja, juga terdapat beberapa orang yang berpikir lain. Saat ini, mereka tiba - tiba mengingat kejadian pertarungan Xiao Yan dengan Bai Cheng di Arena Pertarungan dulu. Kala itu, kekuatan yang ditunjukkan Xiao Yan setelah kehilangan senjatanya bahkan lebih liar dan lebih ganas daripada sebelumnya!     

Aksi Xiao Yan dimana ia meninggalkan senjatanya, membuat kegembiraan liar menggelora di wajah Yao Sheng. Momen ini tidak membuatnya ragu lagi. Belati di tangannya mendadak dibungkus oleh Dou Qi berwarna hitam. Saat benang - benang Dou Qi berdiam di atas belatinya, baus amis mendadak memenuhi arena!     

"Duri Khayalan Tenggelam!"     

Teriakan kelam yang mengandung hawa dingin pekat terlontarkan, ketika sepasang belati dengan cepat berguncang dengan aneh. Benang - benang udara hitam membungkusnya saat belati itu berguncang. Udara hitam tampaknya merupakan seekor ular beracun yang memiliki sebuah roh, saat hal itu melesat ke segala arah. Saat ini, tiap helaian energi hitam itu memiliki kekuatan untuk menembus sebuah batu besar.     

Xiao Yan jelas paham di dalam hatinya, bahwa uap hitam yang datang melayang dari segala arah tidak hanya memiliki kekuatan yang mengejutkan, mereka juga mengandung racun yang mematikan. Ketika ia memandang hal itu… tangan Xiao yan dengan cepat membentuk segel di depannya. Ia seketika mengeluarkan teriakan lembut dan gumpalan - gumpalan api berwarna hijau dengan cepat menggelora keluar dari Roh Penerimaan di dalam vortex.     

Saat api di dalam tubuhnya menggelora keluar, bagian luar tubuh Xiao Yan kembali dibungkus oleh sebuah api. Bahkan, ketika api itu berkelip, api itu terbentuk menjadi sebuah baju zirah api dalam sekejap mata secepat kilat.     

"Chi, chi…"     

Saat benang - benang hitam yang tak terhitung jumlahnya dengan keras menabrak baju zirah itu, hal itu tampak seperti es yang bertemu dengan minyak mendidih, saat suara 'chi' berulang kali terpancarkan. Tenaga yang cukup untuk menembus sebuah batu raksasa hanya membuat baju zirah itu sedikit penyok.     

Ketika benang - benang hitam itu menggelora secara eksplosif, dua cahaya pekat dingin menyala. Dengan daya gerak yang secepat petir, mereka seketika menusuk dengan ganas ke arah baju zirah api itu. Seketika, dua suara logam jernih bergema dari dalam arena.     

Dua belati hitam gelap itu sangatlah besar. Meskipun baju zirah api hijau sangatlah kuat, zirah itu masih ditembus sedalam setengah jari. Walaupun ditembus, kedalaman ini adalah batasan belati tersebut. Suhu yang sangat panas pada baju zirah api dalam sekejap membuat belati hitam gelap tadi menjadi merah membara. Yao Sheng memegang dengan erat belati itu dengan tangannya, saat belati tersebut mengeluarkan suara 'chi chi', dan uap putih mengepul dari benda itu. Situasi semacam itu mengejutkannya hingga titik di mana ia bergegas mengarahkan Dou Qi - nya dan membungkusnya di sekitar tangannya. Meskipun begini, ia masih merasakan rasa sakit membakar yang berangsur - angsur menjadi lebih kuat.     

Yao Sheng dengan hebat mendorong belati itu, tetapi benda tersebut tidak bergerak bahkan sedikitpun. Merasa tak berdaya, ia hanya bisa dengan cepat melepaskan tangannya. Saat ia mundur, matanya menatap Xiao Yan dengan saksama, yang seluruh tubuhnya dibungkus di dalam baju zirah api. Saat ini, ia tampaknya melihat dengan samar tatapan menghina melintas dari bawah topi baja itu.     

Dou Qi api hijau mendadak bergelora dan topi baja api yang membungkus kepala Xiao Yan dalam sekejap menghilang. Wajah Xiao Yan terungkap dengan menghilangnya topi baja itu. Saat itu, mulutnya tampak seperti seekor katak, saat mulutnya itu berdenyut dengan gerakan beritme besar. Tangannya dengan cepat membentuk sebuah segel.     

"Ini gawat!"     

Yao Sheng, yang sedang terbang mundur, mendadak menjadi berkecil hati ketika ia melihat pergerakan Xiao Yan.     

Akan tetapi, saat pemikiran ini melintas di hatinya, segel di tangan Xiao Yan mendadak berhenti. Mulutnya berdenyut sebelum tiba - tiba terbuka. Seketika… raungan harimau yang sangat jernih, yang mengguncang gendang telinga, mendadak berbunyi secara meledak - ledak di dalam arena!     

"Raungan Singa Harimau Penghancur Emas!"     

Suara sebuah raungan harimau menggelora keluar dari mulut Xiao Yan. Sebuah gelombang suara seperti zat yang melingkar menyebar keluar secepat kilat seperti sebuah riak. Dalam sekejap, hal itu mengejar Yao Sheng. Kepalanya seketika menjadi pening. Perutnya merasa mual saat seteguk darah segar menggelora ke dalam tenggorokannya, sebelum akhirnya tumpah keluar dari sudut mulutnya.     

Di hadapan serangan gelombang suara yang mendadak ini, Yao Sheng akhirnya menderita luka berat yang serius. Bahkan, kepeningan yang mematikan juga terasa di kepalanya.     

Dalam keadaan saling serang seperti ini, kepeningan semacam itu, tak dapat dipungkiri, akan menentukan pemenangnya. Mengingat watak Xiao Yan, ia pasti tidak akan melepaskan kondisi pening semacam ini, yang sengaja ia buat. Oleh karena itu, ketika pikiran Yao Sheng sedang digantikan oleh kepeningan tadi, tubuh Xiao Yan akhirnya bertindak!     

Cahaya perak di bawah kakinya berkedip dan sebuah ruangan petir samar terdengar. Seketika, mata semua orang kbaur, ketika tubuh Xiao Yan dalam sekejap muncul di depan Yao Sheng secepat kilat.     

Hati semua orang mendadak berdegup semakin kencang ketika mereka melihat pemandangan ini. Mereka tahu bahwa pemenangnya akan ditentukan saat ini juga!     

Kepeningan di benak Yao Sheng hanya berlangsung selama dua kali hembusan napas. Akan tetapi, ketika benaknya berangsur - angsur memulihkan kesadarannya, sebuah bayangan hitam telah muncul di depannya. Keterkejutan muncul di hatinya, sebuah angin yang sangat kuat, yang membawa ledakan suara yang rendah, berbunyi di seluruh arena.     

"Ledakan Oktan!"     

Yao Sheng telah kehilangan kesempatannya untuk menghindar dengan jarak sedekat itu. Wajahnya dibungkus keterkejutan keputusasaan.     

Suara seseorang menghirup udara sejuk berbunyi di seluruh arena saat ini. Di hadapan serangan ganas seperti itu, kemungkinan, Yao Sheng pasti akan kalah.     

"Yao Sheng telah kalah!" Perkataan samar dimuntahkan baik dari mulut Liu Qing dan Lin Xiuya di saat yang bersamaan. Akan tetapi, wajah Liu Qing kelam dan serius, sementara wajah Lin Xiuya penuh dengan perasaan takjub dan senyuman.     

Setelah mendengar kata - kata yang terpancar dari mulut Liu Qing, wajah Liu Fei, yang terlihat gembira tadi ketika ia mengharapkan Yao Sheng menghajar Xiao Yan hingga ia memohon belas kasihan, tiba - tiba menjadi pucat pasi. Mulutnya berulang kali terbuka dan menutup, berpikir, bagaimana ini bisa terjadi?     

Tinju yang dibungkus Dou Qi kuat menembus halangan udara dan membawa tenaga kuat yang tiada banding, saat hal itu dengan keras menghantam dada Yao Sheng yang terkejut. Tinjunya berputar dan tenaga yang dilemparkan ke segala arah terlontar keluar.     

"Grek!"     

Perasaan sakit yang hebat terpancar dari dada Yao Sheng, saat warna merah menggelora ke wajahnya yang terkejut. Dalam sekejap kemudian, ia akhirnya tidak bisa menahan muntahan seteguk darah segar. Tubuhnya tampak telah menderita cedera serius, saat badannya itu melesat ke belakang, sebelum akhirnya mendarat dengan keras di luar arena. Banyak garis retakan yang dalam sekejap muncul di atas tanah di mana ia mendarat.     

Darah segar yang dimuntahkan keluar menguap karena api, ketika hal itu masih berada dalam jarak setengah hingga satu meter dari tubuh Xiao Yan. Baju zirah api hijau pada tubuh Xiao Yan bergetar, sebelum hal dengan cepat berubah menjadi kehampaan.     

Xiao Yan perlahan melangkah maju. Ia memandang wajah pucat pasi Yao Sheng di luar arena dengan sikap yang cuek. Suara tenang bergema di seluruh arena.     

"Kau telah kalah…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.